bingung, ini mesti dilanjut ngga ya ? alurnya udah jadi sampe tamat tapi bingung nulisnya dan ngga pede. Ancur ya ceritanya ? :( komen juseyo aku bingung :"
[?]
"I'll gladly take the blame for all we've ever had. I'll take these broken things and I'll try to mend the cracks."[....]
Jaehyun duduk menyendiri disalah satu bangku kosong yang ada disudut kantin rumah sakit. Tangan kanannya sudah mengaduk gula yang ada digelas kopinya sejak lima menit yang lalu, sementara pandangannya terpaku pada halaman rumah sakit yang ramai akan pasien.
Pikirannya mengudara memikirkan apa yang terjadi beberapa hari lalu. Ia bertemu kembali dengan Aleeta yang selama ini tak pernah hilang dari benaknya. Seharusnya Jaehyun biasa saja—seperti apa yang selama ini ia harapkan, tapi toh nyatanya kenangan itu datang kembali ketika melihat Aleeta berdiri dihadapannya. Kenangan yang selama ini berusaha ia lupakan, muncul begitu saja tanpa permisi dan mengganggu pikirannya.
"Woi! Jung Jaehyun!" Doyoung—Dokter sepesialis jantung yang tak lain adalah teman karibnya—menepuk kedua pundaknya dengan kecang, membuat Jaehyun terkejut dan hampir menumpahkan kopinya.
"Lo nganggetin, brengsek" ucapnya kesal
"Kenapa lo?" Tanya Doyoung sambil mendudukan dirinya disamping Jaehyun. Tangan kanannya merebut gelas kopi yang ada dihadapan jaehyun kemudian menyesapnya tanpa ijin.
"Masalah operasi?"
Jaehyun hanya menggeleng, enggan mengeluarkan suara untuk menjawab.
Operasi memang melelahkan. Ada banyak resiko dan hal yang dipertaruhkan selama peroses itu berlangsung tapi Jaehyun tak pernah menganggapnya sebagai sesuatu yang melelahkan. Dia mencintai hal-hal yang memacu adrenalin dalam dirinya dan kegiatan operasi adalah salah satunya, berbeda dengan Doyoung yang kerap cemas dan pusing sendiri."Gelas keberapa nih? Lo udah makan?" Doyoung kembali bertanya seolah teman karibnya itu baru saja meneguk gelas kopi kesebalas yang ia minum hari ini.
"bacot, udah minum aja. Lo masih ada jadwal visit kan ?"
Sebenarnya Doyoung hanya ingin mengecek keadaan temannya yang belakangan ini tampak uring-uringan. Meskipun Jaehyun nggak menceritakan masalahnya secara langsung tapi Doyoung bisa merasakan perubahan sikap dan raut wajahnya temannya yang rumit itu.
Doyoung menurut, ia menyesap kopi hitam ditangannya untuk yang terakhir lalu mengembalikan gelas kopinya pada Jaehyun.
Tangan kirinya tertumpu dimeja untuk menyanggah kepalanya. "Lo kenapa sih ? Sensitif banget kayaknya"
"Nggak apa-apa cuma lagi mikirin materi pelatihan aja." Jawab Jaehyun berbohong.
Dia merasa belum waktunya untuk menceritakan semuanya pada Doyoung. Untuk saat ini, Doyoung cukup mengenalnya sebagai dokter perfeksionis yang gila kerja dan kopi, bukan Jaehyun yang masih belum bisa move on dari masa lalu.
Doyoung memutar matanya, muak dengan sikap 'sok kuat' sahabatnya.
"Lo marah karena dikasih pasien tambahan yang waktu itu—aduh, gue lupa namanya" Doyoung berusaha mengingat nama pasien baru yang dipegang Jaehyun.
"Revan?" Jaehyun menebak pasien yang dimaksud Doyoung. "Yang anak kecil gamau disuntik itu?"
"Nah itu!"
Jaehyun hanya menggeleng, tidak membenarkan dugaan Doyoung. "Gue suka anak itu"
"Cih" Doyoung mendecak heran setelah tahu apa yang membuat temannya itu uring-uringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Then | Kun [Complete]
Fanfic[Rated] [Mature Words, Mature Scene] When you start loving somebody else, When i get used to the life without you, and when i couldn't walk anymore, Only Then, I can let you go .- Kun tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan mengambil kepu...