onze

163 43 51
                                    

50+ komen, 21+ vote, aku update lagi besok! Kalo engga, tunggu aja lagi kapan aku update :) jadi, buruan penuhin ceritanya sama komentar kalian ❤

50+ komen, 21+ vote, aku update lagi besok! Kalo engga, tunggu aja lagi kapan aku update :) jadi, buruan penuhin ceritanya sama komentar kalian ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berlalu. Kini Jaehyun semakin merasa jauh dengan Saluna, seringkali dirinya merasakan rindu yang menggebu setiap harinya. Lalu, ada perasaan tidak nyaman dalam dirinya saat Cakrawala tidak menghubunginya untuk memberi kabar bahwa kakak perempuannya itu baik-baik saja.

Mengenai obsesi, pria berlesung pipi itu pun sebenarnya tidak menjadikannya masalah. Rasa cinta yang dia rasakan sangat tulus, tidak mungkin menjadi sebuah obsesi. Tekadnya sudah bulat. Jaehyun ingin melindungi Saluna dengan sepenuh jiwa.

"Mau ke mana?" tanya Taeyong saat melihat Jaehyun keluar dari ruangannya. Taeyong adalah sekretaris pribadi Jaehyun, maka dia berhak tahu ke mana bosnya itu pergi. "Kau ada rapat satu jam lagi jika kau lupa." Mereka cukup dekat. Jadi, Taeyong tidak perlu repot-repot memakai embel-embel saat memanggil bosnya.

"Menemui kekasihku." Jaehyun menjawab tanpa mau menoleh pada Taeyong yang berdiri di ambang pintu.

"Ah." Jaehyun menghentikan langkahnya. "Untuk rapat. Kau bisa menggantikanku. Kabari padaku hasilnya."

Taeyong mendengus kesal, tapi mengangguk juga pada akhirnya. Direktur selalu benar, Direktur tidak boleh dibantah. Dua hal itu selalu menyadarkan Taeyong saat dirinya ingin protes pada atasannya itu. Meski di luar kantor mereka adalah sahabat, tetapi di dalam kantor mereka tetap atasan dan bawahan.

"Sabar. Tidak boleh mengumpat," ucap Taeyong meski sebenarnya ingin sekali dia memaki Jaehyun. Sudah kali keberapa atasannya itu mangkir dari rapat direksi.

Jaehyun melonggarkan dasinya sebelum memasuki mobil miliknya.

"Menemui Saluna sebentar saja. Kurasa tidak apa-apa." Begitu katanya sebelum mengukir senyuman di bibirnya.

Dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Saluna. Ah, begini rasanya rindu. Rasanya menyesakkan dan menggebu saat akan bertemu dengan subjek yang dirindukan.

Sepanjang jalan, senyum Jaehyun tidak luntur. Bahkan rasanya, ujung bibirnya akan sampai pada cuping telinga saking lebarnya dia tersenyum.

•••

Saluna bingung dengan kedatangan Jongdae yang datang cukup pagi. Bahkan dirimya belum bersiap sama sekali.

"Ada apa?"

Bukannya menjawab, Jongdae malah menggaruk kepalanya. Pria itu berkali-kali berdehem namun tak kunjung berbicara.

"Ada apa, Jongdae?" Saluna sedikit menaikkan volume suaranya yang membuat Jongdae sadar dari lamunannya.

"Begini, semalam aku menemukan Ae Young tengah mabuk."

"Lalu?"

"Aku ... tidak tahu harus bagaimana. Dia muntah dan mengenai bajunya. Tidak mungkin aku yang mengganti pakaiannya. Kau ..."

Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang