The Message (Jaehyun)

1.6K 243 35
                                    

Playlist : Hard For Me - Doyoung (plis ya ampun bucin doyoung pake banget, kenapa ada manusia se-sempurna doyoung)

**

"Dokter, lets meet again later! see you!" seorang anak kecil melambaikan tangannya ke arah Jaehyun sambil tersenyum. Anak itu salah satu dari sekian banyak anak-anak pejuang kanker, dan satu dari sekian banyak pasien cilik Jaehyun. 

"Hmm... "Jaehyun menyamakan tingginya dengan sang anak sambil tersenyum, tangan kanannya bergerak mengusap puncak kepalanya. "Iya,sampai ketemu lagi"

Jaehyun memandangi anak laki-laki yang perlahan berjalan menemui Ibunya yang sudah lebih dulu berjalan didepan. Setiap kali berhadapan dengan pasien cilik, hatinya hangat tapi juga sakit disaat yang bersamaan. Rasa sesal itu menyeruak dan membuatnya bertanya pada diri sendiri kenapa dia bisa menyelamatkan anak-anka lain tapi tidak dengan putranya sendiri?

Sering kali Jaehyun merasa seperti Deja Vu, seolah kembali merasakan peristiwa yang sama dan bedanya anak kecil yang ada dihadapannya adalah Revan. Masih jelas teringat bagaimana anak itu berpamitan sambil tersenyum dan suara yang ceria, meskipun semua tahu kalau maut bisa saja menjemput anak itu kapan saja. 

"Revan.." ucapnya tanpa sadar. 

Jaehyun baru bisa kembali sadar setelah suster jaga menghubungi ponselnya untuk mengingatkan waktu kunjungan keruang rawat inap. Jaehyun buru-buru keluar ruangan dan menjalankan tugasnya. Tak lama ia kembali ke bilik jaga para suster untuk memasukan laporan terapi dari pasiennya hari ini. 

"Masih pagi, dokter sudah visit dan menerima pasien check up enam orang" ucap Suster Han-salah satu perawat senior yang Kun kenal. 

"Haha, iya lagi ramai kayaknya"jawab Jaehyun seadanya menyembunyikan fakta bahwa ia belum pulang kerumah sejak kemarin. 

"Inget makan ya dok, jangan sampai sakit" 

"Iyaa..." Bersamaan dengan itu perutnya berbunyi, meraung minta diberi asupan namun Jaehyun mengacuhkannya dan kembali menyibukkan diri. Dia lupa kapan terakhir kali dia makan dengan baik, seingatnya kemarin siang dia hanya makan sebutir telur rebus.  

Jaehyun dulu selalu suka menatap senja dari rooftop rumah sakit disela-sela jadwal bertugas, sekedar menghirup nafas setelah menghabiskan waktu cukup lama diruang operasi. Kini Jaehyun tidak pernah mau beristirahat, apapun akan dia lakukan hanya untuk mengalihkan perhatiannya. 

Rasa bersalah tidak pernah benar-benar hilang dari benaknya meskipun Aleeta sudah mewanti-wanti, terlebih berpisahnya Kun dan Aleeta selang beberapa bulan setelah kepergian Revan membuatnya tidak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri. 

Seandainya dia tidak muncul dan masuk kedalam kehidupan mereka, mungkin semua akan baik-baik saja. Seandainya ia datang lebih awal mungkin Jaehyun punya banyak waktu untuk bersama Revan, sedikit lebih banyak dari apa yang terjadi kemarin. 

Kalau Jaehyun tahu lebih awal, dia akan mengatakan kalau dia mencintai Revan sebanyak mungkin. Kehadiran Revan membuat hidupnya berwarna, menghadirkan hal-hal baru yang tak pernah ia temui sebelumnya. Kini hanya foto Revan dan dirinya yang tersisa, foto yang akan ia peluk sepanjang malam ketika rasa rindu itu melingkupi. Rasa rindu yang tak akan pernah bisa diisi oleh apapun. 

Semuanya masih terasa mimpi bagi Jaehyun, seringnya laki-laki itu memilih untuk hidup dalam dilema dan realita yang dia rangkai sendiri, bukan kenyataan. Setengah dari diri Jaehyun ikut pergi bersama Revan, menyisakan kenangan yang menyatu dengan waktu.  

Jaehyun seolah kembali ke lembah hitam itu lagi. Hanya saja dia lebih dewasa, amarah kesedihannya ia lampiaskan pada pekerjaanya. Jaehyun menginap berhari-hari, pulang ke apartemen hanya untuk sekedar mandi dan berganti baju lalu kembali bertugas. Berkali-kali mengajukan surat tugas keluar, berharap ia akan dikirim keluar negeri untuk bertugas di medan perang? menghadapi pandemi atau apa saja yang akan membuatnya sibuk sehingga tidak sedikitpun bayangan Revan hinggak dikepalanya. 

Only Then |  Kun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang