neuf

155 33 42
                                    

Aku up lagi nih, masih ga mau vomment? Kalian mah :(((

Aku up lagi nih, masih ga mau vomment? Kalian mah :(((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sudah dua hari Saluna mengurung diri di kamar. Bahkan untuk sekedar mandi dan makan pun, Saluna merasa enggan. Rasa penasaran yang menggunung pada sosok Kim Jongdae semakin besar setelah dia mendengar samar-samar apa yang pria itu katakan tempo hari pada Jaehyun.

"Huh ..." Embusan napas kasar beberapa kali gadis manis itu embuskan.

Jongdae. Jaehyun. Dua nama yang dua hari ini kerap kali terngiang di benak Saluna. Dua pria yang jauh di lubuk hatinya masih memiliki ruang tersendiri.
Saluna menunduk dalam duduknya. Menatap karpet beludru berwarna merah, memainkan jari lentiknya di sana. Suara dering telpon dan pesan yang masuk pada ponsel Saluna, dia hiraukan. Bahkan, saat sang adik Cakrawala mengetuk pintu kamarnya pun, dia hiraukan.

"Lebih dari 7 miliar jiwa di muka bumi ini. Kenapa aku harus bertemu dengan mereka? Terlebih Kim Jongdae." Curhatnya entah pada siapa.

"Aku menyakiti Jaehyun si pria baik yang sering kali berada di sisiku. Argh!" erangnya frustasi.

"Kukira bersama dengan Jaehyun akan membuatku melupakan pria itu. Nyatanya, tidak sama sekali!" Lagi. Saluna mencurahkan seluruh isi hatinya pada sayup-sayup angin yang menrobos lewat jendela yang terbuka.

"Gamon."

Saluna menoleh cepat pada sumber suara di sampingnya. Dia menemukan Cakrawala tengah berdiri di sampingnya dengan tangan yang dia masukan pada saku celana training hitamnya.

perkataan Cakrawala membuat alis Saluna bertaut. Istilah yang dilontarkan sang adik tidak mampu diproses oleh otak Saluna.

"Gagal move on," ujar Cakrawala yang langsung mendudukan diri di samping Saluna. Ya, Cakrawala mendengar semua cerita Saluna dari awal. "Atau disebut sulit untuk berpindah kelain hati. Seorang teman dari Indonesia memberitahuku kata itu."

Saluna mengangguk. Bertanda bahwa dia mengerti. Maklumi saja, meski ayah mereka adalah orang Indonesia. Mereka tidak benar-benar paham tentang bahasa-bahasa gaul dari negara dengan seribu pulau itu. Mereka hanya tahu bahasa baku saja.

"Kau tidak bisa melupakan Jongdae Hyung kan?"

Saluna kembali mengangguk dalam diam.

"Itu namanya gagal move on."

"Noona, biar kuberi tahu. Biarkan hatimu yang memilih pada siapa dia akan berlabuh. Jangan biarkan emosimu yang memilih. Itu akan membuat semuanya kacau. Lihat dirimu sekarang, kau malah semakin kacau."

Cakrawala menatap sang kakak dengan tatapan lembutnya lalu perlahan bibirnya membentuk bulan sabit sekedar untuk menghibur Saluna. Karena dia tahu, pasti kakak perempuannya ini sedang gundah dan gelisah.

Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang