Kali ini biarkan aku yang menjadi pemeran utamanya karena dari awal chapter aku belum pernah muncul sama sekali dan hanya sekilas hadir lewat percakapan telepon dengan Kang Seulgi. Memang siapa authornya? Maju kemari, beraninya tidak melibatkanku disini dan membuatku kesal!
Okay, lupakan. Aku tidak ingin kemunculan pertamaku berisi umpatan untuk penulis disini.
Yeah, perkenalkan namaku Kim Yerim. Aku adalah sepupu Seulgi yang paling cantik, paling menawan, dan paling keren. Seulgi harusnya beruntung memilikiku sebagai sepupu. Bayangkan saja diluaran sana, beribu-ribu orang berebut hanya untuk menjadi dekat denganku. Sebagai informasi, aku ini adalah seorang selebgram di negaraku. Followers instagram ku mencapai 1,3 juta, dan hal itu masih terus bertambah tiap harinya. Angka yang cukup fantastis untuk ukuran seorang anak SMA, bukan?
Bukan hanya itu, keluargaku juga keluarga yang terpandang. Sebut saja, ramyeon instan yang sering kalian makan dan beberapa makanan kaleng adalah hasil produk perusahaan Ayahku. Bisa dibayangkan betapa kayanya keluarga kami?
Tapi tujuanku disini bukan untuk memamerkan itu semua. Disini aku memiliki misi untuk mengganggu ketentraman seulrene hahahahaha.
Katakanlah aku jahat, dan ya, aku mengakuinya. Seulgi saja sampai hampir menangis meladeni tingkahku yang diluar batas. Tapi bukan berarti aku membenci sepupuku. Itu merupakan bentuk kasih sayangku kepadanya. Jika biasanya orang-orang menunjukan kasih sayangnya dengan berbuat baik, maka disini aku menentang ide tersebut. Aku tidak suka melakukan sesuatu yang banyak dilakukan orang-orang, terlalu mainstream. Aku lebih senang mem-bully Seulgi sebagai bentuk kasih sayangku. Itu jauh lebih baik daripada harus bertingkah seperti serigala berbulu domba, di depan baik, di belakang menusuk. Disini julukanku justru terbalik. Domba berbulu serigala, di depan jahat, di belakang soft uwu.
Saat ini aku tengah duduk santai di balkon apartemen milik pacar Seulgi sembari menyesap teh citron yang kubawa dari Korea. Aku tahu di New York tidak ada teh semacam ini, karena itulah aku membawanya untuk berjaga-jaga. Dan aku tahu Seulgi dan Irene berkencan meski sepupuku itu tidak memberitahuku. Lihat saja di postingan instagram atau story nya, mereka berdua terlihat bucin dan kadang membuatku mual.
Bukan berarti aku seorang homophobic, hanya saja, ayolah, faedahnya mengumbar kemesraan di sosial media untuk apa? Aku tahu mereka sedang di New York, America. Tempat bebas untuk melakukan apapun asal bukan suatu tindak kriminal. Hubungan semacam itu pun menjadi hal yang lumrah. Tapi, apa itu diperlukan? Aku sampai ingin meretas akun milik Seulgi dan menonaktifkannya untuk selamanya ketika gadis beruang itu memposting kemesraannya dengan Irene. Sayangnya aku tidak bisa meretas :'(
Dan jika kalian penasaran dimana sosok Seulgi dan Irene saat ini, aku akan menjawabnya dengan senang hati.
Mereka tengah keluar mencari makanan untukku. Begitu tiba disini satu jam yang lalu, perutku terasa lapar dan mereka tidak memiliki makanan apapun untuk dimakan kecuali pringles yang kutahu itu milik Seulgi. Pft, gadis itu tak pernah berubah. Dari kecil makanannya selalu saja micin. Itu mengakibatkan otaknya terkadang lambat memproses sesuatu sampai-sampai mendapat julukan slowgi oleh teman-temannya.
Sudah lebih dari tiga puluh menit mereka keluar dan belum juga kembali. Tidak tahukah aku sudah sangat lapar? Bahkan teh citron ini tidak bisa menahan rasa laparku lebih lama lagi. Aish, sebenarnya mereka sedang membeli makanan atau mengemis sih? Kenapa lama sekali.
Aku menghela napas dengan kasar dan masuk kembali ke apartemen. Lebih baik aku tidur. Perjalanan tadi membuatku sedikit jet lag.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in New York [KSG x BJH] ✔
FanficIrene Bae (25) Creative Director muda di perusahaan advertising ternama di New York. Kang Seulgi (20) mahasiswa baru NYU jurusan hukum.