03. TEMAN KELAS
Kelas kosong sampai bel istirahat pertama berbunyi, membuat suasana yang semula gaduh semakin menjadi. Sebagian besar penduduk kelas langsung melesat keluar, mungkin pergi ke kantin atau tempat tongkrongan mereka.
Keysha menutup buku catatan milik Mia yang dipinjamkan padanya, dia memerhatikan kelas yang seketika sepi karena sebagian besar penghuninya sudah meninggalkan ruangan.
"Mau ke kantin?" tawar Mia.
Keysha menggeleng, dia sudah sarapan tadi pagi dan sekarang masih kenyang karena tidak melakukan apapun selain duduk sambil membaca buku. Bahkan setelah bermenit-menit, anak-anak masih menjadikannya bahan obrolan, tapi tidak ada yang benar-benar mendekat untuk berkenalan.
Ah, lagipula Keysha tidak menantikan hal itu. Dia tidak peduli akan mendapat teman atau tidak, menjalani hari dengan tenang di sekolah tanpa ada yang mengusik atau cari gara-gara dengannya saja sudah cukup.
Bangku yang ditempati Mia dan Keysha berada di pojok kiri kelas, sangat dekat dengan jendela dan pojok baca— tempat buku-buku yang digunakan untuk literasi pagi sebelum pembelajaran dimulai. Dari sudut ini, Keysha bisa melihat semua kegiatan yang ada di depannya. Terlebih, dua kursi yang ada di tepat di depan bangkunya kosong sejak pagi, mungkin penghuninya membolos atau datang ke sekolah tapi tidak masuk kelas karena tahu pembelajaran belum dimulai hari ini.
"Hai." Seseorang mengisi kursi di depan Keysha, duduk menghadap ke bangkunya. Senyum cerah menghiasi wajah cantik cewek itu, surai cokelat terang yang terlihat sangat alami menunjukkan mereka memiliki satu kesamaan— sama-sama berdarah campuran.
"Hai," balas Keysha singkat, cewek ini adalah orang pertama selain Mia yang mengajaknya berbicara.
"Gue Nadinne," ucapnya, mengulurkan tangan untuk berjabat yang langsung disambut oleh Keysha. "Semoga betah di kelas ini, ya? Emang agak ribut, tapi kami bukan pembuat onar, kok."
Keysha mengangguk, semoga saja. Dia baru sehari berada di kelas ini, tidak baik langsung menilai hanya dengan sekali lihat.
"Gimana kalau kita schooltour?" tawar Nadinne. "Keysha pasti belum tau tempat-tempat di SMA Putra Bangsa, kan? Kebetulan, gue paling jago masalah ini," ucapnya bangga.
"Ide bagus, Nadinne," jawab Mia. Melihat raut wajah Mia yang menyambut hangat, Keysha berpikir Nadinne tidak seperti cewek-cewek tadi. Mia masih punya teman di kelas, setidaknya dia tidak dijauhi semua orang di sini hanya karena pekerjaan orang tuanya.
"Boleh."
"Mau ke mana?" Satu orang lagi datang, Keysha tahu cewek berjibab ini. Kalau tidak salah tadi Pak Gatot memanggilnya Maysharoh, dia sekretaris kelas. "Hai, Key, gue Sharoh."
"Salam kenal."
"Mau schooltour, ikut?" Nadinne menawarkan pada Sharoh.
"Wah, pas banget. Gue tadi diminta Pak Gatot nganterin Key ke perpus buat ambil buku," jawab Sharoh. "Ayo sekalian."
"Ikuuuuut!"
Nadinne yang mendengar suara itu langsung menoleh dan memekik, "Nggak boleh!"
Padahal beberapa waktu lalu Keysha melihat Nadinne sebagai cewek anggun tidak banyak tingkah walau bukan tipe cewek kalem. Tapi setelah melihatnya berkacak pinggang dan menatap galak pada cowok di depannya, pandangan Keysha langsung berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [SEGERA TERBIT]✔
Ficção AdolescenteKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...