25. Kabar Untukmu

3.4K 251 7
                                    

Pagi ini aku mulai mengalami morning sickness lagi. Setiap selesai sarapan walaupun diisi sedikit saja perutku mulai mual.

"Kamu masih mau ke sekolah?" tanya Mamaku sambil mengurut-urut tengkuk belakangku.

Aku hanya mengangguk. Nggak mungkin aku izin lagi. Aku kan sudah lama meninggalkan kelasku sewaktu menemani Zika ke Korea tempo hari.

"Jangan dipaksakan, lebih baik izin nggak masuk dulu. Bedrest aja di rumah" saran Mama.

"Lihat situasi, Ma. Hoek...Hoek" aku pun muntah lagi.

Ya Allah, badanku kok rasanya lemas sekali.

"Ayo, istirahat di kamar saja. Mama buatkan susu dulu, ya" Mama menuntunku ke kamar. Aku memang belum membeli susu khusus untuk ibu hamil. Jadilah susu low fat yang biasa ku minum setiap pagi.

Tak lama Mama kembali lagi ke kamar sambil membawa segelas susu. Aku takut mual lagi kalau meminumnya.

"Bawa ke sana dulu,Ma. Nanti aku minum" tunjukku ke arah nakas.

"Za, kamu nggak usah masuk kerja dulu. Biar nanti Mama yang menghubungi kepala sekolah kamu" ucap Mama. Aku pun mengangguk setuju.

Setelah Mama keluar dari kamar. Aku  hanya berbaring di atas tempat tidur. Ku rasakan perutku sudah tenang, tidak mual lagi.

Dreet.Dreet.Dreet

Ku lihat ponselku berbunyi. Dirga calling. Apa dia tidak ke kampus? Pagi-pagi sudah nelpon. Ku geser tombol hijau. Tak seperti biasanya dengan semangat empat lima ku balas salam Dirga, kini hanya suara lemah aku membalas salamnya.

[Kenapa ? Pagi-pagi udah lemes banget?]

[Lagi nggak enak badan]

[Kamu sakit?]
Terdengar suara Dirga kelihatan cemas.

[Nggak]

[Kalau nggak enak badan kan artinya sakit, Ra]

Dirga langsung mengganti video call agar kami bisa bertatap muka langsung.

[Sayang, wajah kamu pucat sekali]
Dirga tampak kaget melihat wajahku.

[Aku tadi muntah-muntah. Apa yang aku makan keluar lagi]

[Ada siapa di rumah ? Kamu ke dokter aja]
Wajah Dirga tampak panik sekali di seberang sana.

[Udah, kemarin aku ke puskesmas. Dokter bilang aku nggak sakit tapi...]

[Tapi apa? Kalau ngomong jangan setengah-setengah begitu]

[Tapi...ini karena aku sedang hamil anak kamu, Ga]

Aku tersenyum sambil menatap wajah tampannya. Dirga tampak diam sejenak sambil mencerna kalimatku.

[Apa, Ra? Kamu...]

Dirga menatapku dengan tatapan masih kurang yakin akan ucapanku.

[Iya, Ga. Aku hamil!!!]

[Alhamdulillah. Aku bahagia sekali Ra mendengarnya. Ternyata usaha kita kemarin membuahkan hasil, ya]

Dirga tersenyum lebar sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya. Aku ikut tersenyum bahagia melihatnya begitu bahagia sekali.

[Aku jadi ingin cepat ketemu kamu, deh. Memeluk dan menciummu]

Dirga mendekatkan wajahnya ke layar ponsel dan memberikan ciuman jarak jauh untukku. Aku tertawa geli melihatnya sedang memonyongkan bibirnya.

[Aku akan sabar menunggu kamu sampai waktu kamu liburan, kok]

My Student, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang