Yang Sebenarnya Terjadi Saat Idulfitri

3 0 0
                                    

Hari raya sudah tiba! Takbir berkumandang di penjuru kota. Namun di satu sisi, aku sedih (malah pengen nangis) karena Ramadhan telah usai, dan juga karena aku nonton acara khusus saat berbuka puasa dimana ada momen saat ada semacam pengumuman yang disiarkan langsung dari kantorku di Pasteur yang bunyinya gini

"Ramadhan akan segera berakhir. Kami tunggu kedatangan anda selanjutnya dengan senang hati. Terimakasih telah datang tahun ini."

Well, hal itu sebenarnya aku yang mencetuskannya. Berawal dari salah satu adegan di anime Plastic Memories edisi terakhir dimana taman bermain akan segera tutup. Namun, si karakter utamanya (Tsukasa) dan Isla ingin naik gondola untuk terakhir kalinya sebelum Isla "tutup usia". Jadi gini, hal itu dianalogikan sebagai suasana di hari terakhir bulan Ramadhan, dimana bulan Ramadhan dianalogikan seperti taman bermain, dimana semua orang bergembira dan bersenang-senang hingga waktu dimana taman itu tutup. Mereka bisa mencipta kenangan indah yang dapat dikenang sepanjang masa.

Kebiasaan ini memang sudah dilakukan di stasiun televisi tempat aku dan si Ayang bekerja sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan saat ada yang mendengar pengumuman itu, ada yang menangis histeris karena kita tidak tahu tahun depan apakah kita bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadhan?

Meskipun demikian, keriangan masih tetap tumbuh saat takbir berkumandang sepanjang malam hingga sebelum shalat ied digelar.

Raya Hari Pertama

Aku sekeluarga beserta si Ayang akan menuju ke tempat shalat ied di Den Jasa Ang yang lokasinya tidak jauh dari rumahku. Ramai orang yang ada di tempat itu, ceramahnya pun menyejukkan hati dan tentunya tidak membawa unsur politik (entah kenapa, teman-temanku di penjuru lain Kota Bandung ada yang merasakan ceramahnya membawa unsur politik paska pilpres lalu). Selepasnya menjalankan shalat ied, kami langsung bermaaf-maafan dengan sanak keluarga dan menyantap ketupat beserta opor ayam dan lauk lainnya. Setelahnya, aku dan si Ayang menuju ke rumah ibundanya si Ayang di gang Haji Kurdi yang nggak begitu jauh dari rumah, sementara Bunda, bapak, kak Kania, Mas Arif, Kak Nindya dan mas Danang akan berkeliling ke rumah-rumah tetangga dan saudara sebelum menyusulku di rumah ibundanya si Ayang.

Ada hal menarik soal si Ayang, karena bajunya ada gambar aku (atau juga si Ghina karena fisiknya memang mirip), seseorang ada yang bertanya "udah punya pacar belum?". Padahal kita udah beberapa tahun bersama lho.

Sementara itu, di Denpasar

Lain cerita saat si Ghina mengirimkan cerita saat raya hari pertama di Bali. Nyaris sama kayak si Ayang, dia malah diberi pertanyaan oleh ayahnya.
"Mana cowomu? nggak ngasih THR? hahaha..."
Lantas, saat aku masih berkumpul dengan keluarga di rumah ibundanya si Ayang, aku sempat membaca ceritanya Ghina dengan agak lantang. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Mereka malah tertawa.

Di saat keluargaku pulang ke rumah, aku dan si Ayang malah masih tetap stay disana karena aku, Si Ayang beserta kembarannya akan berkunjung ke rumah Fina.

Fina adalah temannya adikku, Ajeng selama duduk di bangku kelas 8 SMP bersama si Ayang. Dan saat ini dia sudah menikah dengan seseorang.
"Owalah, pantes aja dia ga ikut bukber kemarin" -aku, di dalam hati.

Sepulangnya disana, aku dan Si Ayang malah ikut salawatan ketimbang pulang ke rumah. Tradisi itu memang sudah menjadi hal biasa setiap hari raya lebaran di daerah rumah ibundanya si Ayang. Tak jarang, mereka membagikan uang sebesar dua puluh ribu kepada siapa saja yang ikut. Mayan kan buat nambah THR.

Aku memang ga ikut dalam antrean, tetapi aku merekam hal itu buat arsip video dokumentasi hari raya ku di Bandung.

Tadinya, aku ingin mengantarkan si Ayang untuk membeli kacamata yang mirip dengan kacamataku dan si Ghina. Cuman, tokonya tutup. Jadi aku akan mencoba kesana lagi setelah berlibur ke Bali.

Raya Hari Kedua

Pagi yang biasa di rumahku. Aku membuka feed sosial media ku. Dan si Ghina membagikan cerita di instastories nya, dia ada di tempat wisata kolam renang. Lantas, aku membalas cerita itu
"Dih, gak ngajak-ngajak kamu ya."

Sontak, aku kepikiran buat berenang sekalian ngecosplay jadi "Mahou Shoujo Desyana" dengan pakaian renang yang mirip dengan pakaian renangnya si Ghina saat dia memposting "Ada yang mau ikut renang" yang juga merupakan pemicu diriku untuk membentuk bentuk tubuhku seperti dia. Namun, di satu sisi, kolam renang Karang Serta pasti bakal penuh karena bertepatan dengan momentum hari raya. Tapi ya, aku malah kepikiran untuk renang di kolam renang yang ads di kantorku di Kencana wangi. Jadi, aku bersiap-siap menuju ke kantor untuk melakukan itu sembari nungguin jam Siaran siang. Lebaran ya ngantor, ya kan?

Setelah ke kantorku di Kencana wangi, aku dan si Ayang menuju ke BIP untuk sedikit berbelanja, namun sebelum kesana, bunda memberitahuku kalau besok siang aku, si Ayang dan keluargaku akan berangkat lagi ke Bali. Tadinya sih mau berangkat dua pekan setelah lebaran, cuman bunda memajukan jadwal keberangkatan menjadi besok siang. Ya otomatis aku juga harus berbelanja untuk menunjang kegiatanku disana.

Sepulangnya disana, aku dan si Ayang langsung pulang ke rumah untuk mempersiapkan liburanku ke Bali besok.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang