15🦊 MAAF

2.3K 238 63
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote dan tinggalkan komen yahh🖤

***

"Pasien baru saja berniat membunuh janinnya."

Deg!!

Watty dan Kinan membatu di tempat. Tubuh mereka berdua menegang dengan jantung berdegup shock.

"J-janin?"

Sang dokter mengangguk mengiyakan pertanyaan kedua remaja di depannya itu sebelum berucap lagi, "Saya harap kalian bisa mencegah kejadian yang bisa saja teman kalian lakukan suatu hari nanti, saya mengerti dengan pergaulan kalian yang bebas dan menimbulkan masalah namun dengan membunuh darah daging sendiri yang tidak berdosa sama saja akan semakin mempersulit hidup Ibunya. Saya harap kalian sebagai temannya bisa membantu hal ini, saya akan memberikan sedikit obat dan vitamin untuk teman kalian agar tidak larut dalam kesedihannya dan berakhir dengan hal yang tidak diinginkan terjadi lagi nanti."

Walaupun masih dilanda perasaan terkejut Watty dan Kinan tetap mengangguk. Selama dokter di depan mereka itu sibuk menulis resep obat yang akan mereka tebus nanti mereka terus bertanya-tanya tentang jawaban dokter beberapa menit lalu.

"Kalian bisa menyuruh teman kalian meminumnya sehari dua kali agar janinnya tidak semakin lemah, dan saya harap kalian tidak meninggalkannya karena masalah ini."

Watty dan Kinan saling menatap sekali lagi, keduanya kembali menatap sang dokter lalu mengangguk. Tidak ada niatan sama sekali dalam benak mereka untuk meninggalkan Anna setelah di landa masalah sebesar ini. Jika mereka ingin, mereka telah melakukan hal itu sejak dulu.

Meneguk kasar saliva, Watty menatap sang dokter. "Berapa usia kandungan sahabat kami, Dok?"

"Satu minggu, ini masih sangat muda."

Kembali Watty dan Kinan dibuat terkejut, benar-benar tidak percaya dengan kenyataan ini.

Ini terlalu cepat dan, tiba-tiba.

🦋🦋🦋

Plak!

"Kin..."

Secepat kilat, Watty menarik tubuh Kinan menjauh dari Anna yang tengah menundukkan wajahnya. Jangan sampai Kinan hilang kontrol.

"Dimana otak lo, hah? Lo boleh bodoh dalam kisah cinta lo tapi nggak usah bodoh dalam hal seperti ini, Anna!"

"Kin..."

"Lo hampir buat gue sama Watty jantungan karena hal ini, lo pikir kita berdua marah karena lo hamil anak berengsek itu? Nggak Anna! Kita berdua marah karena pikiran lo terlalu kecil sampai-sampai milih buat ngebunuh darah daging lo sendiri!"

"Hiks... Hikss..."

Watty berpindah, setelah melepaskan tubuh Kinan dari tahanannya ia segera mendekati Anna, mengusap punggung sahabatnya itu untuk menenangkan.

"Gue tau lo cewek kuat."
"Sabar okay, kita jalanin ini bareng-bareng."

"Kalian selalu ngomong sabar tapi nggak pernah ngerasain sakitnya dalam sabar, aku ngerasain luka yang nggak pernah bersuara karena selama ini air mata aku jatuh tanpa suara... Aku capek."

"Dan lo pikir dengan ngambil jalan itu air mata lo bakal berhenti jatuh? Atau lo pikir luka lo bakal sembuh setelah lo berhasil dengan niat lo itu? Mikir pakai otak sebelum bertindak, Anna!"

"KINAN STOP!!"

Hening.

Tidak ada suara dalam ruangan itu. Hanya deru nafas dari Watty, Kinan yang memburu serta nafas Anna yang terdengar tercekat.

ALIANDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang