24. Apa Kabarmu ?

3.1K 249 21
                                    

Dirga POV

Setelah Zara pulang ke negaranya. Aku belum sempat menghubunginya. Aku takut dia akan berurai air mata jika langsung ku telpon setelah dia tiba di rumah mama mertuaku.

Tapi aku lihat status di IG Zara, dia tiba dengan selamat terlihat caption mereka ketika berada di bandara. Tidak banyak foto pribadi yang Zara upload di IG-nya. Bahkan foto berdua setelah kami menikah pun tidak kulihat satu pun di sana. Aku tersenyum sendiri. Apa alasan yang membuatnya tidak mau memberitahu kepada dunia bahwa aku adalah suaminya. Padahal banyak IG teman-temanku belum sah sebagai suami istri saja sudah bangga menunjukkan kemesraannya kepada publik, captionnya pun sudah panggil Mama Papa segala.

Hari ini aku mencoba untuk menelpon Zara. Sambil menunggu panggilanku disambutnya, aku mengingat kembali kemesraan kami selama dia berada di sampingku kemarin. Rasanya masih kurang mengingat kami tidak pernah pacaran sebelum menikah. Kini setelah menikah pun harus berpisah tempat.

'Kenapa telponku belum diangkatnya juga'

Aku mencoba beberapa kali menghubungi Zara, namun tidak ada jawaban juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencoba beberapa kali menghubungi Zara, namun tidak ada jawaban juga. Aku pun mencoba berpikiran positif saja. Mungkin dia sedang mengajar dan ponselnya sedang tertinggal di dalam tas.

"Hey, Bro. Kamu telpon siapa?" Tanya Raka, teman kuliahku yang berasal dari Indonesia.

Aku memang dari tadi sibuk memegangi ponsel dan terus menghubungi Zara. Namun nihil.

"Biasa, Ka. Istri tercinta" jawabku tersenyum.

"Bukannya dia ada di sini?" Tanya Raka heran.

"Iya, tapi udah pulang. Cuma sebentar  karena ada urusan" jawabku.

"Hmm. Pantesan lihat kamu udah galau lagi" Raka terkekeh melihat wajahku. Kelihatan banget, ya.

"Kamu nggak ngerasain sih, tersiksanya LDR-an begini" gumamku.

"Ah, itu salah kamu sendiri karena nggak sabaran mau nikah padahal masih kuliah" sindir Raka.

"Habis mau bagaimana lagi. Aku udah cinta banget sama dia. Aku nggak mau menimbun dosa karena terus memikirkan dan membayangkan sosoknya. Dosa tau!! Iya,kan?"

"Benar juga. Itulah kenapa aku belum mau jatuh cinta. Takutnya kayak kamu. Nelangsa sendiri!" Raka tertawa lagi melihatku.

"Terserah kamu, Ka. Tapi kamu belum bisa ngerasain nikmatnya punya istri karena kamu belum nikah" balasku tidak mau kalah menyindirnya.

Raka hanya memanyunkan bibirnya. Laki-laki jangkung blasteran Jawa-Australia itu juga tidak mau terjebak dalam pacaran ala anak muda sekarang. Wajahnya yang tampan itu tidak menjadikannya seorang pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Lha pacar saja dia nggak punya.

"Kamu nggak kepikiran ke Indonesia, Ga?" Tanya Raka.

"Ada, tapi nanti kalau udah menyelesaikan tugas akhirku" jawabku.

My Student, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang