18 ✨ Complicated Love

4.1K 514 42
                                    

Seulgi memejamkan matanya, tepatnya berusaha mengistirahatkan otaknya yang lelah. Begitu persidangan selesai, Seulgi meminta Irene untuk segera membawanya ke apartemen. Dia menolak ajakan para sahabatnya untuk makan malam bersama. Seulgi tahu, hanya makan malam, tidak lebih. Tapi Seulgi rasa dia tidak mampu melakukannya. Apalagi dia baru saja mendapat keputusan hukuman untuk Becca. Sepuluh tahun penahanan bukan waktu yang sebentar. Terlebih Becca baru saja memasuki bangku perkuliahan. Masa depannya masih begitu panjang. Hati kecil Seulgi merasa bersalah. Dia jadi paham bagaimana perasaan Lucy yang sangat menyayangi sahabatnya itu.

"Seul, you okay?" tanya Irene saat melihat Seulgi terbaring sembari memijit pelipisnya.

"Just get enough rest and I'll be fine."

Irene mengangguk. Dia meraih selimut dan menaikkannya hingga ke bahu Seulgi.

"Rest well." ucapnya kemudian mengecup kening Seulgi.

Irene keluar dari kamar mereka, menutup pintu tanpa menimbulkan suara berlebih. Dia meraih ponselnya dan mulai menghubungi seseorang.

"Yeoboseyo."

"Hana, maaf mengganggumu. Tapi bisakah kau ke apartemenku?"

"Kenapa? Butuh teman minum?"

Irene menggigit bibir bawahnya kemudian mengangguk pelan.

"Ya."

"Okay, tunggu aku."

Irene menutup panggilan.

Dia menghela napas.

Irene tahu tidak seharusnya dia minum disaat seperti ini. Tapi, entahlah. Dirinya dan Seulgi seperti terikat oleh sesuatu. Jika gadis beruang itu sedih atau senang, Irene juga akan merasakan hal yang sama. Dan seperti yang diketahui, Seulgi baru saja menyelesaikan persidangan terakhir. Perasaannya pasti bercampur aduk. Dan Irene tentu ikut merasakannya. Irene butuh alkohol untuk membuat dirinya lebih baik. Atau itu yang Irene pikirkan.

Selang beberapa menit, Hana datang. Irene tersenyum seadanya. Malam ini, dia hanya butuh teman.

***

Lucy sebenarnya ingin menolak ajakan teman-teman Seulgi untuk makan malam. Tapi Joy mendesaknya. Dia tahu gadis tinggi itu butuh pendekatan dengan Wendy. Tapi haruskah sekarang?

"Please, Lucy. Sekali ini saja." mohon Joy.

Melihat mata penuh permohonan dari sahabatnya membuatnya tak tega. Dia mendesah sebelum menganggukan kepalanya pelan. Tadinya dia ingin menemui Becca. Gadis itu pasti butuh seseorang untuk menghibur atau memberinya semangat sekarang.

"Baiklah."

Sebelum mereka bergabung dengan teman-teman Seulgi, yang mana juga teman satu klub vocal, seseorang menepuk bahu Lucy.

"Jack?"

Jackson mengangguk.

"Kupikir kau tengah bersama mereka?" Lucy menunjuk sekawanan teman klub vocalnya.

Jackson menggeleng.

"Kau pergilah. Biar aku yang menemui Becca."

Lucy terkejut, Jackson seperti tahu apa yang tengah dia pikirkan.

"Tapi, Jackㅡ"

"It's okay. Anggap sebagai penebus rasa bersalahku karena selama ini tak tahu apa-apa dan hanya menganggap semua tidak ada yang salah. Kau dan Becca masih sahabatku terlepas dari segala yang terjadi."

Lucy merasa tersentuh dengan ucapan Jackson. Dia memeluk pria yang masih satu ras dengannya.

"Terimakasih." ucap Lucy menggunakan bahasa mereka, mandarin.

Light in New York [KSG x BJH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang