APP - 2

71.7K 5.7K 922
                                    

Rencana sempurna, atau lebih tepatnya adalah rencana paling sempurna yang telah dibuat oleh dua orang dengan isi kepala kelewat cerdik. Bahwasannya Kim Taeri dan Park Jimin itu seperti cermin—terlihat begitu manis di luar namun sama-sama berbisa, liciknya bukan main. Kadang sering digadangkan pasangan paling cocok oleh orang-orang bahkan dalam ramalan cocokology antar Gemini dan Libra. Nyatanya dua insan yang hobinya flirting ke sana-sini sudah sama-sama tahu dan pasti berharap tidak saling dipasangkan. Jimin itu penuh perhitungan sementara Taeri akan melakukan apapun yang sudah dia kehendaki. Maka apa yang mereka inginkan pastinya akan didapatkan jika berjalan bersamaan.

Jimin maupun Taeri bersikeras tentang pernikahan mereka, sama sekali tidak goyah sekalipun Taehyung bicara panjang lebar sampai siap melakukan tuntutan untuk membatalkan. Belum lagi mengancam akan mengangkat tangan dan berteriak lantang jika pendeta bertanya, 'apa ada yang keberatan dengan pernikahan ini?' Kalau ditanya alasannya, Taehyung akan membuat seribu satu karangan mengalahkan dongeng turun-temurun.

Sebenarnya Taeri ataupun Jimin tak begitu peduli dengan argument Taehyung, tetapi pria itu prodigy, dalam keadan-keadaan tertentu bisa lebih membahayakan daripada mereka berdua. Pernah sekali semasa sekolah, Taeri dan Jimin bertaruh untuk nilai paling tinggi, yang menang akan menuruti permintaan apapun dari yang kalah. Jimin sudah berkoar meminta Taeri untuk menemaninya tidur, sementara Taeri sudah meremehkan dengan meminta kepemilikan mobil kesayangan Jimin. Dua-duanya begitu berharga, Taehyung tahu itu. Lalu tiba-tiba saja pemenangnya malahan Kim Taehyung yang melesat menjadi nomor satu secara tiba-tiba. Padahal biasanya nomor satu dan nomor dua selalu diisi Taeri dan Jimin. Karena alasan itu, akhirnya Taeri dan Jimin menuruti Taehyung untuk melakukan pertemuan meja bundar yang berbeda dengan hal politik karena dilakukan di rumah Jimin dengan minuman beralkohol yang terpampang lezat di sana.

"Kalian tidak bisa menikah dan tidak boleh menikah." itulah yang diucapkan Taehyung bersikeras sedari tadi.

"Tapi kami ingin menikah," jawab Taeri santai.

Taehyung menggeleng. "Kau bahkan tidak pernah mau menikah, Kim Taeri. Karena kau, aku juga tidak akan menikah karena aku hanya ingin menikah denganmu. Lalu kalau kau menikah dengan Jimin, aku bagaimana?" cerocos Taehyung panjang lebar.

"Kau cari saja yang lain. Yang mau denganmu itu setengah isi planet bumi. Kalau Taeri ya buatku saja," sahut Jimin.

Taehyung menatap Jimin tak suka—sinis—namun malah terkesan lucu. "Kau juga. Park Jimin? Menikah? Kau kena penyakit apa?"

"Apa aku tidak boleh menikah? Apa aku pernah bilang tidak akan menikah?" tanya Jimin balik.

"Tidak juga. Tetapi kau bilang tidak berminat menikah karena belum menemukan alasannya. Belum menemukan pasangan yang tepat," jawab Taehyung yang hafal di luar kepala kedua temannya itu.

"Ya, Kim Taeri adalah orang yang tepat," jawab Jimin sambil merangkul Taeri dan kedua orang itu saling bertatapan seakan mereka benar-benar pasangan yang saling mencintai. Taehyung sampai bergidik jijik.

"Aku masih ingat kau bilang bahwa paling tidak kriteriamu adalah bukan seperti Kim Taeri," ujar Taehyung membuka rahasia sekaligus mengingatkan. Taeri langsung melotot menatap Jimin, sementara pria itu hanya bisa meringis. Taehyung tersenyum lebar. Dulu dia menganggap ini bukan hal penting, siapa sangka sekarang bisa jadi bumerang?

"Wow, Park Jimin, kau bilang aku bukan kriteriamu?"

