Letting Go

2.2K 350 58
                                    

Playlist : Love Is - Davichi 

***

Seolah belum puas mengambil Revan dari sisi Aleeta dan Kun, semesta memutuskan untuk mengejutkan mereka bertiga dengan membiarkan semua orang tahu identitas Revan yang sebenarnya. Taeyong adalah orang pertama yang mengetahui itu semua dari headline berita yang ada diseluruh portal berita. 

Meskipun bukan anak kandung, Kun mencintai Revan seperti anak sendiri

10 POTRET MENGGEMASKAN REVAN DAN AYAHNYA 

IDENTITAS REVAN TERUNGKAP, ALEETA SELINGKUH DENGAN PRIA LAIN?

SIAPA REVAN DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN KUN?

KUN DIPERALAT OLEH ALEETA UNTUK KEHIDUPAN MEWAH

"Sampah" gumam Taeyong saat menelusuri postingan berita yang dikirimkan oleh anak buahnya. Ia langsung  menghubungi tim sekuriti untuk menjaga kondusifitas pemakaman Revan yang akan berlangsung pukul sepuluh pagi. "Jangan biarkan salah satu dari mereka berhasil masuk" 

"baik bos" 

Taeyong kemudian menyimpan ponselnya disaku celana dan kembali keruang persemayaman. Dalam diam dia memperhatikan Kun, Aleeta dan Jaehyun yang menatap proses pemindahan jasad Revan menuju peti. Dadanya terasa sesak, ia ikut kehilangan bos kecil yang selama ini suka merecoki pekerjaannya. 

Bagi Taeyong, Revan bukan anak yang nakal. Senyum dan gelak tawa anak kecil itu selalu menyejukkan ruang kerjanya yang panas akibat deadline. Kini itu semua hanya bisa ia kenang sambil berdoa kalau atasan-sekaligus teman baiknya, Kun cukup kuat melewati masa-masa kehilangan ini. 

"cucuku!" 

Taeyong belum sempat memproses apa yang terjadi dihadapannya sebab seorang wanita paruh baya datang tergesa-gesa keruang doa dan menabraknya. Wanita paruh baya itu segera bersimpuh dilantai, memanggil Revan berkali-kali sambil menangis histeris. 

OH. Ibunya Kun. Batin Taeyong ketika mengenali sosok yang tadi menabraknya. 

Wajar kalau wanita itu kini mennagis tersedu dan kehilangan. Nenek lincah, begitu sebutan yang diberikan Revan, ini memang beda dengan ibu Aleeta. Ibu Kun masih aktif bekerja di shanghai, persis seperti putra semata wayangnya. Hanya saja ayah Kun masih sedikit menutup diri dengan Aleeta dan Revan, kakeknya melarang sang nenek untuk menemui cucunya sering-sering. 

"Kan..janji sama nenek mau beli tas baru" ujar Nyonya Qian dihadapan mendiang cucunya. "Kenapa nenek ditinggal, nak... nenek minta maaf" 

Kun membisu ditempatnya, ia seolah seperti robot yang kehabisan baterai. Aleeta adalah orang pertama yang menghampiri mertuanya, memeluk sambil berusaha menenangkan. Taeyong cemas menatap peristiwa tersebut karena seingatnya Nyonya Qian masih susah menerima Aleeta sebagai menantuanya tapi sepertinya malam ini berbeda. 

"Maaf..." ucap nyonya Qian dalam dekpan Aleeta. "Saya harusnya meminta kalian pindah ke Shanghai lebih cepat, maaf..." 

"Tidak apa-apa bu, semua sudah terjadi.. Revan baik-baik saja diatas sana" 

Siapapun diruangan tahu kalau Aleeta sendiri tidak yakin dengan ucapan yang keluar dari mulutnya. Wanita itu masih rapuh dan getir, masih butuh dukungan lebih dari apapun. Kun akhirnya mendekat, membantu ibunya berdiri dan membawanya keruang makan untuk menenangkan diri. 

"Qian Kun mohon informasinya" 

"Tuan Kun, mohon tanggapan" 

"Qian Kun mohon klarifikasi.." 

Belasna reporter yang entah datang darimana berhasil menemukan ruangan Revan, mereka memanggil Kun untuk minta penjelasan. Taeyong buru-buru menuju pintu masuk untuk mengecek keadaan. Jemarinya terkepal ketika belasan wartawan memanggil Kun secara bergantian dan kilatan lampu kamera menyerbu pengelihatannya. 

Only Then |  Kun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang