Mobil Ali berhenti tepat di halaman rumah mewah Jane. Adik kelasnya itu mengadakan party di rumahnya yang ia ketahui luasnya hampir seperti mansion milik keluarganya.
Ali membuka pintu di sampingnya, keluar lalu di susul oleh cewek yang duduk di sampingnya tadi begitupun dengan Anna.
Ali benar-benar mengabaikan Anna selama perjalanan tadi. Padahal jelas cowok itulah yang mengajak Anna ke tempat ini tapi lihat, cowok itu lebih memilih bersama cewek baru nya itu ketimbang kekasihnya sendiri.
Miris sekali kisah cintanya ini. Ah, sejujurnya ia penasaran, sebenarnya cowok itu mencintainya atau bukan? Karena selama 3 tahun mereka menjalin hubungan ini hanya ia yang terlihat seperti berjuang disini.
Ia ingin bertanya langsung apakah Ali mencintainya atau tidak. Jika tidak maka ia akan mencoba mundur tetapi ia takut Ali kembali marah padanya dan lagi ia terlalu takut jika melihat cowok itu kembali menatapnya tajam. Ia terlalu takut ketika cowok itu kembali menganggapnya orang asing walaupun itu sudah terjadi selama ini.
"Sebenarnya aku pacar kamu bukan sih? Aku capek, aku mau berhenti tapi rasanya akan sangat menyakitkan." batin Anna berucap sembari menatap kedua punggung yang tengah berjalan bermesraan di depannya sana.
Lebih baik tadi ia menolak dengan memberikan alasan sedang sakit saja sehingga tak melihat pemandangan seperti sekarang ini tapi apalah dayanya? Nasi telah menjadi bubur, ia harus menanggung resikonya.
Tangan Anna terangkat, menghapus air mata di pipinya yang kembali jatuh. Dengan berat hati ia melangkah ikut berjalan masuk ke dalam kediaman rumah Jane.
🦋🦋🦋
Anna hanya berdiri diam layaknya patung. Ia tak tau harus kemana karena jujur ini adalah kali pertamanya ia ke rumah Jane. Dan lagi, tak ada satupun orang yang ia kenali disini.
Lagipula ia dan Jane tak dekat. Awalnya ia bingung karena cewek itu sempat mengundangnya dan ia sudah menolak tetapi entah dari mana Ali kembali memaksanya untuk menemaninya dan sekarang ia menyesal telah menerima tawaran cowok itu beberapa jam lalu.
Dan sekarang berakhirlah ia di sini, berdiri menatap orang berlalu lalang dengan pasangan masing-masing sambil berpegang tangan manis sedangkan dirinya? Dirinya seperti patung yang sedang ditinggal pasangannya.
Anna bernapas dengan lega saat suara MC berhasil menarik perhatian semua para tamu. Entah ini para tamu orang berbisnis dari kalangan orang tua Jane yang jelas ia tak tau dan tak ingin tau. Tetapi sepertinya semuanya rata-rata dari sekolahnya. Ya, sepertinya Jane mengundang beberapa teman dan kerabat terdekatnya.
"SELAMAT MALAM SEMUANYA! GIMANA KABAR KALIAN SEMUA? GUE HARAP SEMUANYA BAIK!"
"MALAM!! BAIK KAAAKK!"
Semua orang yang berdiri di tempat masing-masing berteriak dengan semangat sambil menatap kearah sang pembawa acara.
"GUE IKUT BAHAGIA DENGERNYA!!" Teriak sang MC. "SEBELUM KITA LANJUT KE ACARA TIUP LILINNYA, DISINI GUE SAMA TEMAN-TEMAN GUE MAU NUNJUKIN SESUATU BUAT KALIAN SEMUA!"
Semua orang mulai berbisik-bisik, bertanya-tanya apa yang dimaksud oleh pembawa acara tersebut.
"APA KALIAN BERSEDIA INGIN MELIHATNYA?"
"BERSEDIA!!"
Teriak semua orang lagi dengan kompak karena tak ada pilihan lain selain mengiyakan, mereka penasaran.
"BAIKLAH KALO GITU, TAPI SEBELUM KALIAN LIHAT SUPRISE NYA GUE MINTA JANE SELENA BUAT NAIK KE ATAS PANGGUNG TERLEBIH DAHULU!"
"Buruan Jane, gue penasaran suprise apa yang dimaksud kak Jing buat kita-kita." bisik Bella dengan tangan mendorong sahabatnya itu agar segera naik keatas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANDO
RandomBagi Anna dunia sangatlah kejam. Rasanya dia ingin berhenti di satu tempat agar kesedihan berhenti dia dapatkan tetapi sudah berulang kali dia coba hasilnya selalu sama. Bagaimana jika melepaskan saja sangat sulit sedangkan ketika dia bertahanpun r...