07🦊 TENTANG HATI

3.1K 290 108
                                    

Langkah Anna terhenti begitupun dengan tangannya yang berniat menarik ganggang pintu. Jantungnya berdebar, tolong katakan ini cuman mimpi.

Alex membalikkan tubuhnya, menatap punggung Anna yang masih berdiri di ambang pintu sambil berjalan mendekati Anna.

"Dosa nggak sih kalo gue berharap lo putus sama Ali?" tanya Alex. Kini ia berdiri tepat di belakang tubuh Anna yang masih berdiri diam.

Anna memejamkan mata dengan erat. Mengapa? Pertanyaan itu ia pertanyakan sekarang. Mengapa harus dirinya, mengapa? Masih ada banyak cewek di SMA SAKURA ini lalu mengapa harus dirinya, mengapa?

Kedua tangan Alex memegangi pundak Anna, membalikkan tubuh Anna agar bisa melihatnya dan kini mereka saling berhadapan, saling menatap masing-masing dengan tatapan berbeda.

"Gue minta maaf tapi gua nggak bisa bohong, gua sayang sama lo, Anna."

"T-tapi aku——"

"Gue tau lo bakal nolak, please lo baik-baik aja biar gue mundur dengan tenang."

Deg!

Anna menatap tepat di kedua iris itu. Terdapat secercah kilatan kekecewaan dan permohonan dari nada barusan. Apa ia salah jika masih tetap mempertahankan Ali sedangkan cowok itu tak pernah sekalipun menganggapnya?

Mengapa Alex datang di saat keadaan yang tak tepat seperti sekarang ini ketika ia sudah menjadi milik orang lain, mengapa? Ia tau cinta dan perasaan Aex jauh lebih besar dari Ali tapi ia adalah orang yang tak bisa berpaling dengan cepat begitu saja. Ia akan lebih memilih setia walaupun tau Ali tak pernah menganggapnya sekalipun.

Bruk!

"Lex..." jantung Anna seketika berhenti berdetak ketika tubuhnya menubruk dada bidang Alex karena tarikan cowok itu yang tiba-tiba.

"Biarin kayak gini dulu, sebentar aja. Karena setelah ini gue bakal bersikap kayak yang lo minta." bisik Alex terluka sambil mengeratkan pelukan. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Anna dengan mata terpejam kuat.

Anna kembali terdiam, tak mendorong tubuh Alex, begitupun juga dengan bibirnya yang tak bisa mengatakan sesuatu pada cowok yang tengah memeluknya sekarang.

Ia bimbang, antara ingin mengakhiri semuanya atau bertahan. Jika ia bertahan maka sudah jelas ia harus siap menerima risikonya lagi. Tapi jika ia menyerah, itu artinya ia akan bahagia tapi tidak dengan hal yang selama ini menjadi awal mula penderitaannya di mulai.

Alex menjauhkan tubuh mereka, menatap Anna dengan memberikan senyum tipis. Tangannya terangkat, menyentuh pipi Anna dengan lembut.

"Gue harap setelah ini lo baik-baik aja, gue janji setelah ini kita bakal jadi orang asing."

"Lex..." bibir Anna bergetar. Matanya memanas, entah mengapa kalimat itu berhasil mendobrak sesuatu di dadanya. Rasanya sakit, Anna menatap Alex lalu tersentak ketika melihat iris itu berkaca-kaca.

Tangan Alex dengan lembut terlepas, terkekeh kecil lalu dengan cepat membalikkan tubuhnya. Tangan Alex menarik ganggang pintu agar segera pergi karena tak ingin menjatuhkan air mata di depan cewek itu.

Grepp!

"Jangan..." bisik Anna dengan tangan memeluk tubuh Alex erat dari belakang.

Memejamkan mata dengan erat tangan Alex meremat pergelangan tangan Anna yang berada tepat di atas perutnya.

"Aku juga sayang sama kamu, Lex. Aku mohon jangan ngomong kayak tadi..." lirih Anna mengeratkan pelukan.

Alex terdiam, bolehkah ia berjuang kembali? "Please, ngomong sekali lagi." batin Alex berharap.

"Aku sayang sama kamu, Lex." bisik Anna seakan mendengar suara hati Alex.

Tangan Anna semakin kuat memeluk pinggang Alex, berharap Alex menarik lagi apa yang barusan cowok itu katakan. Jujur saja beberapa menit tadi ia tak ada maksud mengatakan hal seperti itu, tidak. Ia hanya kecewa dan terbawa emosi, ia senang Alex ada di dekatnya. Ia senang karena selama ini tak ada satupun cowok selain Ali dan kini Alex hadir dan dengan begitu saja ia ingin menyuruh cowok itu pergi? Tidak! Ia tak bisa membalas perasaan Alex bukan berarti ia membiarkan cowok yang sedang ia peluk sekarang ini pergi begitu saja.

Alex membalikkan tubuhnya menghadap Anna, kini mereka berdua saling berhadapan, saling menatap saat tangan Alex menangkup kedua pipi Anna.

Tersenyum bahagia, tangan Alex menarik tubuh Anna ke dalam pelukan. Kedua tangannya memeluk pinggang Anna dengan erat seakan mengatakan bahwa ia benar-benar bahagia sekarang. Tangan Alex naik, mengelus surai Anna dengan bibir yang tak berhenti tersenyum.

"Thanks." bisik Alex pelan.

Anna mengangguk, mengangkat kepala ia tersenyum menatap Alex yang lebih tinggi darinya. "Maaf udah buat kamu kecewa."

Alex kembali menarik kepala Anna untuk bersandar ke dadanya. Tangannya kembali mengusap surai Anna.

"Nggak, lo nggak salah apa-apa," bisik Alex. "Gue yang salah, bisa-bisanya gue jatuh cintanya ke lo yang jelas-jelas udah milik orang lain." lanjut Alex.

"Lex, bisa lepasin aku? Aku takut ada yang lihat." lirih Anna sedikit cemas. Ya walaupun koridor terlihat sepi namun tetap saja ada rasa takut di hatinya.

"It's okay."

"Tapi..."

"Percaya sama gue, Ali nggak bakal tau." tangan Alex menggenggam kedua tangan Anna, meyakinkan bahwa apa yang barusan terjadi tak akan cowok itu tau.

Anna menghela napas. Baiklah ia akan percaya dengan apa yang cowok di depannya ini katakan. Tangannya membuka pintu di depan mereka. "Aku mau ke kelas."

"Lo nggak mau nyusul Watty sama Kinan?" tanya Alex.

Anna menggelengkan kepala. "Kayaknya Watty sama Kinan udah ke kelas mereka deh."

"Iyalah, orang gue yang minta mereka." batin Alex membalas. "Jadi?" alis Alex terangkat.

"Aku mau ke kalas aja."

"Yaudah ayok."

"Eh?" Anna refleks menatap Alex terkejut. Maksudnya Alex ingin mengantarnya? No, ia tak ingin masalah baru muncul lagi.

Alex terkekeh kecil, entah mengapa tiba-tiba ia menjadi gemas dengan cewek di depannya ini. Tangan Alex mengacak-acak rambut Anna membuat sang empu mendengus protes.

"Nggak usah geer, kita sekelas kalo lo lupa."

Anna meringis malu dengan pikirannya yang salah pada ucapan Alex tadi. Astaga! Ia pikir Alex bermaksud mengantarnya ke depan kelas mereka seperti di film-film yang sering ia tonton tersebut. Sekali lagi Anna meringis malu.

Kembali Alex terkekeh kecil dengan tangan kembali mengacak-acak rambut Anna.

Tanpa keduanya sadari, ternyata sedari tadi ada yang merekam aksi kedua orang itu dari koridor yang tak jauh dari aula tersebut.

"Gue jamin kali ini Ali bakal putusin lo, Anna." gumam orang itu dengan senyum licik sebelum memasukkan ponselnya ke dalam kantung seragamnya.

"Dan gue jamin setelah ini lo bakal terbaring di rumah sakit." tambah sebuah suara dari belakang tubuh seseorang yang telah mengambil rekaman diam-diam tersebut.

Deg!!

***
TBC
2 Desember 2022

ALIANDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang