"Ssshh."
Ali membuka kedua matanya saat mendengar ringisan seseorang yang sangat amat ia kenalin. Kepalanya menoleh, langsung saja tatapan kesal ia lemparkan pada sang pemilik.
"Kenapa lo?"
Anna menoleh kebelakang, menatap diam Ali yang sepertinya mulai kembali seperti biasanya, jahat dan kasar. Senyum kecut ia lemparkan pada dirinya sendiri karena lagi-lagi termakan omongan manis Ali untuk kesekian kalinya lagi. Seharusnya ia tak mempercayai kata-kata Ali semalam karena ia akan berakhir seperti ini lagi.
"Aku gapapa." balas Anna parau. Punggung tangannya mengusap bawah matanya yang basah usai mengalihkan perhatian. "Dasar lemah." Ejeknya pada diri sendiri.
Ali mengangguk, ia melemparkan tatapan kearah ponselnya yang berdering memecahkan keheningan, tangan Ali terulur guna melihat sang pengganggu.
Anna memejamkan matanya erat-erat saat tak sengaja melihat sang penelepon. Dengan rasa sakit batin dan fisik tangannya menarik selimut dengan kuat. Setelah membungkus tubuhnya, ia berjalan tertatih menuju kamar mandi yang berada di kamar apartemen.
"Bodoh banget sih!" batin Anna, merutuki dirinya yang lagi-lagi lemah.
"Lo kenapa sih?" tanya Ali kesal dengan menatap Anna yang kembali meringis. Ya, ia mana tau kalau Anna hanya meringis seperti itu tanpa berniat memberitahu padanya.
Anna kembali menggeleng sembari melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi dengan kesakitan. Ia benar-benar merasa kewanitaannya benar-benar lecet. Belum lagi, ia benar-benar merasa sakit yang teramat di area intinya akibat perlakuan Ali semalam.
"Terserah." balas Ali jengah. Kembali ia menatap layar ponselnya yang menampilkan panggilan masuk dari Jane.
"Lama banget sih jawabnya."
🦋🦋🦋
Jane menatap kesal kearah Ali yang baru menerima panggilan video darinya. Matanya menatap sekeliling kamar Ali guna mencari seseorang yang amat sangat ia benci.
Mendengus pelan Jane kembali melemparkan tatapan kearah Ali yang bertelanjang dada.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Jane berbasa-basi. Menatap Ali dengan tatapan nakalnya.
Jane meneguk saliva saat Ali di seberang sana mengarahkan kamera ke tubuhnya. Refleks tangan Jane memegangi intinya yang tertutup rok sekolahnya. "Sial, gue basah." Rutuk Jane dalam hati.
"Jangan bilang lo sekarang horny, Jane."
Jane tanpa ragu mengangguk. Tangannya semakin cepat mengusap kain penutup bagian bawahnya. "Sial." Jane mendengus saat melihat Ali menyeringai di seberang sana.
"Gue bisa bantu lo orgasme."
"Yah..."
"Lo lagi dimana sekarang?" Tanya Ali di seberang sana.
"Gue lagi di kamar."
Terlihat dari layar ponselnya Ali menganggukkan kepalanya. Jane menunggu isyarat selanjutnya namun terlihat pandangan Ali beralih darinya ke tempat lain membuat Jane memicingkan matanya penasaran.
"Lo masih sama cewek jalang itu?"
"Dia cewek gue kalo lo lupa, Jane."
Jane memasang wajah menahan kesal, tangannya terkepal dengan kuat dengan rahang mengeras pertanda sangat-sangat marah ketika melihat Ali meletakkan ponsel di atas kasur begitu saja dan berlalu ke arah Anna yang tak ia ketahui keberadaannya. Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANDO
RandomBagi Anna dunia sangatlah kejam. Rasanya dia ingin berhenti di satu tempat agar kesedihan berhenti dia dapatkan tetapi sudah berulang kali dia coba hasilnya selalu sama. Bagaimana jika melepaskan saja sangat sulit sedangkan ketika dia bertahanpun r...