Mendekati hari olimpiade, jadwal bimbingan dilakukan lebih sering. Bahkan Sabtu ini mereka harus ke sekolah untuk bimbingan.
Semua peserta mendapat izin untuk tidak ikut latihan atau rapat organisasi, termasuk Rizal dan Keysha. Mereka berangkat terpisah tapi sampai di sekolah hampir bersamaan. Ketika Keysha turun dari mobil, Rizal baru memarkirkan motornya.
Sejujurnya Keysha masih penasaran, saat itu cidera apa yang diderita Rizal sampai tidak bisa ikut latih tanding? Bahkan harus diantar-jemput dengan mobil.
"Nanti di lab komputer, kan?" tanya Keysha saat mereka akhirnya bertemu di lobi dan melangkah beriringan.
"Iya."
Di hari Sabtu, sekolah masih cukup ramai. Hampir semua organisasi dan klub berkumpul di hari ini agar besok Minggu bisa benar-benar dipakai untuk istirahat.
Bimbingan dimulai setengah jam lagi, Keysha datang lebih awal karena sekalian diantar Reyhan dan Reyvan yang kebetulan juga akan pergi latihan basket ke akademi yang mereka ikuti.
Sementara itu Rizal memang selalu berangkat pagi. Di persimpangan pertama, Rizal berbelok ke kiri, arah berlawanan dengan lab yang mereka tuju.
Keysha yang semula hendak berbelok ke kanan, memutar kepala mengikuti ke mana cowok itu pergi. Rizal benar-benar tidak mengatakan apapun, dia seperti jauh lebih pendiam beberapa hari ini.
Ngomong-ngomong, Rizal tidak pernah mengirim pesan lagi. Terakhir kali saat menanyakan apakah Keysha kecewa tidak lolos Matematika yang membuatnya melewatkan kesempatan untuk berada di ruangan yang sama dengan Langit. Keysha tidak membalasnya, juga tidak membahas ketika bertemu karena berpikir cowok itu sudah melupakannya. Apa keputusan Keysha salah?
Melirik jam, masih ada waktu sebelum bimbingan dimulai. Keysha berbelok ke arah yang sama dengan Rizal, mengikuti cowok itu walau sudah tertinggal cukup jauh.
Keysha tidak memanggilnya, hanya mengikuti dalam diam. Sampai akhirnya dia tahu Rizal menuju ke gedung olahraga, mungkin menemui teman-teman futsalnya yang hari ini latihan.
Sebelum keluar dari koridor, Keysha sempat bertemu tatap dengan beberapa cowok bersetelan jersey basket. Salah satu di antara mereka adalah Khisom, berarti mereka anak kelas XI.
Tidak ingin terlibat masalah, Keysha mempercepat langkah. Dia tidak berbalik dan pergi, melainkan mengikuti Rizal. Jika memang Khisom tidak akan melepaskannya hari ini, setidaknya Keysha bersama Rizal nanti.
"Zal!"
Rizal sudah di depan pintu, langkahnya langsung terhenti mendengar suara Keysha memanggilnya. Cowok itu memutar kapala, menunggu Keysha yang berlari kecil ke arahnya.
Matahari menyorot dari Timur, mereka berdiri di tempat yang tidak dinaungi atap maupun tanaman. Rizal tidak menunggu lagi, dia mendekat dan langsung meraih tangan Keysha, mengajaknya masuk gedung.
Keysha yang kaget hanya menurut, tangannya baru dilepaskan ketika mereka sampai di tribune. Benar saja, seluruh lapangan di dalam gedung dipakai untuk latihan. Di dekat pintu Selatan ada tim futsal, beberapa dari mereka menoleh ketika menyadari kehadiran Rizal.
"Kenapa ikut?" tanya Rizal.
"Daripada sendirian di sana, terus tadi ada…" Keysha tidak melanjutkan kalimatnya, cowok-cowok yang dia maksud baru saja memasuki gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [SEGERA TERBIT]✔
Fiksi RemajaKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...