Happy reading!
"Gilaa ya tuh cowok. Maunya apa sih!!"
Itu suara Shania. Pagi-pagi seperti ini sepertinya ada yang membuat masalah sama cewek itu. Terlihat dengan omelan-omelannya sejak masuk kelas hingga berakhir membanting tasnya di meja. Shania memang terkenal galak jika ada yang mengusik teritorinya.
"Kenapa sih kenapa?" Kaina bertanya setelah sempat kaget dengan bantingan keras Shania terhadap tasnya. Kalo orang pasti itu tas sudah mengaduh kesakitan.
Shania menatap Kaina tajam. Ini semua ulah Kaina yang seenak jidat mengatasnamakan dirinya untuk kepentingan Gara. Huhh!! Shania merasa kesal sekarang!!
"Ada apaan sih, Shan?" Ulang Kaina. Cewek itu terlihat kepo dengan ekspresi Shania yang seakan mau mengamuk itu. Memang sudah mengamuk sih, bukan mau lagi.
"Ini semua gara-gara lo!!" Shania mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Kaina.
"Kok gue sih?!"
"Iya lah!!" Sambar Shania ketus. "Gara-gara flashdisk lo itu sekarang Rafael jadi sering gangguin gue! Sinting emang dia!!"
Kaina terkekeh geli mendengar sahabatnya itu terus-terusan mengatai Rafael. Dari dulu mereka memang seperti musuh. Jika bertemu pasti selalu bertengkar. Namun sejak dua minggu terakhir ada yang berbeda dengan Rafael. Cowok itu tidak berbalik marah jika Shania marah-marah padanya. Rafael malah seakan senang menggoda dan meledek Shania hingga cewek itu kesal.
Yang Kaina tau, Rafael mencari pengalihan untuk melupakan Bella. Sejak hari dimana Rafael mengajak Kaina ke rooftop, Rafael sering bercerita tentang hidupnya pada Kaina.
"Lo mau ngomong apa? Cepetan!!"
Rafael tersenyum geli melihat ekspresi wajah Kaina yang pura-pura galak seperti ini. "Lo nggak cocok jadi galak! Cuma Shania yang pantes!"
"Gue bilangin Shania ya biar lo digampar!!" Ancam Kaina yang sudah mengernyitkan keningnya. "Cepetan elahh!!"
Rafael tersenyum kembali. "Ngapain sih buru-buru? Takut Gara tau?" Tebaknya sok tau.
Kaina melengos jengah. Rafael ini selain playboy ternyata memang pintar sekali membaca pikiran orang. Pintar juga membuat orang kesal. Pantas saja selama ini Shania selalu mencak-mencak jika bertemu dengan itu cowok. Ternyata memang menyebalkan.
"Nggak usah sok tau!!" Sambar Kaina ketus. Selama ini tidak pernah Kaina seketus ini jika bertemu Rafael. Aneh kan. "Cepetan ngomong!!"
Rafael melenyapkan wajah tengilnya. Ia menghela napasnya lelah. "Lo mau nggak bantuin gue dapetin Bella?"
Kaina hanya sanggup terbengong saat mendengar pertanyaan tak bermutu dari mulut Rafael. Jelas nggak bermutu sama sekali. Kaina nggak habis pikir. Dua sahabat ini kenapa kompak sekali. Kompak membuat Kaina sengsara!!
"Nggak mau!!" Ujar Kaina kesal. Enak aja mereka berdua ini. Nggak ada cewek lain apa yang bisa mereka rebutkan selain Bella. "Emangnya gue pusat bantuan apa!!"
Tak ambil pusing dengan gerutuan cewek di sampingnya, Rafael melanjutkan omongannya yang belum selesai. "Gue tau lo sama Gara cuma pura-pura."
Kalimat santai Rafael mampu membuat tubuh Kaina mematung. Tuh kaann. Gara emang ceroboh!! Dia selalu ngingetin Kaina agar tidak ceroboh, sebisa mungkin meminimalisir masalah eh malah dia sendiri yang ceroboh akut. Govlok emang. Hh Kaina jadi kesal sendiri.
"Gue juga tau lo suka sama Gara." Ujar Rafael santai diakhiri dengan senyum puas di hatinya karena melihat wajah Kaina yang semakin pucat.
Kaina menelan ludahnya susah payah. Gila kali ini cowok. Cenayang kali ya. Kok serba tau sih. Setelah berhasil menenangkan jantungnya yang sempat dag dig dug tak beraturan, Kaina memberanikan menatap sinis cowok di sampingnya. "Lo emang beneran sok tau ya!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Mate
Fiksi RemajaSlow Update!! Troublemaker couple new generation. Nggak senakal Langit Ardam Farishky dan istrinya. Shania bilang gue adalah orang paling bodoh sejagat raya, mulai dari merkurius sampai neptunus hingga dunia akhirat. Kenapa? Karena gue dengan mudahn...