9. Mencintaimu

5.4K 395 4
                                    

Keluar dari kantor, Pak Farhan, guru baru di sekolah Zara tiba-tiba memanggilnya.

"Bu Zara!" panggil Pak Farhan. Zara menoleh ke sumber suara yang berada di belakangnya.

“Bu Zara, maaf. Saya mau tanya, kelas IPA 3 di mana, ya?. Kebetulan saya belum tahu,” tanya Pak Farhan.

Pak Farhan berjalan di samping Zara mengiringi langkah gadis itu. “Bukannya Pak Farhan sudah satu minggu di sini. Kok, nggak tahu?” tanya Zara heran.

“Saya kan hanya mengajar kelas XI. Hari ini, ada guru agama kelas XII yang minta digantikan, makanya saya belum tahu” jelas Pak Farhan.

“Oh.” Zara tersenyum baru nyambung.

Senyum Zara mendadak menghilang ketika netranya bertemu pandang dengan netra Dirga yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Tanpa tersenyum siswa tampan itu melengos saja mendahului mereka naik ke anak tangga.

Sebentar lagi bel pergantian pelajaran. Kebetulan Zara akan mengajar di kelas Dirga.

Ada apa dengan anak itu?. Dia sepertinya tidak suka sekali melihatku jalan dengan Pak Farhan. Atau jangan-jangan, dia berpikiran kalau Pak Farhan sedang pedekate denganku,' tanya Zara di dalam hatinya.

Di kelas IPA 1, hanya tatapan dingin yang Zara dapatkan dari Dirga. Tidak ada senyuman sedikit pun di wajahnya dari awal Zara masuk ke kelas sampai jam pelajarannya berakhir.

'Atas dasar apa dia bersikap begitu denganku?. Di mana senyum manis itu yang telah membuat hatiku dag dig dug?,' tanya Zara penasaran. Hanya terucap di dalam hatinya saja.

Beberapa hari setelah kejadian itu. Dirga terlihat sangat cool dengannya. Senyumnya hilang entah ke mana. Di kantor kepala Zara benar-benar mumet. Guru-guru selalu  gembar-gembor untuk menjodohkan dia dengan Pak Farhan. Pak Farhan itu laki-laki yang baik, sopan dan sholeh. Tapi kenapa juga harus dengannya. Bukankah Ayumi juga masih gadis atau Sulis, guru seni budaya yang juga masih jomblo.

“Pak Farhan sukanya sama kamu, Za” ujar Ayumi.

Zara tiba-tiba menghentikan koreksian buku latihan siswanya di kantor. Dia tidak percaya dengan ucapan Ayumi. Zara memang kagum dengan Pak Farhan, tapi tidak ada getar-getar aneh yang dia rasakan ketika berada di dekat guru itu.

Zara menolak Pak Candra dengan alasan dia sudah mempunyai calon yang sedang belajar di luar negeri, jadi mana mungkin dia menerima Pak Farhan. Ah, pusing. Kepalanya menjadi cenat-cenut. Belum lagi ditambah dengan sikap Dirga yang dingin dengannya. Aaargh.

***

Hari minggu begini, Zara memutuskan untuk mengisi perut di Korean Food. Refreshing untuk menyegarkan otak di kepalanya yang mumet karena laki-laki. Benar saja, di sana dia melihat Dirga sedang mengantarkan pesanan seorang pelanggan di mejanya. Dirga melihat Zara yang sedang duduk di salah satu kursi.

Apa Dirga mau menolak pelanggan sepertinya. Dirga bisa tersenyum dengan pelanggan itu kenapa dengannya malah pelit sekali. Memang apa salahnya.
Dirga kemudian menghampiri Zara sambil membawa daftar menu.

"Mau pesan apa?,” tanya Dirga datar sambil berdiri di samping meja.

Zara langsunh mengambil daftar menu yang diletakkan oleh Dirga di mejanya.

“Kalau ekspresi kamu begitu. Pelanggan bisa lari, lho,” ledek Zara dengan wajah tanpa senyuman.

“Udah, pesan saja. Aku sedang banyak kerjaan lain” ujar Dirga dengan wajah dingin.

Zara menghempaskan daftar menu di tangannya ke atas meja. Hatinya benar-benar kesal melihat sikap Dirga begitu dingin dengannya.

“Aku nggak jadi makan di sini. Pemiliknya jutek banget” kata Zara kemudian ingin berdiri dari tempat duduknya.

Dirga menghela napas, “Duduklah. Aku minta maaf” Tangan Dirga mengisyaratkan agar Zara duduk kembali.

“Sebagai permintaan maaf ku, Miss Zara boleh makan apa saja. Gratis” lanjut Dirga masih tanpa senyuman.

Zara bergeming. Bukan itu yang dia mau. Apa senyuman Dirga yang harus dia bayar juga.

"Mau pesan apa?” tanya Dirga tersenyum kecil. Dia seolah mengerti apa yang dimaksud Zara.

“Yang enak pokoknya” jawab Zara datar karena masih merasa kesal.

“Ok, Miss cantik. Ditunggu, ya” Dirga mencatat beberapa makanan di nota lalu memanggil pelayan dan menyerahkan nota pesanan Zara.

“Bukan kamu yang membuatnya?” tanya Zara heran.

“Udah ada kakek” jawab Dirga kemudian duduk di hadapan Zara.

“Oh, beliau sudah sehat?” tanya gadis itu lagi.

“Alhamdulillah” ucap Dirga.

Lalu suasana hening. Apa Zara harus menanyakan kenapa sikap Dirga berubah dengannya?. Zara sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Miss” panggil Dirga.

“Ya” Zara tersadar dari lamunannya lalu melihat Dirga.

“Ada hubungan apa Miss dengan Pak Farhan?” tanya Dirga.

Hah, apa gosip itu udah sampai ke telinga para siswa termasuk Dirga.

“Dia mau melamarku” jawab Zara pelan.

Zara melihat perubahan ekspresi Dirga ketika mendengarkan jawabannya.

“Selamat kalau begitu” ucap Dirga dengan suara serak.

“Apanya yang selamat, aku kan belum memberinya jawaban. Ya atau tidak” kata Zara memanyunkan bibirnya.

“Bukannya Miss suka dengannya?” tanya Dirga heran.

“Siapa yang bilang?” Zara balik bertanya sambil melihat Dirga.

Dirga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia kelihatan salah tingkah. Zara tersenyum kecil melihat ekspresi Dirga.

“Menurut kamu bagaimana?. Pak Farhan cocok nggak denganku?” tanya Zara coba meminta pendapatnya. Dirga tampak kaget dengan pertanyaan dari Zara.

“Nggak usah diterima” jawabnya cuek.

“Hah, kenapa?” tanya Zara bingung bercampur heran.

“Karena ada laki-laki lain yang mencintai kamu” jawab Dirga serius menatap Zara.

“Who?” tanya Zara penasaran. Bagaimana Dirga bisa tahu ada laki-laki yang mencintainya.

“Me” jawab Dirga tegas sambil menatap Zara dengan wajah serius.

Zara terbengong. Dia seperti sedang melihat laki-laki dewasa yang ada di hadapannya itu bukan seorang murid. Benarkah. Its really. Dirga mencintainya.

“Kamu bercanda, kan?,” tanya Zara sambil tertawa kecil untuk menutupi rasa gugupnya setelah mendengarkan pernyataan dari Dirga. Jantungnya sudah berdegup kencang. Untuk pertama kalinya ada seorang laki-laki yang berani menyatakan cinta kepadanya. Dan itu adalah siswanya sendiri.

Its true,” jawab Dirga yakin.

Sejak pertemuan di Korean Food itu, Zara hampir tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Dirga. Bukan karena pernyataan cinta Dirga kepadanya waktu itu, tapi karena kesibukan siswa kelas XII yang sedang Ujian Sekolah.

***

My Student, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang