Selamat membaca, jangan lupa vote dan tinggalkan komen yahh🖤
***
Alex mematikan mesin mobilnya, menoleh ke sebelahnya lalu tertawa kecil, pelan-pelan ia mendekatkan wajahnya kearah Anna untuk memastikan sesuatu.
"Lucu banget sih, apalagi hidung lo yang merah kayak gini huh." lirih Alex pelan dengan punggung tangannya yang mengusap pipi Anna yang sedikit chuby menurutnya.
"Gue nggak bisa marah bahkan kecewa sama lo, gue terlalu sayang sama lo, An." lirih Alex lagi. Yakin hanya ia yang mendengar ungkapannya sendiri.
"Gue bakal selalu nunggu, gue percaya suatu saat nanti lo bakal milih gue." Tutup Alex dengan pelan sebelum memilih untuk membangunkan.
"Lex..."
"Hmm?" Gumam Alex tanpa membangun jarak.
"Aku jahat ya?" Tanya Anna tiba-tiba.
Ia merasa sangat egois sekarang, bagaimana tidak, di lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat menginginkan Alex selalu ada di dekatnya tapi pikirannya masih saja tertuju pada Ali.
Alex tersenyum manis, kembali menggerakkan tangannya menghapus cairan bening yang tiba-tiba membasahi pipi Anna.
"Lo nggak jahat, gue yang salah di sini karena berani mencintai milik orang." jawab Alex terdengar sakit.
"Lex, kamu nggak salah. Kita nggak bisa marah soal hati yang memilih siapa pilihannya, kita nggak bisa maksa hati kita buat berhenti mencintai seseorang, mengagumi seseorang, kita nggak bisa maksa hati buat berhenti melakukan hal itu. Aku nggak pernah marah dengan pengakuan kamu selama ini tapi aku nggak bisa Lex...aku nggak bisa nerima kamu." lirih Anna dengan wajah menunduk.
Cup!
Anna membeku ketika kecupan singkat itu mendarat lama di puncak kepalanya, ia memejamkan mata.
"Kenapa kamu dateng di waktu yang nggak tepat sih Lex, seandainya kalo kamu dateng lebih awal, aku pasti bakal jadi cewek beruntung di dunia karena mendapatkan cowok sebaik kamu." ungkap Anna.
Alex terdiam dengan sudut bibir yang terangkat membentuk sebuah senyum manis. Ia bahagia mendengar pengakuan itu.
"Gue sayang sama lo, banget. Tapi kadang gue bingung, An."
Anna mengangkat kepala, tangannya mendorong tubuh Alex agar sedikit memberikan ruang, mereka terlalu dekat.
"Bingung?" Tanya Anna tak mengerti.
Alex mengangguk, kembali menggerakkan tangannya. Kini jemarinya menyelipkan rambut Anna ke belakang telinga.
"Bingung cara ngelupain lo, lo udah berulang kali gue coba buat ngilangin wajah lo dari dunia gue tapi gue sadar, 100% itu sulit."
Jantung Anna berdegup kencang. Kalimat Alex sangat manis dan ia bersumpah ia tak tahan untuk tidak baper.
Boleh ia egois seperti Ali saja?
🦋🦋🦋
Kringg!! Kringg!!
Bel kedua istirahat berbunyi dengan nyaring membuat penghuni kelas yang tengah malas mendengarkan materi yang di terangkan Guru di depan mereka itu bersorak tertahan.
Bu Umy membalikkan badannya menatap anak-anak didiknya yang tengah memasang wajah pura-pura semangat bahwa mereka puas dengan materi yang di berikan.
"Ibu tau kalian semua bermuka tebal, tidak usah berpura-pura menjadi murid yang rajin." Cibir Bu Umy merapikan peralatan belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANDO
RandomBagi Anna dunia sangatlah kejam. Rasanya dia ingin berhenti di satu tempat agar kesedihan berhenti dia dapatkan tetapi sudah berulang kali dia coba hasilnya selalu sama. Bagaimana jika melepaskan saja sangat sulit sedangkan ketika dia bertahanpun r...