Mengapa justru kamu yang mampu menerbitkan kembali senyuman manis itu
Anggara Kavin
Happy reading!Sudah seminggu sejak kejadian di parkiran, sudah seminggu juga Gara seakan menjauhi Kaina. Cowok itu tidak menjemput atau mengantar Kaina pulang, bertegur sapa di sekolah saja tidak. Hingga semua orang yang ada di SMA Purnama mengira jika Gara dan Kaina sudah putus. Beredarnya gosip itupun membuat Kaina dihujat sana-sini. Sudah dua hari ini Kaina harus menebalkan wajahnya untuk menghadapi orang-orang yang berpapasan dengannya di koridor. Cewek itu tidak peduli dengan mereka. Namun hatinya tetap takut jika Gara benar-benar meninggalkannya. Walau hanya pura-pura Kaina tetap bersyukur bisa mengenal cowok itu secara nyata. Gara, Kaina rindu.
Kaina memberhentikan langkahnya di anak tangga terakhir saat ada seseorang yang menghalangi jalannya. Gadis itu menoleh dan mendapati wajah Rafael di depannya. Cowok itu tersenyum hangat pada Kaina. Bekas luka yang cowok itu dapat dari Gara pun sudah hampir hilang.
"Ikut gue sebentar" ucap Rafael. Tidak biasanya cowok itu mau bicara pada Kaina.
"Tapi jemputan gue hampir dateng" balas Kaina jujur.
"Sebentar Kaina. Sepuluh menit" ucap Rafael memaksa. Ia harus bicara dengan Kaina. "Penting!!"
Kaina menghela napasnya. "Oke"ucap Kaina pada akhirnya.
"Gue ikut!!" Seru Shania yang baru muncul dari lantai dua. Ia tiba-tiba saja sudah berdiri di sebelah Kaina. "Gue nggak mau Kaina hadapin lo sendirian!!"
"Lo tuh nggak usah ngerusuh bisa nggak sih?!" Rafael menatap Shania tajam. Sedangkan Shania dengan tak gentar membalas tatapan Rafael dengan tatapan garangnya.
Rafael dan Shania sejak dulu memang tidak akur. Dulu saat hari pertama mos Rafael tidak sengaja meminum minuman yang sudah dipesan Shania karena cowok itu kehausan setelah dihukum berlari mengelilingi lapangan tiga kali putaran. Shania yang sifatnya memang tidak suka berbagi dengan orang asing pun langsung mencak-mencak di tempat karena ia juga sudah kehausan. Padahal Rafael juga sudah minta maaf. Namun Shania sudah terlanjur mengecap Rafael sebagai cowok tidak tau sopan satun. Ditambah lagi cowok itu juga suka php.in anak cewek. Dan Shania pun menambah title buaya untuk cowok itu. Tanpa Shania tau, Rafael memberi harapan palsu pada anak cewek SMA Purnama karena cintanya yang ia miliki tidak mungkin terbalas oleh Bella. Cowok itu tau Bella sebenarnya menyukai Gara.
"Eh buaya!! Gue nggak akan biarin lo baperin Kaina ya!!" Ujar Shania sengit. Rafael memang musuh abadi baginya.
Rafael balas menatap Shania sengit. "Siapa yang mau baperin Kaina, bege? Minggir!!" Ujar cowok itu. Ia menggandeng tangan Kaina dan menyerobot Shania yang masih berdiri di tangga.
"Eh? Gue harus ikut!!" Teriak Shania namun tidak jadi mengejar mereka berdua karena ponselnya berbunyi. Ada nama bundanya di sana.
"Iya bun? Hng.. iya aku keluar. Bunda di tempat biasanya aja, di tempat kalo aku nunggu bunda"
Ternyata bunda Tita sudah ada di depan sekolah. Dan Shania cemberut kesal karena tidak bisa memantau keselamatan Kaina. "Bunda tumben-tumbenan udah dateng. Kan jadinya gue nggak bisa mantau Kaina"
Sepanjang perjalanan dari tangga gedung kelasnya sampai dipintu gerbang Shania tak henti berpikir mengapa tiba-tiba Rafael ingin bicara berdua dengan Kaina. Pilih-pilih tempat pula. Apa tidak bisa bicara sambil berjalan menuju gerbang. Pasti ada sesuatu yang direncanakan Rafael. Pokoknya Shania harus menagih Kaina untuk bercerita nanti.
Shania harus memberhentikan langkahnya saat ia melihat Gara yang celingukan seperti mencari seseorang dari arah pintu gerbang. Pasti nyari Kaina? Apa mungkin Bella? Alah Shania langsung dongkol melihat wajah Gara. Cowok itu tidak ada bedanya dengan Rafael yang suka menghancurkan harapan wanita, walau dalam bentuk yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Mate
Roman pour AdolescentsSlow Update!! Troublemaker couple new generation. Nggak senakal Langit Ardam Farishky dan istrinya. Shania bilang gue adalah orang paling bodoh sejagat raya, mulai dari merkurius sampai neptunus hingga dunia akhirat. Kenapa? Karena gue dengan mudahn...