Woojin terlalu banyak memberi tekanan, baik kepada Hyungseob dan Rui walaupun secara tidak langsung, kemudian menghancurkan kebahagiaan Hyungseob hanya dengan eksistensinya. Woojin tidak bodoh untuk tahu.
Hampir enam tahun lewat, ia masih pemuda ceroboh dan Hyungseob mungkin sangat sial karena menjalin hubungan dengannya.
Saat itu Woojin rasa, ia dapat memiliki segala hal dengan kuasa Sang Ayah, melupakan fakta bahwa Tuhan lebih berkuasa. Terlalu terlena pada keadaannya, Woojin menghamili Hyungseob diluar nikah untuk kemudian lari dari kenyataan.
Ditinggalkannya Hyungseob seorang diri dalam kondisi mengandung. Namun bukan semerta-merta karena Woojin tidak ingin bertanggung jawab, permintaan terakhir dari ayah Woojin sebelum meninggal adalah tidak menikah dengan laki-laki.
Woojin bisa apa?
Hyungseob tersenyum tipis, tiga hari belakangan Rui bersikap sangat manis (walaupun putranya memang selalu manis), setiap hari ia juga menanyakan kapankah ia dapat bertemu Sang Ayah. Hyungseob tidak ingin berbohong, jadi dengan jujur ia berkata kalau Sang Ayah tengah sibuk bekerja minggu ini.
Walau sempat ada gurat kecewa, Rui seolah tidak putus asa. Untuk beberapa saat, Hyungseob melihat sosoknya bersemayam dalam raga mungil putranya.
Malam telah tiba dan Rui sudah terbungkus selimut birunya, siap mengarungi alam mimpi ketika Hyungseob mengabarkan ia dapat bertemu sang ayah lima hari lagi,
"Dad akan kesini, Mom!?"
Diusaknya rambut Rui gemas,"Iya, sayang. Mom akan masak banyak untuk kita nanti."
"Aku mau spaghetti!" Serunya."Eh, tapi Dad suka makan apa, Mom?"
"Galbitang, Dad suka yang banyak daging sapinya."
Entah bagaimana, Hyungseob tidak lupa sangkut paut antara Galbitang dan Woojin.
"Kalau begitu masak saja itu, Rui juga belum pernah coba."
KAMU SEDANG MEMBACA
toast and butter • jinseob
Fanfic[hiatus] ㅡㅡㅡㅡㅡ ❝ Ahn Hyungseob and Ahn Rui just like toast and butter, inseparable ❞ ㅡㅡㅡㅡㅡ • woojin x hyungseob • b x b yeowonn © 2019