FF ini sangat pas kalau sambil dengerin lagu-lagu Lauv. Sudah lihat trailer A Perfect Plan? Nah itu juga pakai lagu Lauv. Ada di instagram ya. Kalau kalian sadar di trailer ada 'sesuatu' hehe.
Sudah pada PO The Bodyguard? Hari ini terakhir ya! Ada Free Ebook side story dan juga Bukunya luar biasa tentunya.
===
Kalau katanya cinta pada pandangan pertama itu tidak ada, sekadar rasa suka dan ketertarikan semata, lalu bagaimana dengan yang Kim Taeri alami sekarang? Baiklah, ini mungkin bukan pandangan pertama. Berkali-kali sampai rasanya membosankan bertemu dengan Jimin yang dulu membuat dia menggerutu atau memutar bola mata jengah, tapi hanya dalam sekali tatap pada senyuman indah dengan mata menyipit, membuat hati Taeri berdebar tak karuan. Lebih dari degup pada kencan tempo hari, atau mungkin sama, tetapi saat ini keyakinan penuh membuatnya sadar bahwa memang ada sesuatu yang berbeda.
Kim Taeri telah melihat Park Jimin dengan cara yang berbeda.
Sangat berbeda dari sebelumnya hingga membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.
Siapa yang menyangka bahwa orang terdekat yang tidak pernah disangka-sangka akan berubah menjadi yang tidak pernah terduga. Membuat kata cinta berada diujung bibir namun berakhir dengan mata berbinar-binar menatap dengan manis.
Taeri bisa dibilang sulit jatuh cinta. Hidupnya penuh dengan dirinya sendiri dan target-target yang berusaha dia capai. Sekali-dua kali memang memiliki hubungan khusus dengan pria yang biasanya berasa dari kalangan atas, kepentingan bisnis (untuk popularitas), atau kadang kesenangan semata. Tidak pernah merasakan apa yang dinamakan perasaan mengebu, tidak bisa berhenti tersenyum sendiri hanya karena memikirkan. Tidak pernah ada senyuman yang membuatnya ingin ikut tersenyum.
Jika berbicara tentang hubungan (rasa ketertarikan), Taeri adalah tipe yang tertarik pada pandangan pertama. Contohnya : Jika dia melihat dan suka, maka dia akan melanjutkan untuk mengetahui lebih dalam, cocok akan lanjut lebih serius (berkencan), tidak, akan langsung ditinggalkan. Tidak pernah berlarut-larut seperti sudah saling mengenal kemudian menjalin hubungan sesudahnya sekalipun jelas sang pria masuk dalam kategori baik. Menurutnya jika sudah mengenal lama tetapi tidak ada ketertarikan khusus, itu memang tidak cocok. Tidak ada sifat atau sesuatu yang dapat membuatnya tertarik. Pesona lawannya tidak sesuai dengan Kim Taeri.
Ia sempat mempertanyakan tentang perasaannya pada Jimin. Meragu sesaat mengapa dia bisa tertarik pada Jimin? Kemudian sadar bahwa Jimin memang selalu menarik. Terlalu banyak tentang Jimin yang sebenarnya belum dia ketahui dan saat ini ketika menemukan sesuatu yang baru, pesona Jimin berhasil merengkuh dan memenjarakannya.
Lucu, mungkin Kim Taeri sedang jatuh cinta saat ini.
"Taeri, ada apa? Kenapa kau berdiri di sana terus, sayang? Kemari," ujar Jimin membuyarkan lamunan Taeri. Jimin menepuk-nepuk sisi sofa tepat sampingnya.
Taeri menarik napas dalam-dalam berusaha mengontrol diri dan kemudian mengapit kedua bibirnya sesaat. Berusaha menahan senyum. Berusaha terlihat biasa saja. Berusaha tenang. Ini konyol karena kata 'sayang' yang diucapkan Jimin jadi terdengar indah sekali. Dengan angkuh, Taeri berjalan mendekat dan mendarat bokongnya tepat di samping Jimin. Melemparkan senyuman pada gadis di depannya yang merupakan kekasih Jeon Jungkook.
"Taeri, kau tahu, ini lucu sekali! Yumi baru saja menceritakan kalau Jungkook baru hari ini menyatakan perasaannya dan langsung mengajak untuk bertemu kita. Manis sekali kan anak kecil itu?" cerocos Jimin sambil tertawa-tawa sampai melempar tubuhnya ke bahu sofa.
Lain halnya dengan Jimin, Taeri jelas terkejut. Menurutnya memang lucu, hanya saja terdengar janggal. Tetapi melihat bagaimana Jimin dan Yumi tertawa bersama seperti itu adalah hal manis sekali membuat Taeri menyingkirkan pikirannya. Mungkin dia memang berpikir terlalu jauh. Maka Taeri ikut tersenyum karena yang terpenting saat ini adalah tentang dirinya dan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Plan ✓
Romance[ SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU DENGAN VERSI LEBIH LENGKAP, SERU DAN BERBEDA ] Aku tidak pernah mengerti mengapa gelas-gelas alkohol itu selalu habis namun tidak merusak sedikitpun isi otak Park Jimin. Masih saja pintar, licik dan bajingan...