Part 1

640 44 9
                                    

Maaf banget kalau ada kata-kata yang typo atau kurang efektif pada part ini....

Btw, visualisasinya Kara liat di mulmed ya.

Selamat membaca ❤️

***

"MAU KAWIN JANGAN DITUNDA, TUNDA JANGAN!"

Satu nyanyian dengan suara yang tidak ada bagusnya sama sekali, serta sorak tawa dari hampir seisi kelas berhasil membuat kepala Kara terangkat kembali ketika ia baru saja menenggelamkan kepalanya pada kedua tangannya yang terlipat. Perlahan, Ia mengucek matanya sebentar dan mengerjap beberapa kali untuk menyusaikan cahaya yang ditangkap retinanya.

Kara mengalihkan pandangannya, ikut mengamati objek yang saat ini tengah ditertawakan oleh hampir seisi kelas. Di depannya, tiga biang onar XII IPS-3 ; Raga, Arkan, dan juga Trias tengah berjoget seperti orang gila sambil menyanyikan lagu dangdut yang sedang nge-hits saat ini.

"TARIK MANGGGG," ujar Raga sambil mengipas-ngipaskan uang receh seharga dua ribu rupiah di atas kepala Trias. Ketika Trias mengambil uang receh itu dari tangan Raga, tawa para penghuni kelas pun semakin menjadi-jadi.

"JANGAN KASIH KENDOR, RI! WALAPUN HARGA LO CUMA DUA RIBU," teriak Rayn yang tak bisa berhenti tertawa akibat kekonyolan tiga makhluk astral penghuni kelasnya itu.

Kara yang melihat kegaduhan teman sekelasnya itu hanya bisa memutar kedua bola matanya malas. Jika saja ia memiliki keberanian, mungkin saat ini buku matematika yang tebalnya hampir satu inci di atas mejanya sudah ia lemparkan kepada tiga dara yang sudah berani mengusik ketengannya.

"Mereka lucu banget sih," suara itu milik Ralin, teman sebangku Kara.

Kara menoleh, "lucu? Apanya yang lucu? Kelakuan mereka ganggu banget tau."

"Kenapa sih, Ra? Perasaan hari ini kamu sensi banget, deh." Ralin menatap Kara sekilas sebelum pandangannya kembali terarah pada Raga, Arkan, dan Trias yang hari ini sukses membuat sakit perut seluruh kelas.

Kara menopang dagunya, wajah gadis itu semakin cemberut. Sebenarnya, kebisingan yang dibuat oleh Trias dan kawan-kawannya bukanlah satu-satunya alasan dibalik ekspresi yang kini tengah terpasang pada wajah Kara. Mungkin karena mood-nya yang sedang tidak baiklah yang membuat rasa jengkel dalam diri Kara semakin bertambah.

"Nah teman-temanku sekalian, rasanya kurang afdol apabila acara dangdutan kali ini tidak ada gadis bohay yang ikut bergabung," Arkan tersenyum seraya memandang kearah Kara, "kepada Neng Kara pacarnya Abang Trias, ayo maju kedepan!"

Kara yang mendengar namanya disebut hanya bisa memicingkan matanya. Sementara teman-temannyax yang lain semakin tertawa dan ikut meneriaki namanya untuk segera maju kedepan.

"EHHH NGAPAIN LO GEPAK KEPALA GUE? SAKIT BEGO!" Arkan meringis saat merasakan tepukan yang cukup kuat dibagian belakang kepalanya.

"CIEEEE TRIAS NGGAK PENGEN NENG PACARNYA DILIATIAN ORANG DIKELAS, YA?" ujar Raga dengan nada yang membuat Kara ingin mengamuk seketika.

"Neng pacar mbahmu! Idih! Gue nggak demen kali sama yang alim-alim," kata Trias tak sudi.

"Ih lo itu harus sama yang alim-alim tau nggak, Ri? Biar dosa-dosa lo udah nyampe langit ketujuh itu bisa hilang," ucap Arkan yang langsung membuat tawa murid yang tadi sempat terhenti kembali terdengar lagi.

"Nahhhh, gue setuju banget sama lo, Ga! Coba Ri, lo pandang Kara deh! Udah berhijab, cantik, alim lagi. Masa lo kagak mau?" kata Raga ikut menimpali.

EstungkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang