Binar 26

4 2 0
                                    

Lima tahun, Rangga meninggalkan kampung halamannya, pergi merantau menimba ilmu di negri orang. Merindukan kedua orang tua dan saudara-saudara adalah makan setiap harinya.

Sudah beberapa kali Rangga berencana untuk pulang kampung, tapi semesta tidak berpihak padanya.
Menunggu dan menunggu keajaiban tuhan yanga akan membawanya pulang pada keluarga, menjadi rutinitasnya.

Ramadhan ini, terasa berat baginya, ada saja cobaan yang menimpa; tempat tinggal kebakaran, di pecat dari tempat bekerja paruh waktu, hingga di musuhi oleh teman kampus yang merasa iri terhadap kecerdasannya.

Malam itu, Rangga mengadu. Meminta petunjuk pada Tuhan, Ramadhan tahun ini dia minta pulang.

"Are you okay?" tanya seorang petugas kebersihan asrama kampus.

Rangga mengangguk, sebagai isyarat baik-baik sja. Wajahnya pucat, suhu badannya panas tapi, Rangga merasa teramat kedinginan.

Keesokan harinya, petugas kebersihan asrama datang lagi ke kamar rangga, karena sedari kemarin dia tidak melihat rangga keluar untuk makan atau pun pergi ke kampus.

"Rangga, kamu tidak ke kampus?" tanya petugas kebersihan.

Rangga masih saja meringkuk di atas kasurnya. Kini petugas kebersihan itu merasa curiga telah terjadi sesuatu pada rangga, dia mendekatinya dan membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh rangga, ternyata?

Alunan ayat-ayat Al-quran terdengar merdu ditelinga, ada suara Ayah, dan ibu. Dekat sekali ditelinganya. Rangga membuka matanya perlahan, tampak wajah yang dia rindukan selama ini.

"Apa aku sudah mati?" gumanya keheranan.

Bibir Ayah mendarat di keningnya, antusias. Ibu menggenggam tekapak tangannya erat.

"Besok,  Kita pulang ke Indonesia,  Nak. Pihak kampus sudah mengizinkannya sampai kesehatanmu kembali pulih. Penyakit tipus ditubuhmu telah membuat kamu tertidur begitu lama, hingga tiga puluh jam, Nak!"

Rangga menangis haru, doanya telah terkabul. Nikmat sakit yang diberi Tuhan, menjadi sebuah kebahagiaan baginya.

"Penyakit adalah nikmat yang Tuhan berikan khusus untuk ciptaan yang dicintaiNya, jangan bersedih dengan penyakitmu tapi bahagialah dengan menerimanya lapang dada, karena Tuhan sedang memberi perhatian lebih untukmu."

Binar RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang