"Revan masuk rumah sakit. Kun, aku minta maaf tapi tolong kesini"
Aleeta terdengar panik, cemas, sedih dan menyesal dalam pesan suara yang Kun terima pagi ini. Deru nafas yang terengah, intonasi suara yang kacau, menandakan kalau istrinya nyaris hancur untuk yang kesekian kalinya dan Kun menyesal tidak berada disana.
Hanya butuh pesan suara dari Aleeta untuk Tuhan menampar Kun kembali ke dunia nyata dan menyadarkannya bahwa apa yang dia lakukan salah. Kabur, tidak akan pernah menyelesaikan masalah dalam hidupnya dan harusnya Kun tidak lupa akan hal itu.
Rencananya pagi ini untuk sarapan bubur abalone bersama Ibu mertuanya harus pupus karena putra semata wayangnya masuk rumah sakit. Kun akhirnya meninggalkan kantung plastik hitam berisi bubur yang tadi dia beli dipintu rumah nyonya Choi sebelum bergegas kembali ke Seoul menyusul istrinya.
Pukul delapan pagi Kun tiba dirumah sakit. Sebagian orang menganggap rumah sakit adalah tempat menyeramkan untuk suatu alasan. Ada yang pernah kehilangan, berpisah secara paksa, atau mungkin memiliki pengalaman mistis. Bagi Kun, rumah sakit adalah tempat dimana keajaiban terjadi sebab kelahiran dan kematian bisa terjadi disaat yang bersamaan dan hanya dibatasi oleh dinding. Ditempat ini Kun selalu berharap bahwa keajaiban akan berpihak pada dirinya dan Revan.
"permisi, maaf, permisi" ucap Kun sambil berusaha keluar dari kerumunan dokter yang berada didepannya.
Kun takut terlambat sehingga ia mempercepat langkahnya menuju ruang tindakan--dimana Revan berada. Tubuhnya menerobos orang-orang yang berada dilorong rumah sakit untuk menemui istrinya yang saat ini pasti sedang sendirian.
Begitu lolos dari kerumunan, Kun melanjutnya larinya dan terhenti tepat didepan ruang tindakan.
terlambat? batinnya ketika melihat Aleeta yang sedang ditenangkan oleh Jaehyun. Tapi fokus Kun bukanlah pada keberadaan Jaehyun melainkan pada putranya.
"Dia akan baik-baik saja" Jaehyun terdengar sedang menenangkan Aleeta yang menangis.
Kun mendekati keduanya dengan perasaan bersalah.
"Sudah berapa lama dia didalam?"
Jaehyun yang menyadari keberadaan Kun segera berdiri. Ada satu pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Kun. Kemana saja dia daritadi saat istrinya dilingkupi rasa cemas dan ketakutan ? Bukankah harusnya Kun berada disisi istrinya ?
Namun tak satupun ia suarakan, yang Jaehyun lakukan hanya menatap Kun dan berusaha untuk tidak menghajar laki-laki itu.
"tiga jam" jawab Jaehyun sebelum memberikan ruang untuk Kun mendekati istrinya.
Kun tidak lagi peduli pada jawaban jaehyun, saat ini dirinya terfokus pada Aleeta. Gadis itu nampak takut untuk mendekat, namun sorot matanya benar-benar menunjukkan kalau yang dibutuhkan dirinya saat ini hanyalah sebuah pelukan hangat.
Kun bersimpuh mengisi kekosongan yang ditinggalkan Jaehyun tadi sambil meraih kedua tangan Aleeta untuk digenggam.
"Maaf, aku terlambat" ujar Kun menyesal.
Aleeta menatap suaminya yang tampak menyesal karena tidak tiba lebih cepat. Dia benci ketika Kun menyalahkan dirinya untuk semua yang terjadi.
"Maaf aku justru ninggalin kamu sendirian"
Aleeta menggeleng, air matanya kembali muncul. Dengan sisa tenaga yang ada dalam dirinya, dia mencakup wajah Kun, mengusapnya dengan lembut.
"Maaf, semuanya salahku" ujar Aleeta lirih sebelum akhirnya menangis dalam pelukan suaminya.
Kun mengusap kepala istrinya tanpa mengatakan apapun. Saat ini bukan kata-kata yang dibutuhkan Aleeta maupun Kun, keduanya paham akan maksud dari ucapan maaf yang dilontarkan, dan yang mereka butuhkan hanyalah keberadaan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Then | Kun [Complete]
Fanfiction[Rated] [Mature Words, Mature Scene] When you start loving somebody else, When i get used to the life without you, and when i couldn't walk anymore, Only Then, I can let you go .- Kun tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan mengambil kepu...