niatnya kreatif dikit gitu ngasih judul chapter titik titik doang, tapi lama lama mikir juga, yakali kalo chapter 20 titiknya 20 juga :( kan gaje banget mana cerita udah kaga jelas juga, iyeee khaann.
Btw, terima kasih sudah kerja keras vote NCT di twitter. Sekarang istirahat ya, semoga ceritanya bisa ngehibur ! Love x
[...]
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam ketika Revan sadar dari pengaruh obatnya. Aleeta segera mengajak nya pulang untuk istirahat karena Ia hafal betul efek samping dari pengobatan yang dilalui Revan hari ini. Biasanya Kun akan selalu menjemput mereka dirumah sakit namun karena hari ini ia masih berada di Guam, Aleeta hanya bisa mengandalkan taksi.
"Hujan, ma..." Ujar Revan yang berdiri disamping Ibunya. Tangan kirinya yang mungil sesekali menarik coat yang dikenakan Ibunya—seolah minta diperhatikan.
"Revan sabar ya, mama masih cari taksi" balas Aleeta.
Bosan menunggu. Revan mengulurkan tangannya untuk menangkap rintik hujan yang sejak tadi ia pandangi. Ia mengigil kedinginan saat air itu bersentuhan dengan kulitnya. Sosok Kun yang selalu menggendongnya dijendela untuk menonton hujan terlintas dikepalanya.
"Ma, aku kangen papa" ucapnya tulus.
Aleeta berjongkok disamping putranya, tangan kanannya mengusap kepala Revan dengan lembut. "Nanti kita telepon papa begitu taksinya dateng, ya ?"
Revan hanya mengangguk. Kedua tangannya terulur kearah Aleeta minta digendong. "Ma, mau muntah. Pusing"
Aleeta meraih tubuh mungil Revan untuk digendong. "Revan tidur dulu dipundak mama, ya ?"
Revan hanya mengangguk kemudian memejamkan matanya.
Sebuah notifikasi dari aplikasi taksi online muncul diponselnya. Aleeta buru-buru memeriksanya.
No Drivers were found! Search again?
Gadis batin Aleeta menjerit kesal. Hasilnya nihil. Tidak ada satupun yang menerimanya dan Aleeta harus kembali memesan. Kali ini ia menyelipkan doa lain. Berharap bertemu salah satu teman dekatnya atau rekan kerja Kun yang mungkin berbaik hati menawarkan tumpangan.
Mama juga kangen sama papa, Van. ujar Aleeta dalam hati sambil mengeratkan gendongannya.
[.]
Disisi lain rumah sakit..
Jaehyun keluar dari ruang praktiknya setelah selesai menginput data terakhir pasien di UGD. Senyumnya merekah menyusuri lorong rumah sakit karena hari ini bukan jadwalnya untuk jaga malam. Dalam perjalanan ia menyempatkan diri untuk mengintip Doyoung diruangannya yang masih sibuk dengan pasien.
Kasihan, pikirnya ketika melihat temannya kewalahan.
Langkah Jaehyun terhenti saat melihat Aleeta dan Revan yang berdiri dibawah kanopi lobi rumah sakit. Siapa saja yang melihat mereka pasti tahu kalau keduanya sedang menunggu jemputan dan Jaehyun penasaran akan sosok 'penjemput' mantan kekasihnya itu.
Jaehyun tersenyum ketika melihat Aleeta kewalahan menggendong Revan yang tampak rewel. Ia memberanikan diri untuk mendekat.
"Halo Revan, kok belum pulang ?" tanya Jaehyun
Aleeta yang menyadari keberadaan Jaehyun mau tak mau menyapanya. "Oh, Dokter Jung, selamat malam"
"Kok belum pulang?" Jaehyun mengulang pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Then | Kun [Complete]
Fiksi Penggemar[Rated] [Mature Words, Mature Scene] When you start loving somebody else, When i get used to the life without you, and when i couldn't walk anymore, Only Then, I can let you go .- Kun tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan mengambil kepu...