The Message (Kun)

1.8K 219 40
                                    

"So this is where he's been hiding himself?" Aleeta berdialog pada dirinya sendiri ketika sepasang sepatu pantofelnya menginjak lantai lobi rumah sakit. Masih terbesit rasa kesal dalam hatinya sebab merasa dibohongi oleh Kun yang tak memberi kabar mengenai kepulangannya. 

Hari ini Taeyong menjemputnya secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan dan bilang akan mengajaknya bertemu dengan Kun, yang tentu saja disambut baik oleh Aleeta. Sepanjang perjalanan Aleeta terus bertanya pada Taeyong mengenai kepulangan mereka berdua dari Shanghai dan tentu saja mengorek alasan kenapa Kun tidak menghubunginya hampir sebulan, namun tak satupun pertanyaan itu dijawab oleh Taeyong sebab dia fokus menyetir dan menolak untuk bicara. 

"Mau ketemu Kun nggak?" Taeyong yang berdiri tak jauh beberapa meter dari Aleeta bertanya saat menyadari wanita itu tak ada dibelakangnya dan justru sibuk mengagumi Chandelier yang ada dilobi rumah sakit. 

"Akhirnya buka mulut juga, kupikir kamu sariawan" Aleeta menggerutu sambil tetap mengekor Taeyong. 

Kedua kembali berjalan melewati poliklinik yang ada disepanjang lorong dan menyeberang beberapa kali sampai dia tiba digedung poliklinik yang berada dibagian paling belakang rumah sakit. 

"Taeyong" Panggil Aleeta ketika menyadari gerak-gerik Taeyong yang mencurigakan sebab yang mereka lakukan sejak tadi hanyalah menyebrang dari gedung satu menuju gedung lainnya dan tidak naik lift menuju lantai atas-dimana Kun seharusnya berada. "Kita mau kemana sebenarnya?" 

Taeyong menghela nafas sebelum menjawab, "Katanya mau ketemu Kun?"

Aleeta yang merasa kalau Taeyong nampak kalut akhirnya mengangguk pasrah dan tidak berniat untuk bertanya lebih jauh, wanita itu mengekor dalam diam. 

Sementara Taeyong melangkah dalam perasaan cemas sebab ada dua hal yang ia pikirkan. Reaksi Aleeta ketika melihat Kun, dan reaksi Kun ketika melihat istrinya. Dua hal itu cukup membuatnya merasa hampir gila pagi ini. Bagaimana kalau yang dia takutkan selama ini terjadi?

"Oh Tuhan..." Taeyong menggumam ketika sadar kalau didepannya sudah ada pintu kaca yang menjadi pemisah antara gedung dan taman pasien. Pintu ini seolah menjadi pelindung terakhir Taeyong dari ketakutannya sebab begitu mereka melangkah keluar maka Taeyong harus siap dengan apapun yang terjadi. 

"Taeyong kenapa berhenti? Are you okay?" Aleeta yang bingung akhirnya bertanya. "Kamu nyembunyiin sesuatu?"

Taeyong berbalik untuk menatap Aleeta yang mulai khawatir. "Promise me one thing

"Apa?"

"you will love him unconditionally?

"Of course, kamu tahu apa yang aku dan Kun alami" Aleeta menjawab acuh sambil terkekeh karna merasa pertanyaan Taeyong barusan cukup lucu. "Yong, dont act as if Kun is one of the patient and we're about to visit him" 

Taeyong terdiam beberapa saat sebelum mengangguk. "Yang kamu bilang, bener"  

"wait, Taeyong i was joking, Kun is fine right?

"Nggak, dia sakit"  

"Taeyong this isn't the right time to joke around, i need to see Kun. I need to see him" ucap Aleeta tegas sambil menatap Taeyong dengan cemas-hendak mengkonfirmasi kekhawatirannya dari sorot mata Taeyong. Aleeta menemukan jawabannya sehingga dia langsung berjalan mendahului Taeyong menuju pintu keluar. 

"Dia sakit" ujar Taeyong. "Sejak enam bulan terakhir kondisinya memburuk sampai dia harus dirawat karna membahayakan keselamatannya." 

Langkah Aleeta terhenti, genggamannya pada handle pintu mengerat. Sekali lagi dia menatap sahabat karib suaminya, mencoba mencari tanda kebohongan. 

Only Then |  Kun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang