14 ✨ Lucy

3.9K 528 31
                                    

Bukan hanya kejadian yang menimpa Jisoo kemarin saja, kali ini Krystal juga hampir celaka. Krystal pagi tadi datang ke kampus ku karena dia bilang rindu padaku. Aku yang tengah berlatih dance segera keluar menemui temanku itu. Krystal menungguku di kursi depan ruang seni, tepat berhadapan dengan studio dance. Aku tersenyum melihatnya melambaikan tangan padaku. Namun perasaanku menjadi tak enak saat sekilas melihat seseorang diatas gedung. Mataku membulat saat orang bermasker tersebut menjatuhkan vas kebawah. Dengan segala kekuatanku, aku berlari ke arah Krystal dan mendorongnya ke belakang. Nyaris saja vas tersebut mengenai kami. Krystal sangat shock.

Aku menggeram dan segera berlari ke atas mencari pelaku tersebut. Ketika sampai diatas, aku tak menemukan siapapun. Aku tahu gedung diatas ini sudah lama tidak dipakai, sebab itu keadaan begitu sepi. Kuacak rambutku frustasi karena apa yang kupikirkan belakangan ini terbukti benar. Besar kemungkinan pelaku yang menabrak Jisoo adalah orang yang sama yang menjatuhkan vas tadi. Aku memiliki firasat kalau ini semua berhubungan denganku saat kemarin polisi menemukan mobil yang menabrak Jisoo. Di dalamnya, polisi menemukan foto-fotoku. Aku hampir menjadi tersangka, namun Sejeong membantuku dengan mengatakan kalau saat itu aku tengah bersamanya, dan itu memang benar. Aku, Sejeong, dan beberapa anggota klub vocal lain sedang berada di kafetaria waktu itu.

Dengan perasaan kecewa, aku mulai turun kembali menemui Krystal. Kulihat gadis itu terduduk meringkuk dengan tatapan kosong. Aku jadi khawatir dan buru-buru berlari mendekatinya.

"Krys, you okay?"

Krystal menatapku. Tatapannya benar-benar kosong.

"Seul..." ucapnya lirih.

Aku memeluknya erat dan mengatakan semua baik-baik saja. Aku tahu dia terkejut. Siapa yang tidak terkejut kalau nyaris saja mendapat celaka tepat di depan matamu?

Setelah Krystal sedikit baikan, aku mengantarnya pulang. Krystal menolak, dia bilang enggan membuat kakak nya khawatir melihat kondisinya ini. Meski Krystal bisa berpura-pura bersikap biasa, namun kakaknya adalah orang yang terlalu peka menyadari sesuatu. Aku mengangguk dan memutuskan membawanya ke apartemenku dan Joohyun unnie.

"Minumlah, Krys."

Krystal meraih teh hangat yang kubuat dan menyesapnya perlahan.

"Kau keberatan kalau aku menelepon seseorang sekarang?" tanyaku.

Krystal menggeleng. "Telepon saja."

Aku mengangguk dan berdiri, kemudian berjalan menuju kamar. Aku ingin menghubungi Wendy perihal kejadian tadi.

"Ada apa?"

Wendy bertanya di seberang begitu mengangkat telepon.

"Wan, aku ingin bercerita. Tadi Krystal menemuiku di kampus, dan ada kejadian tak terduga terjadi. Krystal hampir dijatuhi vas dari atas, beruntung aku bisa mendorongnya untuk menghindar."

"KAU SERIUS? SIAPA PELAKUNYA? LALU BAGAIMANA DENGAN KRYSTAL SEKARANG?"

"Chill, Wendy-ssi. Aku berlari keatas untuk mencari pelakunya, namun nihil. Krystal sekarang bersamaku di apartemen."

Terdengar suara helaan napas disana.

"Seul,"

Suara Wendy terdengar berbeda.

"Ya?"

"Apa kau memikirkan hal yang sama denganku?"

Sejenak aku terdiam, kemudian menganggukan kepala meski Wendy tak bisa melihat.

"Kurasa, ya."

Wendy lagi-lagi menghela napas.

"Aku tidak tahu, tapi kurasa aku harus menghindarimu sementara ini. Maaf, tapi bukan tak mungkin kalau pelaku itu juga mengincarku."

Light in New York [KSG x BJH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang