Dialog Senja Di Pinggir Pantai

12 1 0
                                    

Denpasar, Beberapa Hari sebelum Liburan Idulfitri Berakhir.

Masa liburan telah berakhir, dan masa bekerja pun akan segera dimulai. Aku harus bergegas kembali ke Bandung untuk kembali bekerja seperti biasanya. Namun, aku merasa sedih karena aku tidak akan mungkin bertemu Ghina disana sampai waktu yang belum ditentukan. Meskipun aku dapat berkomunikasi dengannya melalui Skype, tetapi rasanya akan sedikit berbeda dibandingkan kalau aku bertemu langsung dengannya. Tapi apa boleh buat, aku kini hanya bisa mengandalkan layanan Skype untuk bertatap muka dengannya (juga dengan Sarah yang sedang bekerja di luar kota dan hanya sebulan sekali ia kembali ke Bandung). Namun, sebelum aku bertolak kembali ke bandung, beberapa hari yang lalu kami bermain bersama di pantai. Kami berenang sembari bersenang-senang menikmati liburan paska lebaran disana.

Kami bermain di pantai dari siang hingga petang hari, menunggu senja tiba sembari melakukan sesi foto dengan pakaian renang masing-masing. Kami bahkan menggunakan pakaian renang yang sama lho, karena kami actually kembar, tapi beda orang tua dan bahkan tidak ada hubungan keluarga sama sekali kecuali hubungan pertemanan di sekolah.

Lelah kami bermain di pantai, kami duduk santai di pinggiran pantai dan berdialog mengenai satu hal.

"Gin, kamu pernah mengalami Down gak?"

"Jadi gini ya yu, aku dulu hampir putus asa karena beban ujian pas UNBK kemarin. Tapi nggak berlangsung lama sih."

"Gimana bisa Gin? Aku aja pas uwa nya si Ayang meninggal, down nya cukup lama sih. Sedikit menggangu mood belajarku malah."

"Just do a simple thing to recover your mood, Yu. Maen game misalnya, atau nyanyi atau main sama temen."

"Nah itu, kemarin juga aku sempet nangis abis latihan, terus aku main sama adik kecilku. Nggak lama sedihnya."

"Noh, kamu tau apa yang kamu lakukan itu bisa mengurangi kesedihanmu, Yu."

"Aku berpikir, kita ga bakal lama bertemu lagi disini. Aku harus kembali ke Bandung."

"Aku juga tau kamu bakal pergi lagi, tapi kan aku juga pengen collab dengan kamu dan juga saudara tua kamu."

"Eh, kamu punya internet yang memadai dan akun skype gak?"

"Oh itu, punya sih. Pas pelajaran Simdig di sekolahku disuruh buat akun Skype. Memangnya kenapa?"

"Kan kita bisa latihan online."

"Betul juga ya."

Lalu tiba-tiba si Ayang datang dan mengejutkan kami

"Duarr!"

"Ayang, abis dari mana kamu?"

"Abis ke kloset buat buang air."

"Kira-kira itu ide bagus ga kalo kita latihan secara online?"

"Ya bagus sih, kan Ghina tetep stay di Bali, Mayu dan aku bakal balik ke Bandung, dan Sarah masih di Cimahi dan ga bisa pulang kecuali di hari tertentu. Jadi mengapa kita ga latihan secara online saja?"

"Nah itu yang aku maksud!"

Setelah perbincangan saat senja itu, beberapa hari kemudian aku dan Si Ayang bertolak kembali ke Bandung untuk melanjutkan pekerjaanku saat ini.

Bandung, Paska Cuti Lebaran Idulfitri

Seperti biasanya aku nangkring di kafe kantorku untuk membeli pempek untuk makan siang. Tiba-tiba ponselku berdering menandakan adanya panggilan video melalui skype yang masuk. Ternyata Ghina meneleponku dan menanyakan kabarku sekarang

"Halo?"

"Halo Kak Mayu? Gimana perjalananmu kemarin?"

"Alhamdulillah, berjalan lancar dan selamat."

"Syukurlah kalau begitu, Jadi mau mulai latihannya kapan kak?"

"Malam ini mau gak?"

"Kalau les libur mah hayu aja yu!"

"Atau Sore aja sebelum kamu berangkat les?"

"Hayu!"

"See you at evening!"

Ya, Sore ini aku akan menggelar latihan online pertamaku, tapi apakah Sarah siap untuk ikut latihan hari ini? Lantas, aku mencoba menghubunginya dan ternyata dia masih libur kerja, jadi sore ini akan menjadi sore yang sibuk dan juga menyenangkan.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang