16. Rindu

3.3K 239 6
                                    

Sudah tiga hari Dirga tidak menghubungi Zara. 'Apa kabar dia di sana, ya?. Dia pun tidak menghubungi ku. Apa dia sedang sibuk?,' tanya Dirga di dalam hatinya.

Dirga memandangi ponsel di atas meja tempat dia sedang membaca buku di perpustakaan kampus. Dia rindu dengan suara istrinya. Padahal belum lama mereka terpisah oleh jarak dan tempat, tapi serasa sudah berbulan-bulan tidak bertemu.

"Dirga, eojeneun eoje eottaess-eo?Kkeutnass-eo? (Dirga, bagaimana tugas kemarin?. Apakah sudah selesai?)." Tegur dosen Dirga tiba-tiba membuyarkan lamunannya ketika sedang duduk di perpustakaan. Beliau lalu duduk di samping Dirga.

"Imi seonsaengnim (sudah, Pak)," jawab Dirga menoleh ke arah beliau.

"Dangsin-eun mueos-e daehae saeng-gaghago issseubnikka ? (Apa yang kamu pikirkan?). Geuleon gongsang-eul. (Sampai melamun begitu)," ujar beliau.

"Amugeosdo anibnida. Naneun abeojiui bang-e nae uimuleul mo-eul geos-ida. (Tidak ada. Aku akan mengumpulkan tugasku ke ruangan Bapak)," ucap Dirga tersenyum.

"Al-ass-eo gidaligo iss-eoyo. (Baiklah. Saya tunggu)," ujar beliau sambil menepuk pundak Dirga lalu beranjak meninggalkannya.

'Huh. Lega sekali beliau sudah pergi,' gumam Dirga sambil menarik napas. Pak Ahnjong adalah salah satu dosen yang sangat perhatian dengan mahasiswanya. Jika melihat mimik wajah mahasiswanya tidak seperti biasanya maka dia akan bertanya. Sebenarnya beliau bisa menjadi tempat curhat dan mencari solusi jika ada masalah. Beliau akan senang hati membantu mahasiswanya yang sangat terbuka dengannya.

Dirga kemudian ingin menelpon Zara. 'Tapi jam segini dia pasti sedang mengajar. Udahlah nanti sore saja,' pikir Dirga. Dia akhirnya membatalkan niatnya untuk menelpon Zara.

 Dia akhirnya membatalkan niatnya untuk menelpon Zara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Menjelang sore hari di Seoul, Zara menelpon Zara dengan menggunakan video call. Belum ada tanda-tanda Zara akan mengangkat panggilan darinya.

Tak lama layar ponsel Dirga menampilkan wajah wanita yang sangat dia rindukan. Sepertinya dia berada di dalam kamar, karena terlihat Zara sedang tidak memakai jilbabnya.

[Assalamualaikum, Miss Zara] sapa Dirga tersenyum.

[Ihh apaan sih, kamu. Panggil Miss Zara segala]

Zara tampak tersipu malu kalau Dirga menyapanya dengan panggilan Miss Zara, panggilan Dirga dulu ketika menjadi muridnya.

[Honey, I Miss you]

Dirga melihat Zara tertawa kecil ketika mendengarkan ucapannya.

[I Miss you too, My husband]

[Ra, kamu lagi sibuk ya?]

[Namanya juga guru, banyak juga kerjaan di sekolah. Kenapa?]

[Sampai nggak sempat menghubungi suami lagi?]

[Aku menunggu kamu saja yang menghubungi ku. Karena aku takut mengganggu kamu, mungkin kamu sedang belajar]

Dirga diam sambil memandang wajah Zara di layar ponsel. Zara pun tampak sedang melihatnya di layar ponselnya.

[Kenapa?]

[Kapan, ya? Aku bisa bertemu kamu?]

[Kamu, cepat selesaikan study di sana.]

[Iya, doakan saja]

[Ga, sudah adzan ashar. Tutup dulu,ya. Aku mau sholat]

Oh ya, beda waktunya kan dua jam lebih dulu di tempat Dirga.

[Ya sudah, nanti aku telpon lagi]

Dirga melihat Zara mengangguk kemudian dia memutus sambungan video call mereka. Kalau soal sholat Zara selalu tepat waktu, kadang Dirga merasa tersentil oleh kedisiplinan istrinya itu. Dirga pun yang dipercayainya sebagai imam dalam rumah tangga akan berusaha untuk lebih baik lagi.

***

Selesai sholat isya, Dirga menelpon Zara kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai sholat isya, Dirga menelpon Zara kembali. Untuk mengobati rasa rindunya pun selalu menggunakan video call. Hingga larut malam mereka berbagi cerita tentang aktivitas dari pergi bekerja hingga pulang ke rumah.

[Ga, kamu nggak ngantuk apa?. Nanti kesiangan, lho.]

[Nggak ngantuk kalau sudah melihat wajah kamu.]

Zara tersenyum kecil. Dirga belum mau mengakhiri telpon.

[Makin lama kamu makin hobi menggombal, ya]

[Karena sebelum kita menikah, aku nggak berani menggombali kamu. Nanti nilai bahasa Inggris ku kecil lagi]

Zara terkekeh sendiri mengingat masa Dirga sekolah dulu.

[Untung ya, kamu nggak melakukan itu. Kalau dulu kamu sampai berani menggombali aku, mana mau aku sama kamu]

Zara memanyunkan bibirnya. Kalau dia berada di dekat Dirga, sudah dia sosor tuh bibir. Dirga jadi tertawa geli melihat wajah istrinya.

[Ya sudah, istirahatlah. Jangan lupa mimpikan aku malam ini, ya]

Dirga menggoda Zara, sebelum mengakhiri video call mereka. Dirga kemudian memberikan kiss bye kepada Zara. Setelah itu dia baru mengucapkan salam. Zara tersenyum lebar lalu membalas ucapan salam suaminya.

Esok pun akan selalu berkomunikasi seperti ini. Menyimpan rindu dari hari ke hari sampai ada waktu dia bisa menemui Zara di sana.

🍂🍂🍂

Dirga kalau lagi di kampus 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirga kalau lagi di kampus 😁

Udah dulu ah, baper kan jadinya
Ntar lanjut lagi...

Jangan lupa vote n komen kamu.
Cerita ini juga udah author up di Mangatoon, di tunggu dukungnnya ya. Siapa tahu dikontrak juga 😁

Salam sayang

Rabiha Adzra

My Student, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang