sept

197 38 63
                                    

Halo, sebelumnya Orenji mau ngucapin,

Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin, ya. Maaf kalo misalnya orenji suka banget keliatan kesel atau jutek sama kalian. Itu aku pasti lagi bad mood aja, aslinya baik kok hehehe. Ga deng becanda.

Pokoknya, maaf ya kalo orenji banyak salah sama kalian. Wufyuu ❤

 Wufyuu ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Baekhyun, ayolah! Di mana Jongdae?" rengek Ae Young pada Baekhyun. Bos Jongdae ini sudah sangat jengah dengan Ae Young yang merengek dari tadi seperti anak kecil.

Dengusan kasar beberapa kali Baekhyun hembuskan.

"Baekhyun."

Baekhyun memejamkan matanya erat, dia juga meremas erat pena yang dia gunakan untuk menandatangani beberapa berkas.

Pagi hari sekali, Ae Young sudah berada di rumah Baekhyun. Menganggu pemuda itu dengan terus bertanya di mana kekasihnya itu.

Ae Young memang mendapat pesan dari Jongdae. Namun, dia tidak begitu saja percaya. Maka dari itu, Ae Young memutuskan untuk bertanya pada Baekhyun. Biasanya, pria Byun itu akan tahu di mana kekasih malaikatnya itu berada.

"Ae Young, kalau kau hanya ingin mengganggu waktu liburku. Lebih baik kau pulang," tutur Baekhyun yang membuat Ae Young memasang wajah sedihnya.

"Aku hanya bertanya di mana Jongdae. Aku tidak akan mengganggu jika kau memberi tahuku dari awal," jawab Ae Young dengan nada merengek.

Baekhyun memutar bola matanya jengah. Dia berdiri menatap datar gadis ceria di hadapannya.

"Biasanya dia pergi ke Cafe Jingga pagi hari seperti ini dan merenung di sana atau—"

Belum selesai Baekhyun berbicara, Ae Young sudah langsung melesat pergi dari rumah Baekhyun menuju tempat yang barusan lelaki berparas tak kalah tampan itu sebutkan.

Baekhyun menggidikkan bahunya acuh lalu kembali berkutat dengan dokumen-dokumen yang terabaikan beberapa saat tadi.

Benar saja apa yang dikatakan oleh Baekhyun tadi. Satu langkah kaki jenjang Ae Young dipijakan untuk memasuki Cafe Jingga, netranya sudah menemukan Jongdae yang seperti sedang menunggu seseorang. Terlihat dari dua cangkir kopi di atas meja.

Ae Young memutuskan untuk duduk di sudut cafe yang terletak tidak jauj dari Jongdae duduk.

Tidak lama, seorang pria bertubuh tegap dengan tampang yang rupawan menghampiri Jongdae. Samar-samar Ae Young mendengar percakapan mereka, hingga tiba saat pria tadi menyebutkan sebuah nama yang sepertinya tidak asing bagi Ae Young.

"Saluna, kau dengar bukan alasan dirinya meninggalkanmu? Sekarang, pilihan ada padamu. Kau ingin tetap bersamaku atau tetap berharap pria pengecut ini kembali padamu?"

Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang