Mengemban Tugas, Melawan Lelah

6 1 1
                                    

Dua hari setelah tugas itu, badanku masih terasa lelah paska bertugas dari pagi hingga tengah malam. Rasanya, badanku perlu berbaring. Tapi, ponselku berbunyi, dan ada pesan masuk di grup kelas. Guruku menyuruhku untuk masuk sekolah esok hari karena ada sesuatu yang perlu diberitahukan kepadaku.

Ngomong-ngomong, selama bertugas di Jakarta kemarin, ga ada kata istirahat sama sekali. Mungkin bagi kalian, untuk kapasitas anak sekolahan yang ikut kerja sambilan (atau di Jepang sana disebut Arubaito), mungkin ini bisa dibilang terlalu padat. Mengapa demikian? karena bisa aku bilang, aku itu terlalu muda untuk menjadi seorang Jurnalis televisi profesional. Dan pekerjaanya lebih-lebih dari pelajar yang ikut PKL di perusahaan media. Bayangkan saja, Aku harus memantau teman-teman yang meliput acara itu dari jam sepuluh pagi sampai selesai. Belum lagi jika ada teman yang terlalu santai, aku harus bersikap tegas kepadanya. Gak sampai di situ, di tengah malam, aku memberi pengarahan untuk liputan hari esok dan aku juga harus ikut meliput acara itu, bukan hanya memantau teman-temanku saja. Untungnya, karena saat aku meliput acara tersebut, aku telah mengikuti UNBK dan Ujikom dan juga sudah masuk masa fakultatif di sekolah, jadi nggak bentrok sama jadwal sekolah.

Biasanya sih, kalau di hari biasa, aku kadang selesai siaran jam tujuh malam (Kecuali hari Rabu, bisa sampe jam sepuluh malam), cuman kemarin itu aku baru selesai jam 12 tengah malam. Tapi sih, pas pulang dari Jakarta ke Bandung kemarin datangnya jam delapan malam, jadi aku bisa langsung mengistirahatkan diri. Terlebih lagi si Ayang yang kelihatannya udah capek banget nyetir dari Kemayoran ke Kiaracondong.

Esok paginya, aku dan si Ayang berangkat ke sekolah untuk mengetahui pengumuman itu. Ternyata, pengumuman itu berkenaan dengan pembagian ijazah dan pengumuman kelulusan yang akan disampaikan beberapa pekan lagi.

Setelah mengetahui pengumuman tersebut, aku dan si ayang pun berangkat ke kantor. Setibanya disana jam satu siang, diriku tiba-tiba tumbang di meja redaksi dan tertidur saking lelahnya. Ya maklum saja, kemarin aku tidur cuman 4 jam saja.

"Ah, sudah jam berapa ini?" ucap aku saat terbangun dari tidurku. Lalu mataku menoleh ke arah jam dan diriku terkejut "Alamak! satu jam lagi siaran!"

Aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka agar wajah kembali segar. Setelahnya, aku segera mendirikan shalat Ashar dan bersiap untuk siaran.

Aku hampir saja melupakan jadwal latihan rutin ku bersama Sarah. Namun saat aku menghubunginya, ternyata dia sedang berada di luar kota untuk menemui saudaranya.

"Akhirnya, aku bisa membayar hutang tidurku," ucap aku setelah meneleponnya selepas siaran. Namun, sebelum kembali tidur hingga esok pagi, aku berbincang sedikit dengan si Ayang.

"yang, gimana tidurmu tadi?"
"Agak mendingan sedikit, aku bangun jam lima sore tadi. Rasanya sih masih agak ngantuk," ujarnya, "apa kamu hari ini ga latihan?"
"Pengennya sih hari ini latihan, tapi Sarah lagi di luar kota."

Setelah ku mengobrol dengannya, aku pun mulai bersiap untuk tidur. Rasanya nikmat sekali tidur di mess pekerja di kantorku.

Keesokan paginya, aku berencana untuk sedikit refreshing di daerah Lembang bersama si Ayang dan teman-teman sekantor. Ya, berhubung hari ini libur dan Sarah masih ada di luar kota hingga nanti malam.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang