APP - 26

46.2K 4.3K 1K
                                    

Halo, jangan lupa vote dan comment. Waktu baca part ini, kalian reader/viewers ke berapa? Jawab di sini dong aku penasaran.

+++

"Oh, God! Apa pria selalu sebodoh ini?" gerutu Taeri setelah mendengar bagaimana Taehyung mengatakan ingin membuatnya hamil. Sementara Kim Taehyung melongo menatap Taeri yang memutar bola matanya terlihat muak. Bahkan sisa air mata masih ada di pipi wanita itu. Mata dan hidung Taeri juga masih merah. Beberapa saat yang lalu, Taeri jelas menangis tersedu-sedu.

"Kim Taehyung, bukankah kau pria pintar? Terakhir kali yang aku ingat, kau menceramahi aku dan Jimin tentang memiliki anak dan ya—sungguh aku setuju. Kau benar. Aku bahkan kagum padamu. Tapi sekarang—apa ini? Cinta tidak seharusnya membuatmu bodoh." Taeri bangkit dan langsung berjalan menuju kasur. Duduk di sisi kasur dengan kaki disilangkan.

"I like you so much, Kim Taehyung. Don't be like this. You just ruin your life," tambah Taeri sambil menghapus sisa air matanya dengan tisu yang baru saja dia ambil di nakas.

Taehyung sudah berdiri namun tidak beranjak sama sekali dari tempat. Rasanya aneh dan terkejut, harusnya dia ingat bahwa dia sedang berhadapan dengan Kim Taeri. Well, Taehyung tahu jelas bagaimana Taeri. Kenyataannya dalam keadaan seperti apapun, Taeri adalah Taeri. Sementara dia berubah bodoh mengambil celah yang dapat menghancurkan mereka berdua secara bersamaan.

Taeri menghela napasnya. Pertama, dia tak akan membiarkan Taehyung melakukan itu. Taeri tahu jika itu terjadi akan semakin menyakiti Taehyung. Kedua, dia akan menjawab hal yang sama seperti yang dia katakan pada Jungkook, "dan lagipula, Taehyung, Jimin inginnya anak dia. Kalau aku melakukan dengan orang lain, Jimin lebih baik mengadopsi anak saja. Dan ya, pasti akan ketahuan, dia pasti akan mirip denganmu, bukan Jimin."

Anggap saja Taehyung memang sudah gila tadi. Mendadak tolol. Yang ada dipikirannya hanya ingin Taeri berhenti menangis dan terluka karena Jimin, dan ingin memiliki wanita itu. Masih sama.

"Kalau kau memang menginginkanku harusnya kau membuat tawaran seperti Jimin tetapi tentu sebelum dia memberikannya padaku," ujar Taeri sambil mengedikan bahu.

Taehyung hendak membuka mulut tetapi Taeri menyela—kembali melanjutkan kalimatnya. "Ya aku tahu, kau ingin mendapatkanku dengan cara yang benar."

Taehyung tersenyum simpul. Taeri menatapnya begitu dalam dengan mata coklat itu. Tidak lagi diam kaku, kaki Taehyung perlahan melangkah mendekat. Berhenti di depan Taeri yang saling bertatapan sampai pada akhirnya tubuhnya condong, mengunci tubuh Taeri dengan kedua tangan. Taeri menyadari bahwa tatapan Taehyung berubah, tajam, lebih gelap. Pada detik berikutnya, tubuh Taeri sudah terbaring pasrah dengan Taehyung berada di atasnya.

"Lupakan cara yang benar, I miss you..." bisik Taehyung begitu seduktif di telinga Taeri. Lidah Taehyung bermain di telinga Taeri sebelum akhirnya mengecup dan mengulum. Taeri melenguh ngilu merasakannya dengan mata yang mengerjap.

"I can't handle it anymore... Paling tidak ayo lakukan dry sex, petting, atau apapun itu disebutnya. Kita tidak perlu membuka pakaian." Taehyung terlihat sudah tidak bisa menahan. Semuanya mengepul di kepala, perasaan kesal, sayang, kecewa dan marah.

"Taehyung..."

Taehyung mengecup pipi Taeri dan kemudian beralih pada perpotongan leher berkali-kali. "Ini adalah mengapa aku selalu tergila-gila padamu. Aku suka mendominasi orang yang bisa mendominasiku. Rasanya seperti menguasai dunia."

Taeri memutar bola matanya. Taeri pernah menyukai Taehyung dulu semasa sekolah, tetapi tidak lagi. Dia sadar pria yang dia inginkan bukan seperti Taehyung.

A Perfect Plan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang