Kejadian penyekapan Seulgi terdengar sampai pihak kampus. Akibatnya, Rebecca mau tidak mau harus dikeluarkan. Seulgi, dan Jisoo juga mengajukan tuntutan dan saat ini tengah di proses. Lucy sebagai sahabatnya meski terbilang belum lama merasa sedih. Lucy pikir dia bisa mencegah ini semua terjadi demi masa depan Becca. Namun ternyata dia gagal. Lucy merasa gagal menjadi teman yang baik bagi Becca.
"Jangan salahkan dirimu, Lucy. Ini semua karena Becca sendiri."
Lucy mendongak menatap wajah sahabatnya.
"Tapi, Joyㅡ"
Joy menggeleng membuat gadis keturunan Tiongkok itu mendesah.
"Kalau begitu aku minta satu hal."
"Apa?" tanya Joy.
"Biarkan Becca mendapat terapi kejiwaan saat ditahan nanti."
Joy diam, menimang permintaan sahabatnya itu. Matanya menangkap sorot keputusasaan Lucy dan itu membuatnya tak tega.
"Baiklah. Aku akan berbicara pada pengacara Becca. Bukankah seorang psikopat memiliki penjara sendiri disertai dengan perawatan?"
Lucy tersenyum lebar.
"Kau benar. Aku lupa, padahal jurusanku hukum."
Joy terkekeh pelan. Jika sedang cemas sahabatnya pasti begini, jadi pelupa.
"Thanks, Sooyoung. Sudah membantuku berkali-kali."
"Ye ye. Sebagai gantinya agendakan makan siang atau makan malam dengan Seulgi dan Wendy lalu ajak aku."
Lucy tersenyum tipis sambil menggeleng. Akhirnya Joy mau melakukan pergerakan untuk mendekati gadis yang dia taksir.
"Anything for you, Madam."
Keduanya lalu tertawa bersama.
***
Seulgi kembali duduk disamping Irene sehabis menerima panggilan. Gadis yang lebih tua menyadari ada yang berbeda dari Seulgi dibanding sebelumnya. Irene meletakan kembali kopi yang dipegangnya di meja, dilanjut meraih dagu Seulgi agar menghadapnya.
"Ada apa?"
"Ada apa apanya?" tanya Seulgi dengan suara pelan.
Irene kembali menarik wajah Seulgi saat gadis itu mencoba mengalihkan pandangan.
"Tatap mataku, Seul."
Seulgi menelan salivanya mendengar suara tegas dari Irene.
"Apa yang terjadi? Telepon dari siapa tadi? Itu bukan dari Becca, kan?"
Seulgi menggelengkan wajahnya cepat. Tidak, mana mungkin. Becca masih ditahan dan tengah menunggu proses sidang selanjutnya.
"Lalu dari siapa?"
Seulgi mendesah, tak tega membuat gadis yang dicintainya ini khawatir.
"Dari adikku." jawabnya pada akhirnya.
"Adik? Kau memiliki adik?"
Seulgi menggeleng. "Adik sepupu, dia bilang Ibuku tengah sakit karena terlalu merindukanku dan ingin aku kembali."
Seulgi menggigit bibir bawahnya. Dia sedih mendengar kabar kalau Ibunya tengah sakit, namun jika Seulgi pulang, dia tak yakin bisa melanjutkan pendidikannya disini. Mereka pasti akan mencegat Seulgi apapun yang terjadi agar tak bisa menginjakan kaki di New York lagi. Terlebih Ayahnya, beliau pasti akan memaksa Seulgi agar kembali melanjutkan sekolah bisnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in New York [KSG x BJH] ✔
FanficIrene Bae (25) Creative Director muda di perusahaan advertising ternama di New York. Kang Seulgi (20) mahasiswa baru NYU jurusan hukum.