"Oke, begini, aku mengatakan itu karena—kau sendiri tak ingin menikah kan? Aku tentu ingin menikah dengan wanita yang berorientasi dengan keluarga," jelas Jimin merasa terjepit. Benar-benar merutuki apa yang keluar dari mulut Taehyung.

Taehyung melipat kedua tangan di dada sambil mengangguk-anggukan kepala. "Ya, maka itu. Kalian tidak bisa menikah. Kau tidak suka Taeri, dan Taeri? Kau mau menikah dengan pria yang tidak menginginkan kau menjadi istrinya? Bahkan dia membuat kriteria khusus bahwa kau tidak ada di dalamnya!" seru Taehyung sengaja memanas-manasi.

Taeri berdecih. "Lucu, mengingat kau dulu memintaku menjadi kekasihmu dengan serius sekali," sarkas Taeri pada Jimin.

Taehyung kembali menganggukan kepala. Mencoba menikmati pertikaian itu. "Benar. Lihat Jimin, kau bahkan dulu meminta Taeri menjadi—AH, APA? KAPAN DIA MEMINTA KAU MENJADI KEKASIHNYA?" seru Taehyung kaget sendiri dengan mata melotot. Taeri hanya berwajah datar terlihat tidak peduli sementara Jimin seperti kena serangan dua kali.

"Park Jimin, jelaskan padaku. Jadi kau berniat menusukku dari belakang?" tanya Taehyung dengan tegas dan serius.

Jimin merentangkan kedua tagannya. "Oh ayolah, Taehyung. Itu masa lalu. Persahabatan antar wanita dan pria, bukankah wajar salah satu ada yang suka?"

"Ya, tapi kau selalu bilang tak suka padanya dan aku mengatakan kalau aku menyukainya," ujar Taehyung tidak terima.

"Kau menyukaiku?" tanya Taeri kaget. Lalu gadis itu menggelengkan kepalanya. "Ah ya, aku tahu kau memang menyukaiku. Tetapi kau bahkan tak pernah benar-benar mengatakan menyukaiku, maksudku, dengan serius seperti Jimin."

"Aku selalu serius, Kim Taeri. Tetapi kau selalu menganggapku bercanda," jelas Taehyung.

"Dia memang buruk dalam menyatakan perasaan," ujar Jimin mengangguk dengan tatapan kasihan pada Taehyung.

"Hei, diam kau teman makan teman!" seru Taehyung.

"Aku tidak seperti itu! Justru aku di sini yang paling kasihan. Aku dulu diam-diam menyukai Taeri karena kau temanku. Aku harus menjaga perasaanmu," ujar Jimin membela diri.

"Tapi kau menusukku!" seru Taehyung masih tidak terima.

"Tapi Taeri menolakku," seru Jimin juga.

"Benarkah?" Taehyung terlihat senang mendengar itu. Lalu dia menoleh pada Taeri. "Kau menolak Jimin? Kenapa?"

"Dulu aku menyukaimu. Tetapi kau tidak pernah mengatakan dengan serius," jawab Taeri santai sambil mengedikan bahu.

Hening.

Mereka bertiga hening.

Saling menatap satu sama lain sambil menyadari betapa konyol masa remaja mereka. Lalu pada akhirnya mereka tertawa bersama. Puas sekali. Bahagia. Bagaimanapun mereka akhirnya seperti sekarang ini. Berteman sampai dewasa.

"Tapi kalian tetap tidak bisa dan tidak boleh menikah," ujar Taehyung lagi.

Taeri menghela napas frustasi. Tahu bahwa ini tidak akan selesai jika Taehyung tidak dibuat bungkam. Satu-satunya cara adalah memberi tahu semuanya. "Kami tidak benar-benar menikah. Maksudku, ya kami menikah. Kami lalu punya anak tetapi hanya untuk perjanjian. Setelah itu bercerai."

"Kim taeri!" seru Jimin tak percaya bahwa hal itu keluar dari bibir Taeri. Taeri hanya mengedikan bahu seolah tak merasa bersalah sementara Taehyung bungkam. Terkesiap. Mendadak seperti semua isi kepalanya keluar dan menjadi kosong-melompong.

"Jimin, Taehyung harus dijelaskan, atau kita malahan tidak bisa menikah. Serius, aku ingin jadi kaya raya, Jimin."

Maka hari itu rahasia yang hanya diketahui dua orang itu bertambah satu orang lagi yaitu Kim Taehyung.

[]

Belum, belum nikah. Sabar. 

A Perfect Plan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang