1. Siswa Baru

13.4K 514 3
                                    

Suasana pagi di sebuah sekolah menengah atas tampak ramai. Bel masuk tidak lama lagi akan berbunyi.

"Ada apa sih kok pada heboh?," tanya Zara melihat Ayumi rekan kerjanya, tepatnya sahabatnya ikutan nimbrung dengan beberapa siswa yang sedang melihat ke ruangan kepsek. Di dalam sana ada seorang siswa baru.

Zara dan Ayumi satu almamater dan bertemu kembali di SMA Negeri Unggulan sebagai tenaga pengajar di sana.

"Eits dah, Bu guru satu ini kurang update, deh," ledek Ayumi.

Zara mengeryitkan dahi. 'Sialan bilang aku kurang up date, kuota internetku aja nggak pernah ku biarkan kosong. Tapi kalau urusan gosip di sekolah aku paling males karena aku tidak termasuk golongan gadis yang kepo,' omel Zara di dalam hatinya.

"Za, kamu nggak tau ya ada siswa baru guanteng banget kayak aktor korea," ujar Ayumi histeris memberitahu temannya itu.

Hah, maklumlah Zara dan Ayumi salah satu guru yang masih jomblo. Usia mereka masih muda lho, 23 tahun. Alhamdulillah setelah lulus kuliah mereka berdua ikut tes cpns dan lulus dengan pilihan mereka di jenjang SMA. Zara di jurusan Bahasa Inggris sedangkan Ayumi jurusan matematika.

Bel masuk pun berbunyi.

"Kayak ABG aja kamu, Yum. Aku mau ke kelas dulu, ya." Zara meninggalkan Ayumi yang masih penasaran dengan siswa baru itu.

"Bubar. Kalian ngapain di sana?. Cepat masuk kelas," perintah Pak Burhan melihat siswa yang sedang piket berdiri di depan ruang kepala sekolah.

Para siswi itu pun bubar, Ayumi yang berada di sana juga ikut memisahkan diri.

Zara masuk ke kelas 12 IPA I seperti biasanya. Dia dan anak-anak sangat dekat bahkan antara dia dan mereka sudah seperti teman. Kalau dilihat dari wajahnya, Zara masih seperti anak SMA. Kata orang mah baby face. Ehem. Tapi kedekatan para siswa dengannya tetap ada batasan kesopanan antara guru dan murid.
Zara mengajak muridnya untuk belajar di luar kelas. Sesekali mereka curhat atau kepo dengan kehidupan guru muda itu.

"Miss Zara, kalau kita nggak boleh pacaran terus gimana mau nikah?. Emang ada cowok yang mau tanpa saling kenal gitu. Kalau nggak cinta gimana?," tanya Anisa. Murid Zara yang satu ini memang paling suka gonta ganti pacar. Jadi Zara sering menasihatinya secara perlahan disela-sela ketika dia menyampaikan materi pelajaran.

"Jodoh sudah diatur oleh Allah, Nisa. Nggak akan tertukar. Allah yang akan menumbuhkan rasa cinta itu. Justru pacarannya lebih indah setelah menikah, lho," jawab Zara menjelaskan muridnya itu. Beberapa siswa yang lain pun ikut mendengarkan dengan antusias.

"Miss juga nggak mau pacaran?," tanya Monika penasaran. Soalnya dia tidak pernah melihat gurunya itu akrab dengan guru laki-laki yang masih single.

"Insya Allah. Miss pacarannya setelah nikah aja," jawab Zara mantap sambil membetulkan letak jilbabnya yang ditiup angin. Kalau udah membahas topik tentang pacaran mereka lebih antusias mendengarkan. Matanya pada melek semua. Coba kalau bahas tentang materi pelajaran, di pojok ada yang menguap dan mengantuk. Siswa yang duduk di depan ada yang pura-pura mendengarkan dan ada pula yang mencatat padahal pikirannya sudah ke mana-mana.

***

"Za, kamu tadi nggak ketemu ya dengan Dirga di IPA I?," tanya Ayumi.

"Dirga?. Siapa?. Kok, aku baru denger nama itu," Zara balik bertanya.

"Hey...siswa pindahan yang ganteng itu. Dia masuk IPA 1, Za," jawab Ayumi.

"Oh...aku tadi jam pertama di IPA 1. Dia belum masuk, jadi aku belum bertemu. Udah, ah. Kenapa?. Kamu naksir dia?. Eling, Yum. Dia itu murid, cari yang seumuran, gih" ledek Zara sambil tersenyum.

"Ih...muka kita kan masih imut. Nggak apa juga kita dapat berondong," balas Ayumi tertawa kecil.

Zara ikut tertawa kecil mendengarkan ucapan Ayumi. Memang wajah Zara dan Ayumi masih terlihat kayak anak ABG. Apalagi dengan postur tubuh mereka yang langsing begitu.

'Seperti apa sih pesona murid baru itu sampai pada klepek-klepek semua. Ganteng menurut mereka kan belum tentu ganteng menurutku,' batin Zara jadi ikut penasaran juga.

Beberapa hari kemudian. Zara baru tahu sosok siswa baru tersebut. 'Subhanallah. Wajar aja kalau semua gadis di sekolah mengidolakannya. Wajahnya emang ganteng kayak Oppa Korea. Badannya tinggi atletis, berkulit putih, dan senyumnya itu... Astaghfirullah, Zara!!. Apa kamu juga ngefans sama dia?. Oh no...no!!. No way!!.' Dialog hati Zara menepis perasaan itu jauh-jauh setelah melihat rupa siswa yang bernama Dirga itu.

Zara mencoba bersikap biasa saja di kelas ketika bertatap muka dengan Dirga.

'Bahasa Inggrisnya oke juga. Tapi kenapa aku beberapa kali memergokinya menatapku. Tatapan aneh. Kenapa?. Apa tuh anak nggak pernah melihat guru dengan jilbab panjang sepertiku,' ucap Zara di dalam hatinya.

Zara merasa kalau penampilannya sedang diamati oleh Dirga. Oh...mungkin tuh anak udah biasa lihat gadis dengan pakaian seksi kali. Entahlah Zara tidak bisa menafsirkan arti tatapan siswanya itu. Deg-degan. Tentu saja karena dia guru yang belum banyak pengalaman mengajar. Melihat bahasa Inggris Dirga yang begitu fasih. Zara sedikit minder. 'Oh my god, jangan sampai dia mendebatku,' batin Zara lagi.

Semua siswa keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Zara pun mengemasi buku dan alat tulisnya di atas meja. Dia melirik Dirga yang belum keluar kelas, siswa itu melihat Zara kemudian berdiri dan berjalan mendekati meja Zara.
Zara pun berdiri sambil membawa perlengkapan mengajarnya.

"Miss," panggil Dirga.

Zara melihat ke arah Dirga yang sudah berdiri dihadapannya. Jantung Zara mendadak jadi berdetak tidak normal melihat siswanya berdiri tepat di hadapannya.

"Ada apa?," tanya Zara sambil melihat ke arah pintu kelas. Karena di kelas ternyata hanya ada dia dan Dirga saja.
Semua siswa sudah keluar untuk beristirahat.

"Itu," ucap Dirga sambil menunjuk jarinya ke arah kepala Zara.

"What??," tanya Zara kaget.

Jangan bilang kalau di atas jilbabnya ada binatang seperti ulat atau kumbang. Zara sangat takut dengan kedua jenis binatang itu. Dia pun mulai bergidik.

"Sorry," kata Dirga sambil mendekati Zara untuk mengambil sesuatu di atas kepalanya.

Zara merasa jilbabnya ikut tertarik ketika tangan Dirga mulai mengambil sesuatu entah apa di atas kepalanya.

"Apa sih?," gumam Zara jadi penasaran. Lalu Dirga menunjukkan hewan kecil seperti kumbang di tangannya.

"Ini," tunjuk Dirga sambil tersenyum melihat Zara.

'Ya ampun senyumnya itu...istighfar Zara,' batin Zara mengingatkan dirinya sendiri.

"Oh..Thanks, ya," ujar Zara segera berlalu dari hadapan Dirga.

Apa dia mau tebar pesona juga sama gurunya. Zara hanya menyunggingkan senyuman di bibir polos tanpa lipstik itu.

Tbc

Happy reading

My Student, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang