Bagian tujuh belas : sakit beruntun

230 19 5
                                    

Happy reading!

Mata Shania melotot sempurna melihat layar ponsel di genggamannya. Cewek itu melirik Kaina yang duduk di sampingnya dengan kepala tertelungkup di meja. Shania memilih untuk menemani Kaina dan tidak pergi ke kantin dijam istirahat. Demi apapun perutnya malah terasa kenyang sekarang melihat Kaina yang terlihat tidak bersemangat.

Shania melihat ke arah layar ponselnya lagi. Di layar pipih itu terdapat sebuah foto yang menampilkan Kaina yang sedang memeluk Gara dengan caption yang membuat darah Shania naik begitu saja.

Ini foto diambil tiga hari yang lalu pas Gara mutusin Kaina. Tapi Kainanya nggak mau. Itu cewek dengan ngga tau diri meluk Gara. Tapi Gara nggak peduli.

Grup angkatan Shania mendadak ramai. Apa lagi di foto itu Gara tidak membalas pelukan dari Kaina, membuat semua anggota di grup percaya saja dengan caption yang ada.

Shania bangkit dari duduknya secara tiba-tiba. Cewek itu harus mencari keberadaan seseorang yang saat ini ingin sekali ia lemari dengan bangku.

"Shan..." Kaina memanggil Shania yang sudah sampai di depan pintu. Katanya cewek itu mau menemaninya di kelas tapi malah mau pergi begitu saja. "Katanya mau nemenin gue."

"Gue ada urusan." Balas Shania terlihat tidak sabaran.

"Mau kemana sih?"

Shania mendesah keras. "Gue mau nyambit orang!! Lo di sini aja, nggak usah kemana-mana!" Shania terlihat buru-buru keluar kelas.

Kaina penasaran dengan teman sebangkunya itu yang terlihat marah. Ada apa ya? Karena takut Shania mungkin benar akan mempraktekan bela dirinya pada murid di sekolah ini, Kaina memutuskan untuk menyusul cewek itu. Ternyata Shania belum terlalu jauh.

Kaina masih merasakan orang-orang di sekitar koridor menatapnya aneh. Bahkan ada yang terang-terangan mencibirnya. Namun Kaina tidak peduli. Menurutnya itu tidak penting. Walaupun ia benci dengan keadaan ini namun mau tidak mau ia harus menghadapinya. Cewek itu tetap melangkahkan kakinya mengikuti Shania sebelum cewek itu menghilang dari pandangannya.

*

Shania berhasil menemukan Bella sedang duduk di bangku taman. Ada Gara di samping cewek itu. Shania berdiri di depan keduanya dengan tatapan tajamnya. Ia ingin sekali mencakar wajah Bella yang sok polos itu.

"Lo temannya Kaina kan?" Tanya Bella membuat Shania muak.

Shania memutar bola matanya malas. Itu cewek sok tidak kenal atau memang lupa. Dasar drama queen!!

"Nggak usah basa-basi!!" Sentak Shania ketus. "Maksud lo apa ngirim foto nggak jelas di grup angkatan?!"

Gara mengernyit bingung melihat Shania yang terlihat tidak suka pada Bella. Kenapa begitu?

"Ngirim apaan? Dari pagi gue nggak main ponsel." Ucap Bella tidak mengerti.

"Halah nggak usah drama deh!!" Balas Shania tidak ada ramah-ramahnya. "Mau lo apa sih sebenernya?!"

"Nggak usah bentak-bentak!!" Gara berdiri dan memperingati Shania. Cowok itu dari awal tidak suka dengan Shania yang selalu ikut campur dengan urusannya. Dan sekarang setelah Gara lepas dari Kaina kenapa cewek itu masih saja mengganggunya.

Shania menatap Gara sinis. "Ajarin cewek lo satu kebaikan!! Jangan jahat mulu jadi orang!!"

"Lo kenapa sih?! Nggak bisa ya lo hidup tanpa ikut campur urusan gue!!" Gara sudah meninggikan suaranya. Ia benar-benar tidak suka dengan sahabat Kaina yang satu ini.

Shania semakin menantang Gara. Cewek itu bahkan tidak takut dengan Gara yang menatapnya garang. "Cek hp lo sekarang!!"

Gara mendesah kesal. "Buat apa sih?! Pergi!! Jangan ganggu gue lagi!!"

Fake MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang