Bagian dua : first day with Gara

289 18 2
                                    

Dimana-mana yang namanya fake itu nggak pernah bisa bikin bahagia. Tapi kok gue bahagia ya?

Kaina

Happy reading!



Shania tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Sejak jam pelajaran kedua sampai bel istirahat gadis itu tertidur nyenyak seperti di kamar sendiri. Padahal dari jam pertama tadi yang mengajar adalah pak Joseph, guru ekonomi di kelas IPS yang merangkap sebagai guru fisika di kelas IPA. Sang guru legendaris yang akan pensiun tahun depan. Konon katanya pak Joseph ini adalah ketua barisan para guru killer di SMA Purnama. Terbukti sih, guru dengan kumis melintangnya itu memang sangat galak.

Namanya juga Kaina cewek bebal kelas kakap. Walau sudah kena marah kemarin, hari esok pasti ia ulangi lagi. Tapi kali ini kayaknya yang paling parah. Cewek itu sama sekali nggak bangun walaupun pak Joseph sudah menggebrak meja dua kali untuk membangunkannya.

"Shania.."

"Ah iya pak" sahut Shania terkejut karena tiba-tiba pak Joseph berdiri di sampinnya.

"Bilang sama teman kau ini jika sudah bangun suruh menghadap saya!!"

"S-siap pak"

Dan Shania harus bernapas lega setelah guru itu pergi karena bel istirahat baru saja berbunyi. Shania melirik sekilas ke arah cewek di sampingnya yang tidurnya mirip orang mati. Kayaknya walau ada gempa bumipun Kaina tidak akan beranjak dari kursi keramatnya itu.

"Kai kantik yuk. Lo nggak laper apa?" Shania mengguncang bahu Kaina sedikit keras namun gadis itu hanya melenguh sebentar dan memutar kepalanya menghadap Shania.

"Yang penting gue udah ngajakin lo ya. Awas aja kalo protes!!" Shania akhirnya meninggalkan Kaina seorang diri di kelas. Perutnya sudah minta diisi bakso kantin yang sangat menggoda. Biasanya juga Kaina tidak akan pernah melewatkan jam istirahat begitu saja. Shania tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan cewek itu. Apa mungkin karena gosip yang mengatakan bahwa Kaina dan Gara jadian. Shania tidak percaya itu sebelum menanyakannya langsung pada Kaina.

*

Gara mengawasi bagaimana kelopak mata itu tertutup. Bulu mata yang lentik itu membuat Gara gemas ingin menyentuhnya. Namun ia urungkan karena mereka tidak sedekat itu. Kemudian pandangan cowok itu turun ke bawah mendapati pipi mulus itu dan sedikit menggembung lucu, seketika niatan ingin mengunyel-unyel muncul dalam diri Gara. Lalu tatapan Gara berhenti di bibir mungil berwarna pink milik cewek itu.

Tidak berisi seperti milik Bella. Lagian siapa sih yang bakal nafsu sama anak kecil kayak cewek ini

Gara terkekeh geli membayangkan jika dirinya benar-benar berpacaran dengan cewek itu. Benar-benar menyukai cewek itu. Memeluk cewek itu dan merasai bibirnya, pasti tidak akan terasa. Bagi Gara, Kaina hanyalah anak kecil yang menyamar menjadi anak SMA. Jika keduanya bersandingan pasti banyak orang yang mengira bahwa Kaina adalah adiknya. Bagimana tidak, cewek itu bertubuh mungil, wajahnya lucu dan menggemaskan, mirip anak SD. Tinggi cewek itu hanya sebatas bahu Gara saja.

Gara memilih Kaina untuk membantunya karena sepertinya Bella tidak menyukai Kaina. Mungkin dengan cara ini Bella tidak akan rela jika Gara menjadi milik Kaina. Dan Bella akan semakin gesit mengejar cowok itu. Namun Gara tidak pernah tau, kadang takdir suka mempermainkan manusia, kadang takdir memang sebercanda itu.

Gara menepuk-nepuk pipi Kaina hingga cewek itu mengerutkan keningnya. Sungguh Kaina merutuki siapa saja yang mengganggu acara tidurnya. Kaina benar-benar harus tidur dan tidak bisa diganggu gugat.

Fake MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang