20 Januari 2029
Kaisoo's House, Seoul, South KoreaWanita itu hanya menatap nanar kearah sebuah kalender dihadapannya yang membuatnya tanpa sadar meraih kalender itu lalu membawanya kearah kursi yang memang berada disamping jendela dimana tetesan air hujan yang membasahi kaca seolah ikut untuk memperingati kesedihannya. Wanita itu tidak sendirian, ada anak laki-laki berumur 3 tahun yang memang sejak tadi tidur di gendongannya. Salah satu hadiah terhebat yang dia dapat sepanjang hidupnya.
Wanita itu tampak tersenyum saat mendengar suara pintu terbuka dan memperlihatkan seoarang pria yang yang terlihat sedikit basah dengan jas yang terlipat di lengannya dan senyummnya yang tak lepas dari wajahnya.
" Taeoh tidur? " tanya pria itu yang hanya mendapat anggukan dari wanita itu, Dia masih mengusap punggung putranya berusaha membuatnya tidak terbangun.
" Mandi dan ganti baju, kau bisa masuk angin nanti." perintah wanita itu yang hanya mendapat senyuman hangat, pria itu tampak tak peduli dan memilih mendekat kearah istrinya, memberikan kecupan hangat di kening istrinya sebelum akhirnya menangkap sesuatu yang dipegang oleh istrinya. Dia hanya menghela nafas sambil mengusap pipi gadis itu lalu beralih kearah putranya.
" hari ini tepat 18 tahun sejak kematian hyung ya. Kau masih sama." ujar pria itu yang ikut menatap kearah luar jendela.
" hm, itu sebabnya sejak pagi aku merasa ada yang salah."
" yah hari dimana aku menemukanmu seperti mayat hidup di kelasmu" potong pria itu sambil melempar kekekahan kecil yang membuat wanita itu berengut.
" Setelah sebelumnya kau juga meninggalkanku"
" Tapi aku kembali bukan?" kekeh pria itu sambil menyapukan kecupan dibibir istrinya lalu mengangkat anak laki-lakinya dan membuat anak itu mengeliat tak nyaman saat merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitnya yang membuat wanita itu bangkit dari tempat duduknya dan merebut buah hatinya dari tangan suaminya.
" yah. . . kau datang lalu pergi lagi dan meninggalkan keributan besar. Sekarang mandi dan jangan sentuh Taeoh dengan tubuh basahmu." dengus gadis itu sambil berjalan kearah box bayi, menidurkan Taeoh disana.
" arraseo, ah. . . besok ada beberapa wartawan datang kerumah untuk wawancara" ujar pria itu sambil menyandarkan dagunya di bahu Kyungsoo yang membuat wanita itu berbalik kearah suaminya dengan tangan terlipat didepan dada.
" dirumah? kenapa kau membuat wawancara di rumah, kau tahu Taeoh. . ." ucapannya tercekat saat pria itu dengan seenaknya menarik tengkuknya menyapu kecupan singkat di bibir Kyungsoo dengan senyumnya yang memang tidak luntur sejak tadi.
" wawancara kita. aku , kau dan Taeoh. Aku tidak bisa selamanya menyembunyikan kalian bukan?" terang pria itu
***
Kyungsoo tampak sedikit panik saat satu persatu orang masuk dan membawa beberapa peralatan, ini kali pertama dia diwawancara dan dia tidak pernah membayangkan akan seperti ini kejadiannya. Entahlah sejak dulu dia memang tidak terlalu nyaman berada ditengah kerumunan orang yang tidak dia kenal. Beruntung Taeoh masih terlelap karna entah apa jadinya jika dia harus mendengar tangis Taeoh di tengah rumahnya yang di penuhi barang-barang aneh.
Jong-in yang sejak tadi mengobrol dengan manajernya dan produser acara, hanya bisa menghela nafas saat melihat istrinya berdiri disudut ruangan dan menatap takut semua orang yang berseliweran dihadapannya. Pria itu berjalan menghampiri istrinya lalu memberikan usapan pada bahunya.
"kau terlihat lucu saat ketakutan seperti itu." kekeh Jong-in yang langsung mendapat sikutan yang cukup membuat pria itu meringis kesakitan sedangkan pelakunya hanya melempar tatapan tajam kearahnya.