APP - 4

63.5K 5.3K 1.3K
                                    

Sesak dan pilu. Taeri rasanya seperti sekarat, jiwanya dibawa keluar dari tubuhnya lalu terbang jauh dengan cara yang gila. Nikmat yang tak dapat dideskripsikan. Jungkook luar biasa. Tak hanya sampai sana, cara pria itu memperlakukan wanita sungguh memabukan termasuk sekarang memeluk Taeri begitu erat hingga aroma tubuhnya dapat terhirup. Feromon menyeruak yang membuat nyaman dan seduktif secara bersamaan. Seperti ingin menyerahkan diri untuk jemari dan bibir itu kembali memeta. Membiarkan dirinya diterobos dan dikoyak hingga menjerit dan menyembur nikmat sampai tumpah-tumpah bersama isak. Dalam pelukan Jungkook, nyaman dan kegilaan menyatu dalam skenario pikiran.

Taeri tahu dan terbiasa dengan pria yang mengucapkan kalimat manis ketika sedang bercinta dan menginginkan sesuatu. Eunbyul kerap mengajarkan Taeri masalah itu dari A sampai Z sekalipun wanita itu bukan tipikal yang berganti-ganti pasangan untuk kepuasan. Terima kasih untuk pembicaraan wanita ketika sudah menyerempet masalah seksua yang berujung berbagi pengalaman demi kebutuhan dan kebaikan.

Kalau boleh jujur, Taeri menikmati bagaimana Jungkook seolah memujanya. Menjadi yang diutamakan dipuja adalah kepuasan tersendiri baginya. Tetapi dia tahu di mana batasan kalimat-kalimat manis yang berbisa itu. Ketika sedang melakukan, Taeri akan membiarkan telinganya mendengar seperti alunan musik terindah dan otaknya memproses layaknya kecanduan. Membiarkan dirinya mempercayai bahwa memang begitu adanya di mana dia adalah pengusa segala yang diinginkan. Sesudahnya Kim Taeri akan kembali seperti semula di mana logikanya bekerja di atas segala-galanya. Mengetahui dengan jelas sampai di mana kata-kata itu berarti dan membiarkan terbuang begitu saja di tempat sampah. Palsu tetapi setidaknya menyenangkan dan dibutuhkan sampai tak berguna. Dia tahu Jungkook tak benar-benar bermaksud seperti itu. Mereka berdua sama-sama menyukai bagaimana hubungan itu menjadi gila dan penuh tantangan.

"Aku akan kembali terlebih dahulu, setelah itu baru dirimu. Kau bisa duduk dulu sambil membenahi diri. Maksudku kakimu pasti-"

"Ehm. Rasanya ngilu sekali," potong Taeri.

Jungkook terkekeh entah untuk ucapan Taeri yang menurutnya terlihat polos dan manis atau kenyataan bahwa wanita itu terlalu berani mengatakan begitu gamblang. "Ketika kau menikah nanti, kita bisa melanjutkannya lebih dari ini." Jungkook menekan bibir Taeri dengan ibu jarinya.

"Dan pastikan jangan menyelinap saat-saat penting seperti ini lalu berhenti di tengah jalan. Kau pikir menyenangkan seperti ini?"

Rasanya Jungkook tak bisa berhenti tersenyum atau tertawa melihat betapa menyenangkan Kim Taeri sedekat ini. Berinteraksi langsung. "Maaf. Aku serius ingin sekali tetapi dipastikan nanti aku juga ingin dipuaskan. Kalau lama, bisa ketahuan dan aku akan kehilanganmu." Jungkook mengecup pucuk kepala Taeri begitu lembut.

Taeri lumayan terkejut karena diperlakukan seperti ini. Sejujurnya dia hanya mengira hubungannya dengan Jungkook berlangsung sekali seperti one night stand, namun sekarang bahkan dilanjutkan dan Jungkook menunjukan bahwa dia benar-benar serius dengan ucapan ingin terus melanjutkannya. Tetapi tidak terbayang bahwa akan ada hal lain seperti ini, cara Jungkook memperlakukannya. Bohong kalau dia tidak berminat pada hubungan ini karena Jungkook memperlakukannya dengan manis sekalipun mereka berdua sama-sama tidak mengatas namakan cinta, tetapi berusaha membuat satu-sama lain nyaman. Setidaknya seperti itu kesimpulan Taeri saat ini.

Jungkook segera keluar dari kamar mandi sementara dirinya duduk menunggu di tangga yang mengarah ke pintu pintu kamar mandi. Design kamar mandi rumah utama Park cukup unik, Taeri menyukainya. Kakinya lemas, bahkan bergetar ketika berdiri. Masih terbayang bagaimana bibir Jungkook berada di sana. Mengatur napas baik-baik sambil menunggu waktu yang tepat untuk keluar. Sekitar lima menit, Taeri segera keluar.

Sementara Jungkook, lima menit yang lalu kembali ke meja makan dengan begitu kikuk. Jelas dia sama sekali tidak bau rokok, tetapi tidak juga begitu peduli karena berpikir parfume biasanya dapat menyamarkan. Dia harus mati-matian menahan diri agar tidak tersenyum karena mengingat kejadian tadi. Rasanya begitu luar biasa. Ada sesuatu tentang Taeri yang membuatnya ketagihan menginginkan terus-menerus. Ingin tahu lebih banyak tentang wanita itu melalui sentuhan-sentuhan.

A Perfect Plan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang