"Gue bilang juga apa, dia nggak salah!"
"Iya, iya. Udah jangan nangis."
Reyvan menarik dua lembar tisu dan menyerahkannya pada Reyhan yang masih tidak berhenti menangisi drama yang sedang mereka tonton. Dua remaja itu duduk lesehan di atas karpet, mereka antusias karena sekarang adalah episode terakhir.
"Gedeg banget gue sama cowoknya, si cewek boleh buat gue aja nggak sih?" Reyhan mendesis kesal, lalu menoleh. "Ra, kamu setuju kan punya kakak ipar kayak dia?"
Reyvan tertawa, dia ikut menoleh untuk melihat respons sang adik. Tapi yang ada,si kembar keluarga Arsyah itu justru mendapati si bungsu sedang senyum-senyum sambil menatap ponselnya.
Keduanya bertatapan bingung. Tidak biasanya Keysha sibuk sendiri dengan ponsel, apalagi ini adalah drama kesukaannya yang tayang seminggu sekali.
"Ra?"
Keysha terperanjat, ponselnya hampir tergelincir. Dia baru sadar Reyhan dan Reyvan kini menatapnya penasaran.
"Kenapa?" tanya Keysha, bingung.
"Harusnya kami yang tanya gitu, kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" Reyvan beranjak dan pindah ke sofa. "Padahal Kak Reyhan nangis nontonnya."
"Eh? Nangis?" Keysha menatap Reyhan yang langsung buang muka. "Emang kenapa nangis? Ada yang mati, kah?"
"Tuh, kan, kamu nggak nyimak ya?" Reyvan menggeleng sambil tersenyum, dia mengusap kepala Keysha. "Lagi senang banget kelihatannya, mau cerita nggak?"
Pupil mata Keysha bergerak ke kanan, menghindari tatapan Reyvan. Padahal tadi dia hanya diam, kenapa Reyvan bertanya seperti itu?
"Kamu senyum-senyum terus, padahal episodenya lagi sedih," kata Reyvan, seolah menjawab pertanyaan batin Keysha.
"Lagi kasmaran ya?" timpal Reyhan, alisnya naik turun untuk menggoda sang adik.
Segera Keysha mengelak. "Apa sih? Enggak kok. Aku cuma lihat instagram idolaku."
"Masa?"
"Ya udah kalau nggak percaya," balas Keysha sewot, lalu berdiri.
"Mau ke mana?"
"Ke mana aja terserah aku, dong."
Keysha benar-benar pergi, meninggalkan Reyhan yang langsung tertawa, sementara Reyvan tersenyum sambil geleng-geleng.
"Van, lo tau cowok yang namanya Rizal?" tanya Reyhan setelah Keysha menaiki tangga.
Reyvan mengingat-ingat, kemudian mengangguk. "Kenapa?"
"Dia suka Keysha," jawab Reyhan, dia mundur dan bersandar di kaki sofa.
Reyvan turun, duduk di samping saudaranya. Mereka sama-sama menatap lurus ke TV yang sedang menayangkan iklan, tidak ada yang bicara selama beberapa saat setelah Reyhan berkata seperti itu.
"Keysha juga suka dia." Reyvan berpendapat, sebenarnya dia tidak pernah mendengar Keysha mengatakan hal ini. "Wajar, mereka udah bukan anak kecil tapi nggak bisa dibilang udah dewasa juga. Cinta monyet."
"Karena cinta monyet itu, kita pernah hampir kehilangan Keysha," sahut Reyhan. "Gue nggak akan lupa itu."
Reyvan memutar kepala. "Han, itu karena mereka masih kecil. Lagipula, cuma karena satu orang, bukan berarti semua sama. Lo juga pernah ngobrol sama Rizal, menurut lo dia gimana?"
Reyhan diam sebentar, terbayang obrolan singkatnya dengan Rizal. Walau saat itu Reyhan bilang Keysha yang menyukai Rizal, sebenarnya Reyhan tahu bahwa cowok itu juga menyukai adiknya. Sekalipun Rizal berkata tidak, matanya tidak bisa berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [SEGERA TERBIT]✔
Ficção AdolescenteKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...