Bagian lima : absurd

187 19 1
                                    

Happy reading!

"Kai..."

Kaina menoleh pada Gara yang kini berdiri persis di sampingnya. Cowok itu terlihat ingin berbicara sesuatu. Dan Kaina hanya menaikkan kedua alisnya pertanda mengizinkan Gara untuk berbicara.

"Lo.. sebenernya keberatan nggak sama status kita ini?" Tanya Gara to the point. Kelihatannya Kaina sih biasa saja.

Kaina menoleh sebentar pada Gara lalu menatap ke depan, ke arah pengamen jalanan yang tengah membawakan lagu comethru milik Jeremy Zucker.

"Kalo keberatan ngapain gue repot-repot bantuin lo" jawab Kaina santai. Padahal dalam hati ia sangat keberatan. Seharusnya hubungan mereka real bukan fake seperti ini.

Gara terdiam sebentar. Ia lalu menghela napasnya pelan. "Yang lo suka apa?"

"Elo" jawab Kaina spontan membuat Gara sedikit terkejut. Namun cowok itu segera sadar dari keterkejutannya dan mengendalikan dirinya.

"Bercanda!! Hahaha kenapa sih ekspresinya gitu banget?"

Dasar Kaina. Lain kali Gara harus menyiapkan mentalnya saat berada di dekat gadis itu. Ternyata ekspresi santainya penuh kebohongan.

"Kalo cuma bercanda kenapa lo mau repot-repot bantuin gue?" Tanya Gara berhasil menghentikan tawa Kaina. "Padahal menurut gue ini nggak ada untungnya buat lo"

Benar juga. Sekarang Kaina tidak tau harus menjawab apa. Alasan kenapa ia membantu Gara jelas karena ia menyukai cowok itu. Kaina terdiam sambil berpikir jawaban apa yang pas untuk pertanyaan Gara barusan. Dalam sejarahnya seorang Kaina belum pernah kalah berdebat.

Kaina menoleh ke arah Gara yang juga tengah menatapnya. Pancaran mata cowok itu seketika membuat Kaina membeku. Di sana ada ketenangan. Tajam namun menyenangkan. Dan Kaina ingin berlama-lama menikmati sinarnya. Namun tiba-tiba bayangan wajah Bella yang selalu menatapnya sinis melintas begitu saja membuat Kaina tersadar, sinar itu bukan untuknya.

"Mungkin karena gue beneran suka sama lo" jawab Kaina akhirnya. Jujur saja saat ini jantung Kaina berdetak beberapa kali lebih cepat menantikan seperti apa reaksi cowok itu.

"Drama queen!!" Jleb sekali. Maksudnya apaan ini? "Gue tau lo cuma bercanda. Seorang Kaina nggak mungkin melakukan sesuatu tanpa alasan kan? Lo suka gue itu adalah hal mustahil!!"

Kaina memutar bola matanya malas. "Ya terus menurut lo alasannya apa?"

"Lo kepengen populer lewat gue. Ngalahin Bella!!"

Kaina meremas plastik kacang rebusnya. Sungguh Gara benar-benar membuatnya emosi. Ingin rasanya Kaina melempar kulit kacangnya ke wajah cowok itu. Siapa juga yang ingin populer. Siapa juga yang ingin mengalahkan Bella. Bella dan kepopulerannya di Purnama sama sekali bukan urusan Kaina. Kaina bisa populer, jika gadis itu mau. Namun Kaina sudah nyaman dengan hidupnya yang sekarang. Satu hal yang perlu Gara tau, Kaina tidak haus akan sanjungan dan pujian seperti Bella!!

Lagi pula bukannya Gara sendiri yang meminta bantuannya. Kenapa sekarang malah cowok itu yang menuduhnya aneh-aneh. Bisa saja ternyata Gara yang menyukai Kaina kan? Dengan alasan ingin membuat Bella cemburu padahal dibaliknya ingin dekat dengan Kaina.

"Obrolan gue sama lo kali ini kayaknya unfaedah deh" ujar Kaina sebisa mungkin terlihat biasa saja. Namun tetap saja ada nada kesal yang ditangkap telinga Gara. "Gue mau ke sana dulu" lanjutnya. Kaina berjalan menuju ke arah pengamen jalanan.

Gue tau lo kesel sama gue. Kaina, gue tau lo nggak suka famous.

Gara hanya melihat Kaina dari jauh. Cewek itu duduk diantara pengamen jalanan itu. Sepertinya Kaina sudah terbiasa ke tempat ini. Terbukti dengan cewek itu yang terlihat akrab dengan para pengamen itu. Kaina juga ikut bermain gitar dan bernyanyi. Tanpa sadar hati Gara tertarik dengan suara indah Kaina dan kelihaian cewek itu bermain alat musik.

Fake MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang