"Ma..."
"Ini maksudnya apa? Tanggungjawab apa? Ngehamilin siapa? Siapa yang lagi hamil? Bukan kamu kan?" Tanya Melinda bertubi-tubi. Kini ia berdiri di tengah-tengah kedua remaja itu.
Jantung Anna kembali berdetak makin kuat. Ia meremat jarinya yang berubah dingin. Ia membutuhkan Watty dan Kinan sekarang.
"Tante aku bisa jelasin semuanya, tante tenang dulu."
Anna menoleh terkejut mendengar penuturan Ali barusan. Apakah Ali akan bertanggung jawab? Apakah Ali akan mengakui yang sebenarnya pada Mamanya?
Melinda menoleh kearah Ali yang sudah dikenalnya itu, mengangguk sebagai jawaban atas perkataan Ali barusan.
"Kita masuk dulu ke dalem, nggak enak kalo tetangga denger." ucap Ali penuh dengan drama. "Sial! Bikin lama aja deh." Umpat Ali dalam hati karena sudah pasti dengan ini ia akan telat mengunjungi club tempat Airin beritahu lewat pesan beberapa jam lalu.
"Ya, kamu harus jelasin ini ke tante, Ali." ucap Melinda sebelum meninggalkan kedua remaja itu.
Setelah punggung Melinda sudah tidak terlihat Ali mencekal lengan Anna tiba-tiba, menarik Anna sedikit menjauh dari taman agar Melinda tidak lagi mendengar.
"Lo emang suka bikin masalah hah? Kalo lo gugurin dari awal nggak bakal panjang gini bego!" Bentak Ali. Sangat-sangat frustasi sekaligus emosi.
"Kak Ali bilang cinta sama aku waktu itu, berarti kak Ali harus tanggung jawab! Apa kak Ali pikir aku juga mau di posisi ini? Nggak!"
Ali mengusak rambutnya frustasi. Menendang udara dengan kesal sebelum tangannya menarik lengan Anna mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah.
Anna mengikuti langkah cepat Ali dengan buru-buru sambil meringis sakit karena cekalan Ali. Dalam hati ia berharap Watty dan Alex sedang dalam perjalanan menuju rumahnya.
🦋🦋🦋
"BOHONG!!"
Teriak Anna nyaring. Menatap Ali tak percaya sekaligus terluka. Bagaimana bisa cowok itu mengatakan pada Mamanya bahwa bukan dialah yang menghamilinya.
"Ini nggak mungkin kan?" tanya Melinda kecewa. Menatap Putrinya dengan terluka. Pipinya basah dengan segala perasaan kecewa.
"Kalo tante mau aku bisa jelasin semuanya, kejadian malem itu." Kata Ali. Benar-benar menciptakan kebohongan yang luar biasa untuk menutupi kesalahannya.
"Ma, jangan percaya sama cowok berengsek kayak dia. Dia bohong Ma... percaya sama aku. Lepasin aku berengsek!" Berontak Anna.
Berusaha melepaskan diri dari pelukan Ali yang ia rasa sangatlah kuat. Dadanya benar-benar sangat sakti. Ia pikir Ali akan mengakui kesalahannya namun, ia benar-benar menyesal telah mengenal Ali selama ini.
"Tante nggak mau denger apa-apa dari kalian, sekarang kamu pergi. Pergi." Usir Melinda. Masih dilanda keterkejutan dan kekecewaan besar.
"Tapi tante harus denger..."
"SAYA BILANG PERGI!!"
Ali mengumpat dalam hati dengan emosi. Melepaskan tubuh Anna ia segera menegakkan tubuhnya. Berjalan dengan perasaan emosi menuju pintu namun tertahan ketika melihat tubuh Anna yang terdorong sehingga terjatuh.
"Ma.. hikss... a-aku bisa jelasin semuanya..."
"KAMU MAU JELASIN APA HAH? KAMU MAU JELASIN KALO KAMU NGGAK SALAH? SEPERTI ITU ANNA?" Teriak Melinda. Menatap penuh kecewa pada putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANDO
RandomBagi Anna dunia sangatlah kejam. Rasanya dia ingin berhenti di satu tempat agar kesedihan berhenti dia dapatkan tetapi sudah berulang kali dia coba hasilnya selalu sama. Bagaimana jika melepaskan saja sangat sulit sedangkan ketika dia bertahanpun r...