Mencoba Menerapkan Konsep Nyepi Saat Ramadan

3 0 0
                                    

Saat bulan Ramadan kemarin
Kalau boleh kalian tahu, aku orangnya suka mengeksplorasi sesuatu yang belum aku coba. Dan juga aku menyukai kebudayaan lokal di Indonesia. Dan waktu itu, aku berpikir kalau aku menerapkan konsep Nyepi saat bulan puasa, bakal efektif gak ya?

Kebetulan, waktu itu si Ayang baru mempunyai kontaknya Ghina, dan aku menanyakan sesuatu ke si Ayang sebagai perantara aku dengannya.

"Yang, aku pengen tau, kalau orang bali biasanya ngapain aja sih pas Nyepi. Pengen banget nerapin konsep nyepi pas Ramadhan."
"Buat orang Hindu Bali sih mungkin mereka akan mengosongkan segala kegiatannya di tahun baru saka dan disana nggak ada kegiatan sama sekali. Tapi ya, kan temanku itu kan agamanya Islam, jadi aku mungkin bakal bertanya kepadanya soal itu"
"oh, oke oke"

Setelah Si Ayang menghubungi Ghina

"Yu, aku udah ngobrol sama dia, Katanya sih dia juga ga ada kegiatan sama sekali. Paling cuma makan sama tidur. (*Kalau shalat sih udah pasti ya.)"
"Oh gitu, besok aku cobain nggak ngelakuin apa-apa kecuali tidur sama shalat."
"Semoga berhasil yu!"

Kebetulan saja, besok di rumah bakal nggak ada siapa-siapa. Semuanya bakal ke kantor (Kecuali si Ayang, dia mau mengulas mobil di dekat Arcamanik), jadi suasana Nyepi nya itu akan sangat-sangat terasa (Meskipun secara umum, Nyepi di Bali itu berlaku di seluruh penjuru Bali, kecuali untuk rumah sakit).

Seharusnya, sebelum melakukan Nyepi di Bali, masayarakat akan melakukan beberapa prosesi sebelum Nyepi seperti Melasti, Tawur dan Pengrupukan sebelum akhirnya pada puncak perayaan Nyepi itu mereka melakukan Catur Brata. Catur Brata itu apa? Catur Brata itu merupakan salah satu prosesi dalam Nyepi, dimana pada hari itu ada empat pantangan, yaitu Amati Geni (Tidak menyalakan Cahaya sekalipun itu dari barang elektronik), Amati Karya (Tidak melakukan aktivitas bekerja), Amati Lelungan (Tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (Tidak mendengarkan hiburan).
Demikianlah untuk masa baru, benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam tahun baru Caka pun, dasar ini dipergunakan, sehingga semua yang kita lakukan berawal dari tidak ada,suci dan bersih. [Wikipedia]

Jadi, setelah sahur dan mendirikan shalat subuh, aku mulai mematikan semua lampu di rumah setelah si Ayang, Kak Kania dan Suaminya serta Kak Nindy dan Suaminya pergi ke kantor dan aku juga menonaktifkan ponselku dan tidak menyalakan komputer dan laptop yang biasanya aku pakai untuk bekerja. Dan semua kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari pun diganti dengan tidur, shalat dan membaca Al-Quran sembari menunggu azan Maghrib.

Lalu, bagaimana soal takjil untuk berbuka? Aku sudah menyiapkannya sejak kemarin dan aku juga menitipkan makanan ke si Ayang.

Saat berbuka, aku dan Si Ayang pun berbuka puasa di tengah kegelapan malam. Dan akupun berhasil menerapkan konsep nyepi pas bulan puasa dengan lancar hingga setelah shalat tarawih selesai. Aku rasa, sehari tanpa menyalakan televisi, lampu, ponsel dan berbagai alat elektronik serta tidak berpergian dan mengganti semua aktivitas dengan mendekatkan diri kepada Allah itu benar-benar menciptakan ketenangan bagiku. Tidak ada drama di Internet, tidak ada hal yang bisa membuatku emosi, segalanya hilang dalam sehari ini.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang