Hari terakhir masa hukuman Keysha. Kebetulan sekarang hari Jumat dan sekolah berakhir lebih awal karena ada rapat guru, teman-teman Keysha bisa membantunya menyelesaikan gudang terakhir yang belum dibersihkan.
Nadinne, Sharoh, Mia, Akbar, Sena, dan satu bantuan lagi dari kelas mereka : Hans. Walau gudang ini adalah yang paling besar di gedung sekretariat organisasi, tapi mereka menyelesaikannya lebih cepat. Belum sampai pukul 3 sore, tugas mereka sudah selesai.
Anak-anak itu berkumpul di depan gudang, duduk lesehan untuk menghilangkan rasa penat ditemani dengan beberapa camilan dan minuman dingin traktiran dari Keysha sebagai ucapan terima kasih.
"Sekali lagi terima kasih karena kalian udah bantuin gue. Next time ayo makan bareng," kata Keysha.
"Udah tugas kami sebagai teman buat bantuin lo, lagian organisasi sama klub yang kami ikuti juga pakai gudang ini. Kalau udah diberesin gini kan jadi gampang nyari apa-apa," jawab Hans, dia adalah salah satu anggota klub jurnalistik dan penyiaran yang menggunakan gudang atas.
"Bener kata Hans," timpal Nadinne.
Perkataan Nadinne cukup menarik perhatian teman-temannya, terutama Sharoh dan Sena yang langsung melongo.
"Wah, sebuah kejadian langka. Nadinne setuju sama omongan Hans, ini perlu diabadikan!" Akbar berseru.
"Berisik, Akbar!" Nadinne melotot, tak ayal membuat yang lain tertawa.
Berbeda dengan Keysha, dia beberapa kali memeriksa jam tangan, seolah menunggu sesuatu. Hal itu disadari oleh Mia yang duduk di sebelahnya.
"Kenapa, Key?" bisik Mia.
"Gue mau duluan, ke lapangan."
"Oh, iya." Mia mengangguk mengerti walau Keysha tidak menjelaskan secara detail.
"Guys, gue duluan ya? Terima kasih tadi udah dibantuin. Pokoknya harus tentuin waktu kapan bisa kumpul, kita makan dulu." Tanpa menunggu respons, Keysha melangkah mundur sambil melambaikan tangan, lalu berbalik dan sedikit berlari untuk mengejar waktu.
"Mau ke Rizal, ya?" tebak Sharoh. Tidak perlu ada yang menjawab karena mereka satu pemikiran sekarang.
***
Hari Jumat memang biasanya sekolah selesai lebih cepat, hari ini bahkan lebih cepat dari biasa. Walau begitu, latihan PKS tetap diadakan tepat setelah bel berbunyi. Sekarang mereka pasti berkumpul di lapangan upacara, itu tempat yang Keysha tunggu.
Suara komando pemimpin terdengar bahkan sebelum lapangan terlihat, Keysha tersenyum saat mengenali suara siapa itu. Dia mempercepat langkah, di tangan kanannya ada air mineral yang sempat dibelinya dari kantin tadi.
Seperti yang dia duga, para anggota PKS berkumpul di lapangan dan mengadakan pelatihan baris berbaris dan aturan lalu lintas. Latihan rutin ini diadakan setiap hari Jumat khusus untuk divisi ketertiban lalu lintas, tapi semua anggota baru mengikuti seleksi ini seperti halnya Keysha waktu itu— walau tidak jadi.
Rizal berdiri di depan salah satu pleton kelas X, memberi arahan. Walau sama-sama kelas X, dia mendapat posisi sebagai ketua pleton, bahkan jabatan asli di PKS adalah wakil ketua.
Pleton kelas XI dipegang oleh kelas XI pula, untuk kelas XII sudah tidak ikut campur lagi karena jabatan mereka selesai ketika masuk semester genap.
Keysha melangkah di koridor, pandangannya tertuju pada Rizal di sana, karena itu dia tidak fokus pada apa yang di depannya sampai tidak sengaja hampir menabrak seseorang yang keluar dari salah satu ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [SEGERA TERBIT]✔
Ficção AdolescenteKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...