06🦊 MULAI JUJUR

3.4K 308 62
                                    

"Nggak bisa kan?" lirih Anna dengan senyum kecut.

"Anna..."

"Aku capek."

"Aku minta maaf."

"Kak Ali nggak pernah sungguh-sungguh sama aku. Aku capek. Kita cukup sampai disini aja hubungan ini, mungkin dengan ini aku bakal bahagia."

Alis Ali terangkat, menatap Anna tajam. Tak terima atas apa yang barusan Anna katakan.

"Jadi maksud lo selama ini lo nggak bahagia sama gue? Gitu?!"

"Bukan gitu, maksud akakh!" Anna meringis pada rambutnya yang tiba-tiba di cengkram, sangat sakit.

"Gue nggak masalah kalo lo minta putus dari gue tapi apa lo udah mulai lupa hem?"

Kening Anna mengernyit tak paham. "Maksud kak Ali apa? Aku nggak ngerti."

Ali menganggukkan kepala. Mendekatkan bibir ke telinga Anna, ia berbisik di sana. "Bokap lo lagi di rumah sakit kalo lo mulai lupa." bisik Ali mengingatkan.

Anna terdiam dengan jantung berdegup. Ia menoleh guna menatap Ali dengan susah payah. "Kak Ali mau apain Papa aku?"

Ali tersenyum sinis. Tangannya melepaskan tangannya yang mencengkram rambut Anna tadi. Jari-jarinya menyelipkan rambut Anna ke belakang telinga lalu berbisik pelan sekali lagi. "Sekali lagi lo minta putus, gue jamin lo nggak akan lihat pria tua itu lagi."

Deg!

🦋🦋🦋

Pranggg!!!

Bunyi pecahan terdengar nyaring terdengar memekakkan telinga. Tubuh Anna merongsot ke lantai dengan tubuh yang masih basah mengabaikan pecahan-pecahan yang berserakan di lantai basah di dalam kamar mandi itu.

Saat ini ia sudah berada di dalam rumahnya, lebih tepatnya kamar mandi kamarnya semenjak beberapa jam yang lalu. Mengapa sulit sekali lepas dari cowok itu? Ia lelah dan ingin beristirahat dari semua ini tapi mengapa sulit sekali?!

"A-aku capek hikss..."

Sekarang cowok itu memiliki ancaman lagi dan sekali saja ia berontak maka sudah dipastikan apa yang tak ia inginkan bakal terjadi.

"A-aku capek..." kembali Anna berucap dengan bibir bergetar. Jujur saja ia benar-benar lelah dengan kehidupan ini namun ia masih memiliki orang-orang yang menyayanginya selama ini.

Anna menoleh cepat saat mendengar ponselnya berdering yang ia letakan di atas ranjang. Cepat-cepat Anna menegakkan tubuhnya, mengabaikan tubuhnya yang masi basah ia berjalan mendekati ranjang guna melihat.

Alex is calling...

Anna meneguk saliva, jujur saja ia ingin menjawab panggilan tersebut tapi ia tak ingin Ali mengetahui hal ini. Ia capek terus disalahkan.

Alex is calling...

Lagi, panggilan dari username yang sama, Anna terus berdiri mematung menatap layar ponselnya yang terus memperlihatkan panggilan masuk itu namun kembali, mati.

Tring!

Alex: Gue cuman mau bilang Anna, lo nggak sendirian ingat. Gapapa kalo lo nggak mau jawab telepon dari gue, tapi lo harus ingat, gue selalu ada buat lo.

Anna menjatuhkan air matanya. Andai Ali bersikap manis padanya sehari saja mungkin ia akan melupakan semua kesalahan yang pernah cowok itu berikan tapi sepertinya hal itu mustahil. Anna menggeleng pelan.

Tring!

Alex: Goodnight, Anna.

Menghela napas dalam-dalam Anna menatap layar ponselnya yang mulai mati.

"Maaf Alex."

🦋🦋🦋

Setelah melewati kejadian menyedihkan semalam, Anna memilih menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya. Namun sekarang ia harus merutuki kedua sahabatnya itu karena meninggalkannya sendiri di aula dengan alasan akan memesan makanan untuk mereka bertiga.

"Lo di apain semalam sama Ali?"

Anna membalikkan tubuh dengan cepat saat mendengar suara dari arah pintu yang amat sangat ia kenalin. Anna meneguk saliva gugup saat melihat Alex melangkah mendekatinya yang berdiri terkejut.

"Kenapa nggak jawab panggilan dari gue semalam?" tanya Alex usai berdiri di depan Anna. Cowok itu menatap Anna menuntut jawaban. Ia tau semalam Anna belum tidur, bahkan Anna masih terlihat aktif.

"Aku baik-baik aja, Lex. Please kita nggak usah dekat dulu, aku takut kak Ali makin marah sama aku." pinta Anna menunduk tak berani menatap wajah Alex.

"Kalian belum putus?"

Anna refleks mendongak menatap Alex, pertanyaan barusan terdengar ada nada tidak sukanya.

"Maksud kamu apa? Aku sama kak Ali nggak mungkin putus." entahlah, ia bingung dengan jawabannya sendiri.

Alex menganggukkan kepala dengan pelan, menatap cewek di depannya sekarang. "Oke."

Anna terdiam, mendongak ia menatap Alex yang kini tersenyum aneh sebelum cowok di depannya itu tertawa seperti orang gila. Detik berikutnya Anna tersentak dengan reflek memundurkan tubuh ke belakang saat cowok itu melangkah maju.

"Lo nggak aman kalo masih sama dia, Anna." lanjut Alex.

"Kata siapa?" tanya Anna cepat.

"Gue! Lo nggak bisa bohong Anna. Lo tersiksa sama berengsek itu!"

"Cukup, Lex!" bentak Anna kecewa, air matanya jatuh membasahi pipinya. "Yang kamu sebut berengsek itu cowok aku, berhenti ngurusin aku. Mulai sekarang kamu nggak usah ngomong sama aku lagi." teriak Anna dengan perasaan kecewa sebelum berjalan menuju pintu.

Benar-benar sangat kecewa dengan apa yang dikatakan Alex walaupun ia tau itulah kenyataannya. Tapi disini ia membutuhkan suport, bukan hasutan dan penghinaan lagi.







"Dosa nggak sih kalo gue suka sama lo?"

***
TBC
27 November 2022

ALIANDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang