Irene menggelengkan kepalanya melihat kekacauan Seulgi di pagi hari. Hari ini adalah hari orientasi, dan keadaan Seulgi masih kacau bekas semalam mabuk. Terlebih ini sudah hampir terlambat dia datang ke kampus. Jadilah gadis beruang itu tergesa membersihkan tubuhnya meski dia terus mengeluh kepalanya pusing.
"Unnie, aku sudah terlambat! Please, antarkan aku cepat."
Wajah Seulgi begitu memelas. Penampilannya pun seadanya- jauh dari kata rapi. Irene mendecak.
"Makan sup pengarmu dulu."
Seulgi mengangguk dan meraih sup pengar yang dibuat Irene. Posisinya masih berdiri, dan Irene membantu merapikan pakaian Seulgi selagi gadis beruang memakan sup dengan cepat. Dilihat seperti ini, Irene sudah seperti seorang Ibu yang mengurus anaknya karena hampir terlambat sekolah.
"Sudah habis!" Seulgi menaruh mangkuk di meja dan membersihkan sudut bibir nya dengan ujung lengan kemejanya.
"Ish, kebiasaan!" Irene memukul pelan tangan Seulgi yang digunakan untuk membersihkan sudut bibirnya sembari meraih tissue dan mengelapnya perlahan.
"Yakin sudah tidak ada yang tertinggal?" tanya Irene.
Seulgi mengangguk. "Ne, umma. Ppalli antarkan Seulgi."
Irene hampir muntah mendengar nada manja dari mulut Seulgi. Tapi dia urungkan dan berjalan mengambil tas tangannya, kemudian keluar apartemen, diikuti Seulgi di belakang.
"Bagaimana? Apa kau berhasil menemukan kepercayaan dirimu?" Irene bertanya dengan nada mengejek setelah keduanya berada di mobil dalam perjalanan menuju kampus Seulgi.
Gadis yang lebih muda mendesah. "Mianhae, unnie."
Tadi nya Irene ingin mengejek Seulgi lebih jauh, tapi melihat wajah menyesal adiknya, Irene tak bisa meneruskannya. Keadaannya justru berbalik, Irene jadi khawatir dengan Seulgi.
"Kau masih pusing?"
Seulgi mengangguk, "Hm."
Irene menghela napasnya. Satu tangannya yang bebas meraih kepala Seulgi dan memijitnya pelan.
"Unnie, ini hari pertamaku di kampus. Aku tidak ingin ada kecelakaan."
Irene mendecak. "Kau tidak tahu aku ini pengemudi profesional? Bahkan aku memiliki sertifikatnya."
Seulgi memutar bola matanya dan beralih menatap keluar jendela. Tapi jujur saja pijatan Irene di kepalanya membuat rasa pusingnya berangsur mereda. Entah tangan Irene memiliki suatu magic apa hingga Seulgi tak lagi merasa pusing.
"Sudah mendingan?"
"Eoh, gomawo."
Irene tak membalas. Dia membelokkan mobilnya memasuki area kampus dan berhenti di area parkir.
"Aku pergi dulu, unnie."
Seulgi melepas seatbelt nya kemudian membuka pintu mobil dan keluar. Irene tersenyum di dalam mobil, Seulgi membalasnya sambil melambaikan tangannya tanda perpisahan. Setelahnya, Irene memutar mobilnya dan keluar dari area kampus menuju kantornya.
***
Seulgi's POV
Setelah berpisah dengan Joohyun unnie, aku melangkahkan kakiku menyusuri gedung yang sebentar lagi menjadi tempatku mencari ilmu. Masih ada waktu lima menit lagi sebelum mahasiswa baru jurusan hukum berkumpul di aula. Aku melihat sekitar, disini hanya aku yang sendirian. Tentu saja, satu-satu nya temanku disini hanya Wendy, dan gadis itu tidak satu jurusan denganku. Tempat kami berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in New York [KSG x BJH] ✔
FanfictionIrene Bae (25) Creative Director muda di perusahaan advertising ternama di New York. Kang Seulgi (20) mahasiswa baru NYU jurusan hukum.