Selamat membaca, jangan lupa vote dan tinggalkan komen yahh🖤
***
Kinan tidak tenang semenjak pulang dari sekolah tadi. Ia masih merasa ada yang tak beres akibat pertanyaan siang Airin tadi. Sangat mustahil jika hal buruk tak akan terjadi karena seorang musuh baru saja mengajak sang lawan makan malam bersama. Apa semua orang yang mengikuti makan malam singkat tersebut akan baik-baik saja? Mustahil!
Sudah mereka bilang sebelumnya bukan? Airin dan Jane berbeda. Jika Jane lebih suka melakukan sesuatu yang menurutnya benar di depan semua orang maka hal itu sebaliknya pada Airin. Airin lebih suka bermain di belakang dan itu kadang membuat mereka selalu berwaspada.
Kinan mendengus, menyandarkan punggungnya pada sofa sebelum menoleh kearah tangga dimana seseorang tengah berjalan turun.
Watty.
Ya, saat ini ia dan Watty tengah berada di apartemennya. Jika kalian bertanya dimana Anna, sahabat mereka itu tengah bersama Alex.
Karena mereka berada di kelas yang berbeda, Alex mengatakan pada mereka bahwa akan mengantar Anna ke apartemennya jika mereka sudah selesai membeli buku dan berjalan-jalan sebentar.
Ia tak percaya ini. Bukankah kedua orang itu tengah melakukan sebuah kencan? Sungguh, ia tidak bisa percaya bahwa ternyata cowok itu menyukai sahabatnya itu dan ia tak bisa berbohong bahwa ia sangat merestui hubungan kedua orang itu.
Alex adalah cowok yang baik, tentu saja. Ia sangat percaya pada cowok itu ketimbang Ali. Ia yakin Anna akan bahagia bila bersama Alex suatu saat nanti.
Sangat terlihat dengan jelas bagaimana Alex mengkhawatirkan keadaan Anna selama ini. Bagaimana cowok itu rutin bertanya apakah Anna menginginkan sesuatu. Sangat jelas Alex menunjukkan ketertarikannya pada sahabatnya itu.
Namun ia tidak ingin mengambil keputusan terlebih dahulu karena biar bagaimanapun juga anak yang tengah di kandungi Anna sekarang adalah anak Ali.
Ini membuatnya pusing. Ia ingin Anna bahagia tentu saja, dan ia yakin Alex adalah orang yang tepat untuk sahabatnya itu namun, Ali keparat sialan itu sudah pasti tak akan tinggal diam. Cowok itu sudah pasti akan melakukan segala cara agar kedua orang itu tidak bisa bersama selagi cowok itu masih berada di dunia ini.
"Gue masih nggak tenang." kata Watty tiba-tiba.
Kinan menoleh ke samping, ikut mengangguk. "Gue yakin Airin tengah rencanain sesuatu, tapi apa?"
"Gue juga nggak tau, tapi kita harus waspada, Airin licik banget, kalah mah kalo Jane." Kata Watty sedikit meledak.
"Bedanya Jane nggak suka diem-diem, si bodoh itu bakal ngamuk di depan bukan di belakang." jujur Kinan tentang sepupunya.
"Lo nggak kasihan apa kalo terus kasar sama sepupu lo itu?" Tanya Watty sedikit menggoda.
"Walaupun kelakuan dia kayak gitu tapi tetep aja, sepupu gue..." Balas Kinan membuat Watty tertawa. Itu memang benar. "Bosen bangat kalo setiap kali ketemu Paman Leksi sama tante Nadia harus terus bohong, berdosa banget gue sama orang tua." curhat Kinan.
Watty kembali mengeluarkan tawanya. Ia tak bisa membayangkan berada di posisi Kinan tapi jujur, Kinan memang sudah bercerita tentang Jane padanya dan ia sedikit kasihan pada cewek itu namun, kelakuan Jane selama ini sudah sangat keterlaluan membuatnya tak bisa menahan umpatan ketika sudah berhadapan dengan sepupu sahabatnya itu.
"Eh? Anna kok belum balik ya? Udah jam berapa ini?" Tanya Watty yang baru sadar. Menoleh kearah jam yang besarnya melebihi kepalanya di ruang tamu.
"Coba telepon."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANDO
RandomBagi Anna dunia sangatlah kejam. Rasanya dia ingin berhenti di satu tempat agar kesedihan berhenti dia dapatkan tetapi sudah berulang kali dia coba hasilnya selalu sama. Bagaimana jika melepaskan saja sangat sulit sedangkan ketika dia bertahanpun r...