Welcome in Love story with 'Secrets' vibe. Jangan lupa vote dan komen. Ini panjang.
+++
Taehyung kenal jelas bagaimana perangai Jimin. Di luar kepala. Sekalipun pemuda itu memiliki segudang hal misterius, pada akhirnya, Taehyung pasti akan memahami. Kenyataan bahwa Park Jimin selalu ada untuknya, jelas membuat Taehyung nyaman sama seperti besarnya dia menyayangi Jimin. Sekalipun Jimin kerap membuatnya menggelengkan kepala karena tiba-tiba melakukan hal yang nyaris tidak terpikirkan untuk seorang Park Jimin, Taehyung selalu menyebut Jimin adalah temannya yang paling dekat. Padahal kalau ditelaah, Taehyung memiliki banyak sekali teman. Sring berpergian ke sana-sini dengan yang lain—sama seperti Jimin—tetapi yang terbaik selalu jatuh pada mereka berdua. Selalu bersama. Setidaknya sampai Taeri membuat semuanya semakin menarik dan membahagiakan atau—kadang kebalikannya. Menghancurkan.Hari ini Jimin membuat kekacauan. Pukul tiga sore, Taehyung datang ke kantor hendak memeriksa dan menandatangani berkas dengan project besar. Harusnya dia bisa melakukannya besok, tetapi sayangnya dia memiliki jadwal dengan club pemilik kapal pesiar. Lumayan untuk menambah relasi sekaligus mempertahankan kelasnya. Tak perlu kesusahan karena merubah jadwal tiba-tiba, Taehyung selalu tahu Isla dapat diandalkan—itu adalah alasan ia mempekerjakannya. Mungkin selama ini Taehyung gemar bermain, memilih sekertaris yang dapat membuatnya nyaman di kantor ataupun di atas sofa ruangannya—sesekali di atas meja juga boleh—tetapi tidak dengan Isla. Taehyung tahu Isla memiliki kemampuan yang baik, penurut dan teliti. Alasan utamanya adalah dia ingin berhenti. Dia ingin Taeri. Sialnya Park Jimin tiba-tiba mengambil kendali dan menikahi wanita itu. Selama ini Taehyung berjuang susah payah untuk Taeri yang bahkan tak pernah meliriknya sama sekali. Menempatkan diri menjadi teman yang baik agar membuat nyaman.
Masuk ke gedung kantor dengan orang-orang yang membungkuk begitu sopan memberikan salam, Taehyung berjalan menuju ruangannya. Berhenti sejenak di depan ruangan Isla untuk meminta berkas yang perlu dipersiapkan. Mengetuk beberapa kali tetapi tak ada jawaban. Keningnya ebrkerut bingung sampai ada salah satu pegawai yang berlari kecil dan memberikan berkas yang dia butuhkan. Kebingungan Taehyung jelas bertambah.
"Kemana Isla?" tanya Taehyung langsung kebingungan.
"Dia pergi tadi pagi. Katanya ada urusan dengan Tuan Park. Bahkan suruhan Tuan Park sendiri yang mengatakan pada kami dan meminta izin juga bantuan mengurus pekerjaan Isla hari ini," jelas salah satu pegawai. Belum sempat karyawan tersebut melanjutkan kalimatnya, Taehyung sudah berjalan pergi memasuki ruangan dan membanting pintu.
Satu lantai yang mendengarnya sukses melongo.
Memang sudah kebiasaan untuk Jimin dan Taehyung melakukan semacam ini. Pun memaklumi di kala salah satunya 'meminjam' salah satu karyawan mereka. Yang terpenting tanpa ada paksaan sama sekali. Namun kali ini berbeda untuk Taehyung karena masih teringat jelas bagaimana raut wajah Taeri ketika Jimin jelas-jelas menggoda Isla setelah terang-terangan mempertontonkan adegan intim di depannya. Hal tersebut memicu kemarahan Taehyung melihat bagaimana Jimin semena-mena pada Taeri. Masalahnya adalah wanita yang Jimin perlakukan kurang ajar adalah yang dia cintai.
Melupakan apapun tentang berkas atau perkumpulan antar orang kaya raya, Taehyung memilih menghubungi Jimin. Bedebah itu perlu diberi peringatan dan diluruskan selagi Taeri belum tahu apa yang terjadi. setelah nada sambung dua kali, telepon langsung diangkat. Sejak dulu Jimin memang selalu menjadikan Taehyung dan Taeri sebagai prioritas apapun yang terjadi.
"Halo winter bear, ada apa?" sapa Jimin langsung dengan begitu santai namun suaranya agak serak terdengar seperti bangun tidur. Jelas sekali dia pasti kelelahan selesai bercinta. Tidur di sore hari sangat bukan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Plan ✓
Romance[ SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU DENGAN VERSI LEBIH LENGKAP, SERU DAN BERBEDA ] Aku tidak pernah mengerti mengapa gelas-gelas alkohol itu selalu habis namun tidak merusak sedikitpun isi otak Park Jimin. Masih saja pintar, licik dan bajingan...