19.Rezeki Tak Terduga

3K 235 5
                                    

Ayumi memperhatikan Zara sedang di meja kerjanya. Wajah temannya itu tampak sendu. Gadis itu kemudian mendekatinya.

"Za, kamu baik-baik saja," tegur Ayumi mendekati Zara yang sedang mengoreksi buku latihan siswanya.

"Eh, iya. Aku baik-baik saja, Yum," balas Zara mencoba untuk tersenyum.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Dirga, jarak jauh begini?," tanya Ayumi ingin tahu.

"Ya, gitu deh. Sesak menahan rindu," jawab Zara tertawa kecil.

"Dirga belum pulang juga. Nggak kangen sama istri apa," gumam Ayumi tidak percaya.

"Pasti kangenlah, tapi dia belum ada waktu untuk pulang," balas Zara pelan.

Bu Latifah, salah satu wakil kepala sekolah menghampiri meja Zara.

"Za, kamu dipanggil ibu kepala sekolah," ujar Bu Latifah memberitahu Zara.

"Oh, iya Bu." Zara meletakkan pulpennya lalu menyusun buku koreksiannya.

"Yum, aku menemui Bu Hasanah dulu, ya," pamit Zara meninggalkan Ayumi lalu menuju ruangan kepala sekolah.

Tok.Tok.Tok

"Masuk!," perintah Bu Hasanah.

Zara membuka pintu ruangan. "Bu Has, memanggil saya?," tanya Zara sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan.

"Iya, Za. Duduklah," perintah Bu Hasanah meminta Zara untuk duduk di sofa. Bu Hasanah beranjak dari kursi kerjanya lalu duduk di hadapan Zara.

"Ada apa ya, Bu?," tanya Zara penasaran.

Zara salah satu guru yang bisa diandalkan oleh Bu Hasanah selaku kepala sekolah. Makanya beliau tidak segan-segan untuk meminta bantuan kepada Zara baik untuk urusan pribadi atau pun sekolah. Karena Zara tidak akan menolak selagi dia bisa membantu.

"Za, Dirga kan orang Korea. Kamu juga sudah pernah ke Korea,"  ujar Bu Hasanah memulai pembicaraan.

Zara hanya mengangguk. Tapi belum tahu ke mana arah pembicaraan Bu Hasanah. Jadi dia akan mendengarkan dulu.

"Ibu mau minta tolong sama kamu dan Dirga," sambung Bu Hasanah.

"Minta tolong apa, Bu?." Zara masih bingung kepala sekolahnya mau minta tolong apa. Dan apa hubungannya dengan Dirga dan Korea.

"Begini, Za. Anak gadis ibu, si Razika berkenalan dengan cowok dari Korea. Entah siapa namanya ibu lupa. Zika sudah pernah mengenalkannya kepada Ibu dan Bapak. Katanya dia mau serius dengan Zika." Bu Hasanah berhenti sejenak menarik napas.

Zara masih mendengarkan dulu cerita Bu Hasanah. Baru dia akan berkomentar.

"Nah, sekarang orang tua cowok itu mau berkenalan dengan Zika juga. Mereka mau bertemu dengan Zika dan meminta anak Ibu untuk menemuinya di Korea sana. Ibu mau minta tolong kamu saja yang menemani Zika pergi ke Korea," pinta Bu  Hasanah.

Zara begitu kaget mendengar permintaan Bu Hasanah. Dia saja belum pergi ke sana lagi karena menabung untuk masa depan mereka, takutnya nanti ada keperluan mendadak. Zara masih diam belum memberi komentar apapun.

"Ibu dan Bapak tidak bisa menemani Zika ke sana karena kesibukan kami berdua, kamu tahu sendiri kan?. Lagian ngapain juga Zika ini mau mencari calon suami kok jauh amat," ujar Bu Hasanah melihat Zara yang masih tampak berpikir.

"Za, kamu nggak usah khawatir masalah biaya. Semua biaya keberangkatan kamu nanti Ibu yang tanggung. Bagi ibu, yang penting Zika ada teman, dan suami kamu pasti tahu daerah tempat tinggal calon Zika itu. Kalian nanti tinggal kasih info ke ibu seperti apa keluarga cowok Zika itu," lanjut Bu Hasanah tersenyum.

"Benaran ini, Bu?." Zara hampir tidak percaya bahwa Bu Hasanah hanya meminta dirinya untuk menemani anaknya dengan biaya semuanya dari beliau.

"Iya, nggak mungkinlah ibu yang meminta tolong, tapi kamu harus keluar biaya pribadi," ujar Bu Hasanah menyakinkan Zara.

"Iya, Bu. Terima kasih, ibu sudah percaya dengan saya untuk menemani Zika ke Korea," ucap Zara tersenyum bahagia.

***

"Bahagia banget kamu, Za," ujar Ayumi setelah melihat Zara keluar dari ruangan kepala sekolah.

"Ya Allah, Yum. Rezeki banget tahu nggak. Aku diminta Bu Hasanah menemani anaknya pergi ke Korea," ucap Zara pelan.

"Urusan apa?," tanya Ayumi ikutan berbicara pelan juga.

"Kenalan sama keluarga calon suami anaknya," jawab Zara berbinar.

"Wah, rezeki kamu banget, Za. Kamu bisa sekalian bertemu Dirga, dong." Ayumi ikut bahagia.

"Iya. Yum," ucap Zara tersenyum bahagia sekali.

"Kamu beri tahu kabar ini kepada Dirga, dong. Dia pasti nggak sabaran menunggu kamu di sana," goda Ayumi sambil mengerlingkan bola matanya.

"Nggak, ah. Aku mau buat kejutan saja untuk dia," tolak Zara.

Zara membayangkan keterkejutan Dirga ketika melihatnya berada di Seoul nanti. Wanita cantik itu tersenyum bahagia, karena tidak lama lagi dia akan berjumpa dengan sang suami.

My Student, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang